7 Dongeng untuk Bayi, Penuh Pesan Moral yang Baik
Membacakan dongeng dapat meningkatkan kedekatan antara Mama dan si Kecil
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membacakan cerita adalah salah satu cara bonding antara Mama dan si Kecil yang dapat dilakukan sejak dini. Tentunya Mama juga harus menyeleksi cerita dongeng yang cocok untuk usia si Kecil.
Selain dapat membangun kedekatan antara Mama dan si Kecil, membaca dongeng juga dapat membangunkan kemampuan visualisasinya, mengajak si Kecil berpikir kritis, dan membantu bayi untuk memahami berbagai budaya lain sejak dini.
Untuk itu, berikut ini Popmama.comakan memberikan 7 dongeng untuk bayi yang memberikan banyak pesan moral di dalamnya. Apa saja? Yuk baca bersama, Ma!
1. Itik Buruk Rupa
Ibu itik sedang mengerami telur-telurnya menunggu anak itik menetas. Tepatnya, ada 7 telur yang menunggu menetas. Perlahan, telur-telur itu mulai menetas. Satu demi satu, anak itik mulai beradaptasi dengan dunia baru mereka.
Anak itik bermain dan berjalan mengelilingi Ibu itik. Namun, telur terakhir masih belum menetas dan ibu itik mulai khawatir. Dia pikir mungkin ada yang salah dengan telur ini. Sehingga, dia memutuskan mengeraminya sebentar lagi.
Akhirnya telur ke-7 ini pun menetas! Dengan kebingungan, anak itik malang itu mulai melihat sekelilingnya. Ibu itik dan saudaranya yang lain kebingungan karena itik terakhir ini terlihat unik dan tidak mirip dengan saudaranya yang lain.
Badan itik ke-7 ini lebih lebar dan bulunya berwarna abu-abu dan putih. Anak itik lain mulai menertawakannya. Mereka menyebutnya itik buruk rupa. Waktu berlalu, itik buruk rupa tumbuh menjadi titik yang suka menyendiri dan pemurung.
Saudara-saudaranya tak mau bermain dengannya. Karena sedih, itik malang ini pun meninggalkan peternakan dan lari ke sungai. Dis ana ia hidup menyendiri karena merasa dirinya buruk rupa, dan tak seorang pun menyukainya.
Waktu berlalu, tanpa sengaja itik yang sudah tumbuh besar ini bertemu dengan angsa putih yang sangat cantik. Ia berharap dapat tumbuh secantik kawanan angsa-angan itu.
Suatu hari, saat ia hendak menyeberangi sungai, dan tanpa sengaja ia melihat bayangannya sendiri di air sungai. Itik itu terkejut bukan main melihat wajahnya kini berubah menjadi angsa yang cantik.
Ia baru menyadari kalau selama ini dirinya bukanlah seekor bebek yang jelek, tapi angsa yang cantik. Itu sebabnya saat ia kecil, tak ada yang mirip dengannya.
Melalui dongeng itik buruk rupa ini, si Kecil akan mendapatkan pesan moral bahwa penampilan bukanlah segalanya dalam kehidupan sehari-hari. Dongeng ini juga memberikan pesan akan pentingnya belajar saling menghargai perbedaan dengan orang lain.
2. Pengembala Kecil yang Suka Berbohong
Di sebuah bukit terdapat satu desa kecil yang subur. Tinggallah seorang penggembala kecil. Setiap hari ia selalu menggembalakan domba-domba milik tuannya. Tugasnya hanya menjaga kawanan domba yang sedang merumput.
Lama-kelamaan, hal ini membuat dia bosan. Suatu ketika muncul ide di kepalanya. Penggembala ini berencana berpura-pura panik sembari mengatakan ada serigala kepada semua orang di desa.
Mendengar itu, orang-orang di desa panik, mereka berlari mendatangi penggembala kecil untuk menangkap Serigala tersebut. Saat sampai ke lokasi, warga desa justru menemui penggembala kecil sedang tertawa terbahak-bahak.
Penggembala kecil mengaku bahwa ia hanya bermain-main saja. Warga desa menjadi kesal menyadari bahwa mereka telah dibohongi oleh penggembala kecil itu. Mereka pun kembali ke rumahnya masing-masing.
