Pelajari! Solusi Jitu Meredakan 7 Penyakit Musim Pancaroba pada Bayi
Ketahui penanganan yang tepat mulai dari demam hingga infeksi telinga
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan terhindar dari virus serta bibit penyakit. Maka dari itu, tak jarang orangtua melakukan pengawasan ketat terhadap anaknya agar tidak jatuh sakit.
Namun, meskipun sudah dijaga sedemikian rupa, pasti ada saja virus yang menempel dan menyebabkan sang Anak jatuh sakit. Mengingat bahwa kini virus tumbuh sangat cepat dan kuat, maka bukan tidak mungkin jika anak mama dapat terserang penyakit dengan mudahnya.
Jika sudah begitu, apa yang biasanya Mama lakukan? Jangan panik dulu ya! Berikut Popmama.com bagikan 7 solusi yang dapat Mama lakukan ketika si Kecil sakit.
1. Demam
Demam merupakan tanda masalah yang mendasari adanya penyakit pada tubuh si Kecil.
"Tubuh meningkatkan suhunya karena enzim yang melawan infeksi bekerja lebih baik pada suhu yang lebih tinggi," kata Dr. Horowitz.
Demam dapat dikaitkan dengan infeksi telinga, pilek, flu, atau bisa menjadi reaksi terhadap vaksin.
Dengan penyakit tersebut, anak-anak akan mudah kelelahan, lesu dan mudah tersinggung.
Demam ringan, yaitu 101 derajat atau di bawah biasanya tidak berbahaya.
Mama hanya perlu memberikan obat penurun panas pada bayi dan mandikan dengan air hangat.
Lalu kapan kapan waktu yang tepat untuk pergi ke dokter? Mama perlu datang ke rumah sakit jika bayi mama yang baru lahir, yaitu sekitar 2 bulan atau lebih muda mengalami demam ringan.
Selain itu, jika anak mama berumur 1 tahun dan mengalami demam 38º C atau lebih tinggi dan berlangsung lebih dari tiga hari, maka Mama juga perlu segera membawanya ke rumah sakit.
2. Flu ringan
Anak-anak akan mengalami enam hingga delapan flu setiap tahun, terutama selama musim hujan.
Gejala yang terjadi seperti hidung tersumbat atau berair, bersin, batuk, dan demam biasanya terjadi selama dua hingga tiga hari, puncaknya selama tiga hingga lima hari, dan kemudian mereda.
Cara mengobatinya adalah dengan menghindari obat batuk atau pilek, tetapi beri ia obat yang mengandung paracetamol untuk demam.
Selain itu, Mama juga dapat meletakkan buku atau bantal di bawah kasur saat dia tidur, agar hidungnya tidak tersumbat.
Jika ia tidak banyak mengkonsumsi ASI atau susu formula, berikan ia air putih yang cukup.
3. Influenza
Virus yang sangat menular ini berjalan dengan cepat melalui lingkungan. Bayi yang terinfeksi akan menjadi rewel dan akan kehilangan minat untuk bermain atau makan. Kemudian ia juga akan mengalami demam diikuti dengan hidung berair atau tersumbat dan batuk.
Demam yang disertai dengan flu dapat berlangsung selama tiga sampai tujuh hari, dan mereka akan terus rewel selama beberapa hari setelah itu.
Cara merawatnya adalah dengan memberikannya banyak cairan dan waspadai masalah batuk atau pernapasan yang berat. Untuk mencegahnya, Mama dapat melakukan vaksin flu pada si Kecil yang direkomendasikan oleh para ahli untuk semua anak di atas 6 bulan.
Jika bayi baru lahir mengalami hal tersebut dan tidak membaik dalam lima hari, maka Mama perlu segera membawanya ke dokter.
4. Respiratory Syncytial Virus (RSV)
RSV adalah virus umum yang mempengaruhi paru-paru dan saluran pernapasan. Bayi akan sangat rentan karena jalan napas dan sistem kekebalan mereka tidak sepenuhnya berkembang. Biasanya gejala penyakit ini akan dimulai dari demam, batuk yang tak kunjung henti dan napas yang tersengal-sengal.
Gejala tersebut akan surut setelah beberapa hari, tetapi batuk bisa bertahan hingga dua minggu. Anak-anak yang mengalami hal ini cenderung akan mengalami asma.
Cara mengobatinya adalah dengan menggunakan humidifier, atau biarkan bayi tidur dalam posisi yang tinggi. Selain itu, berikan ia paracetamol dan cairan ekstra. Udara yang sejuk juga dapat menenangkan saluran udara yang terganggu.
Mama dapat meletakkannya di depan kulkas terbuka selama satu menit untuk memberikannya udara sejuk.
5. Infeksi telinga
Bahasa tubuh bayi memang sulit dimengerti karena mereka yang mengantuk sering menggosok-gosok telinga. Tetapi jika ia menarik telinganya terus menerus dan mengalami hidung tersumbat beserta demam, mungkin ia sedang mengalami infeksi telinga. Bayi sangat rentan terhadap hal ini.
Beberapa infeksi hilang dengan sendirinya. Namun agar lebih aman, biasanya dokter akan tetap meresepkan antibiotik untuk meredakan sakit telinga.
Mama juga bisa memberikannya obat pereda demam untuk membantunya tidur.
6. Diare
Perut bayi yang sering buang air besar bisa disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, intoleransi makanan, ataupun obat-obatan.
Diare biasanya berlangsung selama lima hingga sepuluh hari. Dampak yang akan ia rasakan adalah dehidrasi, jadi pastikan Mama meberikan bayi cairan yang cukup.
Apakah ia juga muntah? Tunggu 30 menit setelah ia muntah untuk memberikan sedikit dosis elektrolit. Mulailah dengan satu sendok makan, perlahan-lahan tingkatkan dosis seiring waktu.
Jika bayi mengalami demam tinggi atau diare berdarah, maka segeralah hubungi dokter.
7. Konjungtivitis atau mata merah
Dikenal sebagai pink eye, kondisi ini membuat mata anak terlihat merah dan bengkak.
Konjungtivitis adalah peradangan selaput lendir mata yang biasanya mempengaruhi kedua mata sekaligus tetapi kadang-kadang hanya dimulai pada satu mata. Penyebabnya bisa berupa infeksi bakteri atau virus. Infeksi virus biasanya disertai dengan gejala dingin pada tubuh.
Infeksi virus biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu seminggu. Maka dari itu, jagalah area mata bayi agar tetap bersih dengan membasuhkan air hangat secara perlahan.
Jika infeksinya bakteri, dokter akan mengobatinya dengan obat tetes mata antibiotik. Selain itu, Mama juga dapat mengompres area mata bayi dengan air hangat agar membuatnya merasa lebih baik. Untuk lebih amannya, setelah gejala muncul maka konsultasikanlah dengan dokter untuk memastikan penyebabnya.
Punya pengalaman saat merawat bayi yang sakit? Sharing disini ya, Ma!