Jangan Panik! Ini 4 Hal yang Harus Dilakukan jika Bayi Alergi Makanan
Kalau Mama dan Papa alergi, mungkin sekali Si Kecil juga mengalaminya. Ini cara untuk mencegahnya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika bayi memiliki orangtua atau keluarga dengan riwayat alergi, tentu saja semakin besar kemungkinan ia untuk ikut memiliki alergi pula.
Ya, benar sekali. Alergi itu erat kaitannya dengan faktor genetik.
Alergi terjadi pada bayi ketika sistem imunitasnya peka atau lebih sensitif terhadap sesuatu. Kepekaan ini menghasilkan reaksi, dengan memproduksi antibodi. Kepekaan ini bisa timbul pertama kali bayi bertemu dengan sesuatu, atau bahkan setelah kesekian kali.
Reaksi yang ditimbulkan bisa dalam bentuk hidung dan mata berair, sakit kepala, gata-gatal, sesak napas, hingga diare. Bahkan, para peneliti menemukan bukti bahwa alergi juga dapat menyebabkan seseorang menjadi lekas marah karena ia merasa tidak nyaman dengan tubuhnya.
Makanan Pemicu Alergi
Selain alergi terhadap debu atau cuaca dingin, makanan yang paling umum memicu alegi adalah telur, susu sapi, kacang, ikan, dan gandum. Jumlah pemicu ini pun bervariasi. Bisa jadi ia sensitif terhadap jumlah yang sedikit, bisa jadi pula ia baru terkena dampak jika terpajan dalam jumlah yang banyak.
Bila bayi mama masih minum ASI, ia sangat mungkin mengalami alergi sebagai efek dari makanan yang Mama makan sehari-hari. Jika Mama mengonsumsi makanan tertentu, zat makanan itu akan masuk ke ASI dan kemudian memicu alergi si Kecil.
Tapi Mama tidak perlu panik, berikut Popmama.com rangkum empat hal yang harus Mama lakukan bila si Kecil memiliki riwayat alergi, dilansir dari Babycenter:
1. Berikan ASI
Bayi yang mengonsumsi susu formula memiliki risiko lebih tinggi terhadap alergi, dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini bisa terjadi karena susu sapi adalah salah satu pemicu alergi pada bayi.
Tundalah pemberian susu sapi selama mungkin. Namun, hati-hati, Ma, bisa jadi pula alergi dipicu oleh sesuatu yang dikonsumsi oleh Mama dan diterima oleh bayi dalam ASI. Pastikan Mama mencatat makanan berpotensi alergi yang Mama konsumsi dan perhatian reaksinya pada bayi.
2. Tunda makanan padat
Kini para dokter berpendapat, semakin lama penundaan bayi untuk berhadapan dengan hal yang bisa menimbulkan alergi, semakin rendah pula kemungkinan reaksinya terhadap pemicu tersebut.
Jadi, mereka menyarankan agar jangan memberikan makanan padat lebih awal daripada enam bulan. Di usia enam bulan daya tahan tubuh dan sistem pencernaan bayi juga sudah lebih berkembang.
3. Perkenalkan makanan secara bertahap
Jika Mama dan Papa memiliki alergi terhadap makanan, maka beri makanan secara bertahap pada si Kecil. Artinya, Mama harus memberikan satu jenis makanan dalam satu hari penuh, misalnya.
Hal ini penting untuk dilakukan agar Mama tahu persis makanan apa yang membuatnya alergi, daripada bingung menentukan pemicu alergi akibat beragamnya makanan yang diberikan dalam waktu bersamaan.
4. Berikan makanan dengan risiko pemicu terkecil
Bubur beras adalah makanan yang paling aman dan direkomendasikan sebagai makanan awal bagi bayi. Buah-buahan serta sayuran umumnya memiliki risiko alergi kecil, kecuali tomat.
Namun, pastikan Mama tetap memberikan makanan yang memenuhi gizi seimbang agar si Kecil mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Nah, itulah empat hal yang harus Mama lakukan bila si Kecil memiliki alergi. Kabar gembiranya, sebagian besar alergi makanan pada bayi, bisa jadi semakin menghilang saat usianya semakin bertambah.
Semoga Mama bisa mengontrol alergi makanan pada bayi dengan cara yang tepat, ya.
Baca juga:
- 4 Makanan Penyebab Alergi pada Bayi serta Gejalanya
- Alergi Protein Hewani: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
- 7 Jenis Alergi yang Bisa Dialami oleh Bayi dan Cara Mengatasinya