Keesokan paginya usai kegaduhan kemarin, pengembala kecil itu kembali menggembalakan domba milik tuannya. Belum kapok, ia berencana mengagetkan warga desa lagi seperti kemarin. Menurutnya kegiatan ini sangat asyik.
Sekali lagi, penggembala kecil itu berlari ke arah desa sambil berteriak minta tolong karena ada serigala yang menyerang dombanya. Karena panik, warga desa pun kembali berbondong-bondong ke bukit di mana serigala itu muncul.
Lagi-lagi warga desa hanya menemukan pengembala kecil yang sedang tertawa. Menurut penggembala itu, warga desa sangat lucu karena bisa tertipu dua kali. Melihat kondisi ini, warga desa pun kembali ke desa dengan wajah geram.
Sementara itu, penggembala kecil kembali bersantai sembari menunggu para domba makan di padang rumput. Tiba-tiba muncul seekor serigala di balik semak-semak. Serigala berhasil menangkap seekor domba milik tuannya.
Karena panik, penggembala kecil kembali berlari ke desa sambil berteriak “serigala serigala tolong ada serigala tolong serigala.” Warga yang mendengar menganggap pengembala kecil itu sedang berbohong lagi, sehingga mereka enggan membantunya.
Malang, semua domba telah habis dilahap serigala. Tak ada satupun yang percaya pada pengembala karena ia selalu berbohong.
Pesan moralyang dapat Mama ajarkan pada si Kecil dari cerita ini adalah kepercayaan yang sudah didapatkan dengan susah payah bisa sirna sekejap hanya dengan satu kebohongan. Dari cerita ini, si Kecil tentang akan belajar tentang pentingnya kejujuran. Walau si Kecil belum memahami sepenuhnya, memberitahukan hal-hal yang baik sejak dini pada si Kecil penting dilakukan.
3. Beruang dan Lebah Madu
Pada suatu hari, hiduplah seekor beruang madu yang sangat besar dan kelaparan. Karena sangat lapar, beruang itu pun pergi menjelajahi hutan untuk berburu makanan. Perjalanannya terhenti ketika ia menemukan pohon yang di atasnya terdapat sarang tempat lebah yang menyimpan madu.
Beruang berniat untuk mencuri madu dalam sarang lebah itu. Beruang mulai mengendus-ngendus untuk memeriksa apakah ada lebah di dalam sarang tersebut. Tak lama, keluarlah seekor lebah dari dalam sarang yang terkejut dengan adanya seekor beruang.
Sang lebah bertanya mengapa beruang mendekati sarangnya ini. Namun, beruang tidak menggubris lebah, ia tetap berusaha mengambil madu. Karena kesal madunya dicuri, lebah pun menyengat beruang hingga beruang teriak kesakitan.
Lantas, beruang pun menjadi sangat marah. Menggunakan cakarnya, ia menghancurkan sarang lebah. Sekumpulan lebah yang hendak pulang terkejut melihat sarangnya telah rusak. Akhirnya seluruh kawanan lebah menyengat beruang.
Karena diserbu kawanan lebah, beruang lari terbirit-birit dan terpaksa menceburkan dirinya ke dalam air agar tidak lagi dikejar kawanan lebah. Badannya penuh sengatan lebah, membuatnya sadar tindakannya mencuri madu adalah hal yang salah.
Pesan moral yang akan si Kecil dapatkan adalah ia akan paham bahwa mencuri adalah aktivitas terlarang yang tidak boleh dilakukan. Melalui kisah ini, Mama juga dapat mengajarkannya untuk selalu meminta izin sebelum mengambil atau meminjam barang orang lain.
4. Semut dan Belalang
Suatu hari, belalang sedang bersantai dengan duduk dan bernyanyi. Tak lama, ia melihat semut lewat sambil membawa biji jagung ke sarangnya. Semut itu bolak-balik mengangkut biji-biji jagung ke dalam sarangnya.
Tak lama, belalang mengajak semut bergabung bersamanya untuk bersenang-senang. Mendengar ajakan belalang, semut menolak dan memberi tahu belalang bahwa dia sedang bersiap mencari makanan untuk cadangan musim dingin.
Belalang justru menertawakannya dan menganggap semut terlalu berlebihan. Semut menjelaskan, saat musim dingin makanan akan langka dan sulit dicari. Sehingga ia harus mengumpulkannya sekarang agar tak kelaparan saat musim dingin.
