Mana Lebih Baik, Kaldu Ayam atau Kaldu Sapi untuk MPASI Bayi?
Kaldu mudah dicerna oleh bayi dan mengandung vitamin serta mineral yang baik untuk perkembangan bayi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Agar bayi tumbuh dan berkembang dengan maksimal, Mama harus memperhatikan asupan nutrisinya. Di usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian untuk pertumbuhan bayi. Karena itu, ia mulai mengonsumsi makanan padat pendamping ASI.
Salah satu MPASI yang bisa diberikan pada bayi ialah kaldu, baik itu kaldu ayam atau kaldu sapi. Kaldu diperoleh setelah Mama merebus tulang, daging, dan sayuran dalam waktu lama.
Tulang sapi dan ayam kaya akan kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor. Mineral-mineral yang terkandung pada tulang tersebut baik untuk perkembangan tulang dan gigi bayi, Ma.
Mama dapat memberikan kaldu untuk menambah selera makan si Kecil serta memenuhi nutrisi hariannya.
Namun mana lebih baik,kaldu ayam atau kaldu sapi untuk MPASI bayi? Penjelasannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Manfaat Kaldu untuk Bayi
Kaldu mudah dicerna oleh bayi dan mengandung vitamin serta mineral yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.
Selain itu, vitamin dan mineral yang tidak ditemukan dalam ASI maupun makanan padat lain bisa dipenuhi oleh kaldu.
Kaldu, seperti kaldu ayam yang baik untuk usus, berfungsi sebagai probiotik alami. Konsumsi kaldu dapat membantu bakteri baik di perut dalam mencerna makanan.
Mama pasti menyiapkan MPASI yang kaya nutrisi untuk bayi. Namun terkadang, ada mineral dan vitamin yang belum terpenuhi. Nah, kaldu dapat memenuhi kebutuhan vitamin, nutrisi, dan kolagen bayi, Ma.
Kelebihan Kaldu Ayam
Kaldu ayam bermanfaat untuk menyembuhkan dan menjaga kesehatan usus. Itu berkat kandungan kolagennya. Meski kaldu sapi memiliki kandungan kolagen jauh lebih banyak, namun jenisnya berbeda.
Tulang ayam didominasi kolagen tipe II, yang sangat bagus untuk persendian dan tulang rawan. Ini juga kunci untuk sistem kekebalan dan dukungan pencernaan, terutama untuk penyembuhan dan penyegelan lapisan usus. Selain itu, bermanfaat untuk menekan alergi pada bayi.
Saat Mama menggunakan ceker ayam untuk membuat kaldu, Mama akan mendapatkan kaldu tulang yang sedikit lebih tinggi proteinnya daripada daging sapi.
Ceker ayam juga mengandung lebih banyak kolagen.
Kaldu tulang ayam juga sedikit lebih mudah dicerna daripada daging sapi, meskipun kaldu tulang secara keseluruhan mudah dicerna karena proses perebusan yang rendah dan lambat.
Kelebihan Kaldu Sapi
Tulang sapi lebih padat daripada tulang ayam, ini menghasilkan konsentrasi mineral dan kolagen yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam. Konsentrasi mineral yang tinggi dapat membantu meningkatkan tingkat energi dan memberikan nutrisi tambahan.
Kolagen tipe III yang terkandung pada kaldu sapi baik untuk kesehatan kulit. Kolagen tipe III ditemukan di jaringan ikat seperti kulit, paru-paru, rahim, usus, dan sistem pembuluh darah. Ini membuat kulit jadi lebih kencang. Selain itu, juga membentuk pembuluh darah dan jaringan kardiovaskular.
Daging sapi juga mengandung kolagen tipe I, yang merupakan jenis kolagen paling melimpah di dalam tubuh.
Daging sapi juga memiliki rasio omega-3: omega-6 yang lebih seimbang jika dibandingkan dengan ayam. Meskipun bayi dan orang dewasa membutuhkan kedua jenis asam lemak, omega-6 bersifat inflamasi bila dikonsumsi secara berlebihan.
Mana yang Paling Baik untuk Bayi?
Jadi kaldu apa yang lebih baik untuk bayi? Sebenarnya, jawabannya benar-benar tergantung pada tujuan dan kebutuhan si Kecil. Pilihan terbaik adalah kombinasi keduanya, karena keduanya memberikan nutrisi dan rasa yang berbeda.
Jika Mama tertarik untuk menyembuhkan dan merawat usus, Mama dapat memberikan kaldu ayam untuk si Kecil. Kolagen yang ada pada kaldu ayam juga berfungsi sebagai probiotik dan membantu menjaga saluran pencernaan.
Untuk menjaga kesehatan kulit si Kecil, kaldu sapi juga boleh ditambahkan dalam menu MPASInya.
Kaldu sapi juga mengandung mineral penting, seperti kalsium, kalium, dan zat besi.
Kalsium diperlukan untuk membantu perkembangan sistem saraf, fungsi otot, dan pertumbuhan tulang bayi. Sementara, kalium berperan untuk menjaga tekanan darah dan mengurangi risiko kerusakan tulang, Ma
Sedangkan zat besi di dalam kaldu sapi bermanfaat untuk mendukung perkembangan saraf dan otak bayi.
Kaldu tulang dapat diberikan dalam jumlah kecil segera setelah bayi diperkenalkan dengan makanan padat. Namun perlu diperhatikan, kaldu bukan untuk mengganti ASI dan makanan padat. Tawarkan kaldu sebagai tambahan untuk ASI dan MPASI, Ma.
Saat bayi mulai mengonsumsi lebih banyak makanan padat, jumlah ASI yang mereka konsumsi secara alami akan berkurang. Pada saat ini bayi dapat diberi lebih banyak kaldu, tetapi sekali lagi seperti semua cairan, perhatikan bahwa itu adalah tambahan untuk makanan padar dan tidak menggantikannya.
Nah, jadi itu penjelasan tentang mana yang lebih baik, kaldu ayam atau kaldu sapi untuk MPASI bayi. Apakah si Kecil juga mengonsumsi kaldu?
Baca juga:
- Bolehkah Memberikan Kaldu Instan untuk MPASI Bayi? Ini Jawabannya!
- Kaya Nutrisi, Ini 7 Rekomendasi Bone Broth untuk MPASI Bayi
- 5 Rekomendasi MPASI dengan Daging Sapi untuk Bayi 7 Bulan