Kunci Sukses MPASI, 6 Cara Menerapkan Responsive Feeding pada Bayi
Metode ini memungkinkan bayi makan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika si Kecil memasuki usia 6 bulan, mereka mulai diperkenalkan dengan makanan padat pendamping ASI atau MPASI.
Proses pemberian MPASI adalah pengalaman pertama bayi dalam berkenalan dengan ragam bentuk dan rasa makanan yang ada.
Tetapi pada kenyataannya, tak sedikit Mama yang merasa bingung dan stres dengan persiapan MPASI yang harus dimulai si Kecil. Terlebih saat bayi mama menolak makanan yang sudah disiapkan, tentu membuat Mama semakin bingung, bukan?
Salah satu metode pemberian MPASI untuk si Kecil yang dapat Mama coba adalah responsive feeding. Metode ini memungkinkan bayi makan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya, Ma.
Popmama.com merangkum informasi tentang metode responsive feeding pada ulasan berikut.
Apa itu Responsive Feeding?
Ini merupakan proses mengenali tanda-tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan oleh bayi. Tidak hanya mengenali, namun Mama juga harus menanggapinya, seperti memberi makan saat ia lapar dan berhenti saat kenyang.
Manfaat responsive feeding untuk bayi antara lain:
- Responsive feeding memungkinkan bayi makan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan fisiologisnya sendiri. Sehingga ini dapat mencegah si Kecil makan secara berlebihan, Ma.
- Mama dapat belajar mengenali isyarat lapar atau kenyang dari bayi dan bertindak sesuai isyarat tersebut.
- Makanan diberikan saat bayi lapar, bukan memaksanya untuk makan.
- Makan berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas pada bayi yang pada akhirnya akan memengaruhi kesehatannya.
- Responsive feeding memungkinkan bayi mengatur nafsu makan dan pola makannya sendiri. Sehingga ini dapat membantu bayi memiliki berat badan yang sehat.
Berikut beberapa cara menerapkan responsive feeding untuk pemberian MPASI bayi:
1. Suapi bayi dengan menggunakan sendok
Di usia 6 bulan, bayi belum bisa mengunyah secara langsung, sehingga tidak disarankan untuk menggunakan metode BLW atau baby led weaning. Pada metode BLW, bayi diperbolehkan memegang makanannya sendiri. Tekstur makanan yang dapat digenggam oleh bayi tidak sesuai untuk bayi usia 6 bulan. Misalnya wortel, si Kecil akan mengalami kesulitan untuk mengunyahnya.
Saat menyuapi si Kecil, dekatkan sendok dan tunggulah sampai ia membuka mulutnya. Jangan dipaksa ya, Ma.
2. Mendampingi saat si Kecil sudah mulai makan sendiri
Tujuannya untuk memastikan bahwa si Kecil makan dengan aman dan benar. Jangan khawatir dengan makanan yang jatuh dan berceceran ya. Ini adalah momen si Kecil belajar segala hal, mulai dari cara makan, pengenalan makanan, dan motorik.
3. Lakukan dengan sabar dan penuh kasih sayang
Proses pemberian MPASI sering kali tidak mudah untuk beberapa Mama. Mama ingin memastikan si Kecil mendapatkan nutrisi terbaik, namun si Kecil menolak makanan yang sudah disiapkan. Pada saat inilah kesabaran Mama dibutuhkan.
Normal jika bayi menolak makanan tertentu yang disodorkan untuk pertama kalinya. Mama dapat mencobanya beberapa kali.
Jangan memaksa bayi untuk menghabiskan makanan yang disiapkan karena ini dapat membuatnya trauma pada makanan.
4. Hindari memaksa bayi untuk makan
Dalam responsive feeding, memaksa bayi makan adalah hal yang harus dihindari. Seperti memaksa memasukkan sendok berisi makanan ke mulut atau memaksa bayi membuka mulutnya.
Memaksa bayi untuk makan dapat menimbulkan trauma terhadap makanan, lho. Alih-alih sehat, ini dapat membuat bayi mengalami kekurangan nutrisi.
Saat si Kecil bertambah usia, ia akan mulai terbuka terhadap berbagai menu baru. Jadi Mama tidak perlu khawatir, ya!
5. Kreatif
Saat Mama menyuapi si Kecil, Mama akan menemukan beberapa hal berikut seperti melepeh makanan, menangkis sendok, melempar makanan, menjatuhkan piring dari meja, sampai menutup mulut. Ini mungkin akan membuat Mama yang bersusah payah menyiapkan makanan menjadi kesal.
Alih-alih kesal dan membuat bayi takut, yuk, kreatif memikirkan cara memberikan MPASI untuk si Kecil.
Selain itu, Mama dapat mencari penyebab mengapa bayi menolaknya. Misalnya ia masih kenyang, mengantuk, atau tidak menyukai makanan yang disediakan.
6. Hindari gangguan saat makan
Gangguan saat makan dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti televisi, gadget, maupun mainan. Idealnya, saat makan, Mama dapat meletakkan bayi di tempat duduk khusus atau di meja makan.
Namun sering kali Mama kehilangan kesabaran dan menyuapi si Kecil sambil berjalan-jalan di sekitar rumah. Pengalihan ini untuk membuat si Kecil “lupa” akan makanannya dan makan dengan sukarela.
Penelitian terbaru dari Melanie Potock, seorang terapis khusus kebiasaan makan bayi, menunjukkan bahwa sikap duduk yang benar mempengaruhi keberhasilan pengenalan MPASI. Kemampuan motorik halus (seperti menyendok, menjumput) tidak akan berkembang baik sebelum stabilitas motorik kasar (posisi tubuh) dicapai. Duduk tegak dengan posisi pinggul condong sedikit ke depan adalah yang ideal bagi si Kecil. Hindari duduk bersandar saat makan ya, Ma.
Hindari pemberian gadget saat makan karena akan menghilangkan “kesadarannya”. Bayi jadi tidak tahu apa yang dimakannya, bagaimana rasanya, kapan ia merasa kenyang.
Bagi sebagian Mama, pemberian MPASI memberikan tantangan tersendiri. Mama dapat mencoba menerapkan responsive feeding saat si Kecil mulai mengonsumsi makanan padat.
Selamat mencoba, Ma!
Baca juga:
- Bikin Frustasi! Ini 4 Tantangan saat Memberikan MPASI pada Bayi
- Penting untuk Diketahui, Tekstur MPASI Bayi Usia 7 Bulan
- Ajarkan Bayi Mandiri, Apa Perbedaan Metode BLW dan MPASI Konvensional?