Belalang mengabaikan cerita semut karena dia tak mau repot. Ia melanjutkan kegiatan santainya dengan kembali bernyanyi. Semut pun melanjutkan aktivitasnya mengumpulkan persediaan makanan.
Akhirnya, musim dingin pun tiba. Makanan pun menjadi sulit ditemukan dan belalang tidak memiliki makanan untuk bertahan hidup. Barulah saat itu belalang menyesal telah mentertawakan semut dan tidak mendegarkan nasihatnya.
Pesan moral dari cerita ini adalah untuk tidak menjadi anak yang malas dan selalu dengarkan nasihat positif dari orang terdekat.
5. Hansel dan Gretel
Hansel dan Gretel adalah kakak beradik yang tinggal di gunung bersama ayah dan ibu tirinya. Ayah mereka adalah seorang penebang kayu yang miskin. Karena kemiskinan, ibu tirinya meyakinkan sang ayah untuk meninggalkan Hansel dan Gretel di hutan.
Keduanya sangat panik mendengar rencana orangtuanya. Mereka mengumpulkan kerikil putih kecil untuk meninggalkan jejak agar mereka bisa kembali ke rumah. Benar saja, esok harinya sang ayah mengajak mereka mengambil kayu di hutan.
Sesuai rencana, mereka menaburkan kerikil putih sebagai penuntun jalan pulang. Begitu sang ayah meninggalkannya, mereka bergegas mengikuti kerikil putih tadi untuk pulang ke rumah.
Ibu tirinya terkejut melihat Hansel dan Gretel kembali ke rumah. Ibu tirinya kembali meyakinkan sang ayah untuk meninggalkan anak-anaknya lagi. Ibu tirinya kembali menyuruh sang ayah untuk meninggalkan keduanya ke bagian hutan yang lebih jauh.
Sayangnya, kali ini mereka tidak dapat menemukan kerikil. Keduanya kini memutuskan untuk meninggalkan jejak remah roti kecil di jalan menuju hutan. Burung-burung menggerogoti jejak remah roti mereka. Hansel dan Gretel tersesat di hutan.
Setelah tersesat dalam waktu lama, Hansel dan Gretel menemukan rumah roti jahe dengan jendela dari permen. Keduanya tergoda dan mulai memakan roti jahe tersebut. Penyihir yang tinggal di rumah itu menyamar sebagai perempuan tua dan mengajak keduanya masuk ke dalam rumah.
Dengan rumah roti jahe, dia menarik perhatian Hansel dan Gretel dengan memberi mereka makan, karena kelaparan akhirnya mereka memakannya. Namun, perasaan keduanya tidak enak.
Hansel dikurung dan Gretel dipaksa menjadi pelayannya. Penyihir memulai persiapan dengan berniat untuk memasak Hansel dalam wadah besar dan meminta Gretel memastikan oven siap untuk digunakan.
Gretel memahami niat penyihir itu dan menipunya untuk mengunci penyihir itu di dalam oven. Hansel dan Gretel mengambil beberapa permata dan batu dari rumah, dan mereka berangkat ke rumah untuk bertemu kembali dengan ayah mereka.
Akhirnya, mereka sampai di rumah dan mengetahui ibu tirinya telah meninggal. Ayah mereka berbahagia bisa berkumpul kembali dengan anak-anaknya dan menjual batu-batu berharga tersebut untuk membeli stok makanan bagi keluarga.
Kisah ini mengajarkan si Kecil akan pentingnya saling menyayangi dalam keluarga. Kisah ini juga mengajarkan si Kecil makna dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah, serta mengajarkan kasih sayang antara kakak dan adik.
6. Kura-Kura yang Sombong
Suatu hari, hiduplah seekor kura-kura yang senang sekali memandangi langit luas. Ia membayangkan dirinya dapat terbang di langit. Sebab ia amat bosan tinggal di dalam tempurung yang berat dan hanya memperlambat jalannya.
Tak lama kemudian, ia melihat sepasang burung merpati di pinggiran danau dan terlintas ide untuk meminta bantuan burung merpati. Ia meminta bantuan pada merpati untuk mengajaknya terbang. Ia ingin sekali melihat pemandangan dari atas sana.
