Bayi Tidak Buang Air Besar Berhari-hari, Apa Dampaknya?
Bayi tidak BAB berhari-hari, apakah Mama perlu membawa si Kecil ke dokter?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buang air besar merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh bayi. Feses dan buang air besar bisa menjadi petunjuk kondisi kesehatan bayi. Oleh karena itu, Mama tentu khawatir jika bayi tidak buang air besar selama beberapa hari.
Tidak buang air besar selama beberapa hari bisa menjadi salah satu gejala sembelit atau masalah pencernaan lainnya. Apa dampaknya bila bayi tidak buang air besar selama beberapa hari?
Nah, untuk mengetahui jawabannya, simak dulu penjelasan Popmama.com berikut ini, ya, Ma.
Bayi Tidak Buang Air Besar Berhari-hari, Apa Dampaknya?
Bila feses keras, bentuknya bulat, seperti tahi kambing, disebut sembelit, atau konstipasi. Penyebabnya macam-macam, di antaranya kebanyakan minum susu, kurang minum air putih, kurang asupan serat dari sayuran dan buah, atau efek samping obat. Bawalah ke dokter, karena sembelit yang masih dini dapat mudah diobati. Mengutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sembelit yang kronis sangat sulit diobati karena sudah ada pengaruhnya terhadap psikologis anak.
Jadi tidak buang air besar selama beberapa hari, misalnya karena sembelit, harus segera ditangani, ya, Ma. Pasalnya, hal ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan si Kecil kelak.
Selain itu, tidak buang air besar juga merupakan gangguan fungsional pada saluran cerna bayi. Hal ini disebabkan karena organ pencernaannya belum matang atau dewasa. Hal ini bukan penyakit, namun bukan berarti gangguan ini tidak berbahaya bagi si Kecil, lho.
Prevalensi gangguan saluran cerna fungsional cukup besar pada bayi kurang dari 12 bulan. Gangguan tersebut dikhawatirkan memberikan dampak kepada kesehatan anak di masa akan datang bila tidak ditangani dengan tepat.
Frekuensi Buang Air Besar Bayi yang Disusui
Ada banyak batasan normal mengenai frekuensi buang air besar pada bayi dan hal ini juga akan berubah seiring pertumbuhannya. Kemungkinan bayi baru lahir yang mendapat ASI akan buang air besar setelah hampir setiap sesi menyusui, biasanya sekitar 8 atau 10 kali setiap hari.
Kenapa sering sekali? Refleks gastrokolik mereka belum matang, yang berarti usus besar mereka diberi sinyal untuk mengosongkan setiap kali perut mereka diregangkan karena makanan. Setelah beberapa minggu, jadwal buang air besar bayi yang disusui akan berubah, dan mereka akan buang air besar sekitar 3 atau 4 kali sehari.
Ketika si Kecil berusia lebih dari 6 minggu, ia mungkin akan buang air besar lebih sedikit lagi—mungkin hanya sekali seminggu. Hal ini karena ASI memiliki keseimbangan nutrisi yang sempurna untuk bayi, sehingga limbah yang dihasilkan dari ASI sering kali sangat sedikit. Biasanya Mama tidak perlu khawatir kecuali warna atau konsistensi tinjanya terlihat tidak normal.
Frekuensi Buang Air Besar Bayi yang Diberi Susu Formula
Susu formula menyebabkan feses bergerak melalui usus lebih lambat dibandingkan dengan ASI. Maka, bayi yang diberi susu formula biasanya lebih jarang buang air besar. Kotoran mereka juga lebih besar dan lebih berbau dibandingkan kotoran bayi yang diberi ASI.
Selama tahap bayi baru lahir, bayi yang diberi susu formula mungkin buang air besar sekitar tiga atau empat kali sehari.
Kemudian, setelah beberapa bulan, mereka mungkin buang air besar satu hingga empat kali sehari, atau bahkan dua hari sekali—meskipun buang air besar lebih jarang juga merupakan hal yang normal. Hal ini sangat bergantung pada sistem pencernaan unik si Kecil.
Penyebab Bayi Tidak Buang Air Besar selama Beberapa Hari
Frekuensi buang air besar cenderung melambat sekitar 6 hingga 8 minggu, baik bayi diberi ASI atau diberi susu formula. Seiring dengan berjalannya waktu, pencernaan bayi semakin efisien dan usus yang semakin matang. Mengutip dari laman Parents, pada tahap ini, biasanya tidak menjadi masalah jika bayi buang air besar hanya satu atau dua kali seminggu.
Oleh karena itu, jika bayi sudah lama tidak buang air besar, perhatikan suasana hatinya. Apakah mereka puas dan ceria seperti biasanya? Atau apakah mereka tampak lebih rewel atau tidak nyaman, terutama setelah disusui?
Jika bayi tidak terlihat seperti dirinya sendiri, kehilangan nafsu makan, dan konsistensi fesesnya keras, ia mungkin mengalami konstipasi. Tanda-tanda sembelit pada bayi baru lahir lainnya antara lain pendarahan ringan setelah buang air besar, tidak mau makan, dan wajah tegang saat buang air besar.
Jika Mama masih mengkhawatirkan frekuensi buang air besar bayi—atau jika bayi sudah seminggu penuh atau lebih tidak buang air besar—hubungi dokter. Dokter akan mengevaluasi si Kecil dan memeriksa alergi protein susu.
Obat pencahar jarang digunakan pada bayi yang mengalami konstipasi, namun dokter mungkin menyarankan untuk merendam bayi dalam air hangat atau memijat perutnya. Semua itu dapat membantu mengencerkan feses dan membuatnya lebih mudah buang air besar.
Itu penjelasan tentang dampak bayi tidak buang air besar berhari-hari. Semoga informasi di atas bisa membantu Mama, ya.
Baca juga:
- Normalkah bila Bayi Sering Buang Air Besar? Ketahui Faktanya di Sini!
- Mama Harus Tahu! Berapa Kali sih Newborn Buang Air Besar Dalam Sehari?
- Bayi Selalu Buang Air Besar setelah Makan, Apakah Normal?