Takaran MSG untuk Anak yang Dianjurkan Dokter
Ini kata dokter soal penggunaan MSG pada makanan anak, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
MSG (monosodium glutamat) atau micin sering digunakan untuk menyedapkan masakan. Biasanya bentuknya kristal berwarna putih yang dibuat dari ekstrak bahan alami (tetes tebu) kemudian difermentasi. Asam glutamat alami bisa ditemukan di banyak bahan makanan seperti rumput laut, batang tebu, tomat dan beberapa sayuran tertentu.
MSG berfungsi sebagai penguat rasa sehingga olahan makanan memiliki rasa yang gurih (umami).
Banyak pro dan kontra terkait penambahan MSG pada masakan, termasuk pada makanan untuk bayi. Sebenarnya, apakah bayi boleh mengonsumsi makanan yang mengandung MSG? Bila boleh, berapa takaran MSG untuk anak yang dianjurkan dokter? Untuk mengetahui jawabannya, simak dulu penjelasan Popmama.com berikut ini, Ma.
Takaran MSG untuk Anak yang Dianjurkan Dokter
Banyak pro dan kontra terkait keamanan penggunaan MSG pada makanan. Namun BPOM di Indonesia dan FDA di Amerika Serikat telah menyatakan bahwa penggunaan MSG pada makanan itu aman.
Tapi apakah bayi boleh mengonsumsi makanan yang mengandung MSG? Mengutip dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya, MSG aman dikonsumsi, bahkan oleh bayi sekalipun, namun dengan takaran yang tepat atau tidak berlebihan.
Mengutip dari unggahan dr. Citra Amelinda Sp.A, IBCLC, Mkes., di laman Instagram pribadinya (@citra_amelinda), WHO juga menetapkan bahwa asupan MSG harian yang dapat diterima oleh tubuh manusia adalah 0-120 mg/kgBB. Tapi meski aman, keamanannya bagi bayi dan anak masih sering diperdebatkan, Ma.
dr. Citra juga menekankan soal penting untuk memperhatikan makanan apa saja yang dikonsumsi bayi. Menurutnya, penggunaan MSG yang berlebihan bisa mengiritasi saluran cerna si Kecil.
Efek Samping dari Konsumsi MSG yang Berlebihan
Meski MSG aman untuk dikonsumsi, asupan MSG berlebihan pun bisa menimbulkan efek samping bagi tubuh, seperti:
- sakit kepala,
- lemah dan lesu,
- berkeringat,
- wajah memerah,
- detak jantung cepat dan berdebar-debar,
- mual,
- nyeri dada.
Namun hingga saat ini, studi belum menemukan kaitan antara konsumsi MSG dengan efek samping yang disebutkan di atas.
Cara Alami untuk Menambah Rasa pada Makanan
dr. Citra menjelaskan bila penggunaan MSG bisa dihindari selama Mama bisa menggunakan bahan alami untuk menambah rasa pada makanan bayi. Misalnya dengan menggunakan kaldu daging. Selain rasanya enak, kaldu daging pun kaya nutrisi yang baik untuk kesehatan bayi, Ma.
Berikut beberapa cara alami untuk menambah rasa pada makanan bayi:
- Tomat biasa diolah menjadi saus untuk menjadi bumbu berbagai masakan,
- Jamur yang terkaramelisasi akan memberikan rasa gurih pada makanan,
- Rumput laut,
- Makanan laut menjadi olahan bumbu penyedap rasa,
- Daging merah atau unggas memiliki kandungan asam amino yang membuat masakan menjadi lezat,
- Kedelai akan semakin tinggi kandungan glutamatnya saat proses fermentasi kedelai semakin lama,
- Keju.
Itu penjelasan tentang takaran MSG untuk anak yang dianjurkan dokter. Penggunaan MSG pada makanan bayi masih menjadi pro dan kontra. Meski diperbolehkan, Mama disarankan untuk menggunakan bahan alami untuk memperkaya rasa pada makanan bayi.
Baca juga:
- 8 Rekomendasi Kaldu Jamur non MSG untuk Bayi
- 9 Kaldu MPASI yang Aman Tanpa MSG, Rendah Gula dan Garam
- ASI Mengandung MSG, Maka Bolehkah Bayi Mengonsumi Vetsin pada Makanan?