Merpati yang kasihan melihatnya akhirnya setuju untuk membantunya mewujudkan impian si kura-kura. Merpati akan mencari batang kayu dan memerintahkan kura-kura untuk menggigit batang kayunya
Tetapi, burung merpati juga berpesan untuk selalu menggigit kayu itu dan jangan sekalipun membuka mulutnya. Karena hal itu, akan membuat si kura-kura akan terjatuh. Kura-kura pun setuju dan berjanji untuk selalu menggigitnya.
Sekuat tenaga kura-kura menggigit batang kayu. Sepasang burung merpati itu pun memegang kayu di masing-masing ujungnya lalu mulai mengepakkan sayapnya. Perlahan-lahan mereka terbang ke langit dan kura-kura sangat gembira.
Saat berada di atas, ada kura-kura lain yang melihatnya dari bawah tanah. Kura-kura lain itu berdecak kagum dan berteriak kepadanya kura-kura yang sedang terbang bersama merpati. Karena merasa dirinya hebat, kura-kura pun berniat membalas pujian tersebut dengan sombong.
Kura-kura lupa dengan pesan burung merpati sebelum terbang tadi. Ia justru membuka mulutnya yang mengakibatkan gigitannya terlepas. Alhasil kura-kura pun terjatuh ke tanah. Ia menyesal karena telah menyepelekan apa yang sudah ia miliki dan tidak mengikuti pesan dari sepasang burung merpati tersebut karena kesombongannya.
Pesan moral yang dapat Mama ambil dan diajarkan pada si Kecil adalah tidak untuk boleh sombong atas pencapaian yang telah didapat. Selain itu, si Kecil juga dapat belajar untuk selalu menepati janji yang telah dibuat sebelumnya.
7. Persahabatan Singa dan Tikus
Pada suatu hari, hiduplah seekor singa yang gagah dan berani yang merajai hutan. Suatu ketika, setelah menyantap makan siangnya, tanpa sadar sang singa tertidur pulas di bawah pohon. Tak lama, ada seekor tikus berjalan sambil asik bernyanyi.
Karena terlalu asyik bernyanyi, ia tidak melihat apa yang ada di depannya. Akibatnya tikus terjatuh. Ia jatuh tepat di wajah singa hingga tak sengaja ekornya masuk ke hidung singa. Hal ini membuat singa terbangun dengan marah sambil mengaum dengan kerasnya.
Tikus ketakutan dan memohon kepada singa untuk tidak memakannya. Ia juga berjanji akan membantunya ketika singa dalam bahaya. Penawaran tikus tadi diterima oleh singa dan ia pun melepaskannya.
Beberapa hari kemudian, singa sedang berjalan menyusuri hutan. Ia melewati beberapa pepohonan yang terdapat sebuah perangkap didalamnya.
Tak sengaja, kakinya menginjak perangkat tersebut hingga ia masuk ke dalam jaring-jaring besar. Singa marah dan ketakutan sambil mengaum dengan keras mendengar auman singa, tikus tau singa sedang dalam bahaya.
Tikus bergegas pergi untuk segera menolong singa. Saat menemui singa, dengan segera tikus menolong singa menggunakan gigi kecilnya yang tajam untuk mengigit tali jaring-jaring yang menjerat singa.
Akhirnya singa berhasil keluar dari perangkap berkat tikus. Karena pertolongan tikus, singa merasa senang. Tak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepadanya. Singa juga berjanji untuk tidak membuatnya takut lagi.
Pada akhirnya, singa dan tikus menjadi sahabat yang baik untuk selamanya.
Melalui dongeng ini, Mama dapat mengajarkan pesan moral untuk saling membantu tanpa memperdulikan siapapun orangnya. Si Kecil akan belajar pentingnya mengasihi satu sama lain.
Nah, itu tadi kumpulan dongeng untuk bayi yang bisa Mama bacakan untuk si Kecil. Semoga dongeng di atas bisa menjadi referensi untuk Mama yang ingin membacakan dongeng untuk si Kecil. Ingatlah, bahwa si Kecil mungkin belum sepenuhnya mengerti dengan pesan moral yang terkandung di dalamya, tapi mengajarkan nilai-nilai kebaikan penting diajarkan sejak dini.
Baca juga:
- 7 Rekomendasi Dongeng Anak Laki-Laki Sebelum Tidur, Banyak Pesan Moral
- Dongeng Anak: Legenda Situ Bagendit
- Dongeng Anak: Putri Rapunzel yang Berambut Panjang