Makanan Laut Penuh Gizi, tetapi Apakah Bayi Boleh Makan Kerang?
Kaya nutrisi, tapi ketahui bahaya yang terkandung di dalamnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kerang adalah hewan laut yang memiliki cangkang dan dapat hidup di air tawar maupun air laut. Sebagai negeri yang dikelilingi lautan, tak sulit menemui berbagai jenis kerang di pasaran. Kerang-kerang ini biasa dikonsumsi karena kaya akan protein, mikronutrisi, dan lemak baik, seperti DHA. Gizi dan nutrisi ini diperlukan tubuh, terutama di masa kanak-kanak.
Lalu, apakah bayi boleh mengonsumsi kerang? Apa yang harus diperhatikan sebelum memutuskan memberikan kerang pada bayi? Berikut Popmama.com merangkum serba-serbinya, dilansir dari MomJunction:
Kandungan Nutrisi dalam Kerang
Nilai nutrisi yang terkandung pada kerang bervariasi, tergantung jenisnya. Ada dua jenis kerang, yaitu krustasea dan moluskan. Krustasea yang umum dikonsumsi adalah kepiting, lobster, udang, dan krill. Sedangkan moluskan yang banyak dikonsumsi adalah kerang, scallop, tiram, dan remis.
Dalam tiga ons atau sekitar 85 gram scallop mengandung kalori sekitar 140 kcal, 27 gram protein, dan 1 gram lemak. Sedangkan udang mengandung kalori 100 kcal, 21 gram protein, dan 1,5 gram lemak. Untuk lobster, mengandung kalori 80 kcal, 17 gram protein, dan 0,5 gram lemak. Pada kerang, ternyata kalorinya lebih tinggi, yaitu sekitar 110 kcal, 17 gram protein, dan 1,5 gram lemak.
Bolehkah Bayi Makan Kerang-kerangan?
Para ahli menganjurkan kerang-kerangan yang benar-benar matang dan baru yang boleh diberikan pada bayi yang berusia di atas enam bulan. Tetapi, untuk menghindari risiko alergi, disarankan memberikan kerang setelah bayi berusia 12 bulan.
Untuk anak-anak berusia dua hingga tiga tahun, porsi penyajian yang disarankan oleh AAP adalah sekitar 30 gram ikan dan kerang-kerangan, sebanyak satu hingga dua kali per minggu.
Konsultasikan dengan dokter anak sebelum memasukkan kerang dalam menu makanan bayi sehari-hari, terutama apabila ada riwayat keluarga yang alergi terhadap makanan tertentu.
Kaya Nutrisi untuk Tumbuh Kembang Bayi
Kerang dikenal sebagai makanan yang kaya akan kandungan protein. Protein dalam kerang-kerangan ini merupakan sumber asam amino penting yang baik untuk pertumbuhan si Kecil.
Selain itu, konsumsi kerang dalam porsi wajar secara teratur dapat memenuhi kebutuhan mikronutrisi, seperti vitamin B12 dan D, sodium, potasium, seng, dan yodium. Kandungan mikronutrisi ini membantu mengatur beberapa fungsi fisiologis penting, seperti pertumbuhan fisik dan mental. Asam lemak tak jenuh ganda, seperti DHA dan EPA-nya, merupakan jenis asam lemak omega-3 yang berkontribusi terhadap perkembangan otak yang sehat.
Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Tahukah Mama, kerang mengandung kerotenoid seperti astaxanthin, yang memiliki sifat imunostimulan. Kerang juga memiliki peptida, asam lemak omega-3, vitamin A, vitamin B-12, zat besi, tembaga, dan seng yang dapat menunjang sistem kekebalan tubuh. Selain itu, konsumsi kerang secara teratur dapat menghindarkan diri dari peradangan, virus, serta dapat melindungi fungsi jantung.
Bahaya yang Terkandung di Dalam Kerang
Seperti layaknya makanan yang lain, makanan laut seperti kerang memiliki risiko alergi, terutama bagi bayi dan anak-anak. Apalagi jika dimasak dengan cara kurang tepat dan tidak matang sepenuhnya. Kerang dapat terkontaminasi air yang membawa patogen, virus, dan bakteri. Selain itu, kerang yang terkontaminasi dapat membawa racun seperti racun algal bloom dan brevetoxin, yang dapat berakibat fatal bagi bayi.
Selain itu, dikhawatirkan makanan laut seperti kerang ini terkontaminasi oleh merkuri. Terutama jika diambil dari perairan yang kotor. Kadar merkuri yang tinggi dapat berdampak buruk pada sistem saraf pusat.
Itulah informasi mengenai keamanan mengonsumsi kerang untuk bayi. Pastikan Mama memilih kerang segar yang terjamin kualitasnya, bebas dari merkuri, diambil dari perairan yang sehat, dan dimasak benar-benar matang untuk menghindari risiko keracunan makanan. Apabila melihat adanya gejala alergi, seperti mual, muntah, pusing, atau pun gatal-gatal, segera hentikan konsumsinya dan bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga:
- Lezat dan Praktis, Tapi Bolehkah Bayi Makan Bacon?
- Lagi Ngetrend, Tapi Bolehkah Bayi Minum Susu Almond?
- Segar dan Menyehatkan, Bolehkah Bayi Minum Air Kelapa?