Waspada Alergi Wijen pada Bayi, Ini Gejala yang Harus Mama Cermati
Alergi wijen memang tak sebanyak alergi susu atau kacang, tapi harus tetap diwaspadai, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian besar orang di dunia ini memiliki alergi terhadap substansi atau zat-zat tertentu. Bisa dari lingkungan, obat-obatan, maupun juga makanan. Pada sebagian bayi, alergi muncul sejak dini dan risiko ini harus dicegah dengan mengetahui zat apa yang menyebabkannya. Terutama pada saat bayi mulai mengonsumsi MPASI.
Selain alergi terhadap susu sapi, kacang-kacangan, atau protein, beberapa bayi juga mengalami alergi terhadap wijen. Ya, biji-bijian mungil yang punya rasa gurih ini memang rasanya enak, tetapi pada orang yang menderita alergi bisa menyebabkan reaksi yang fatal.
Bahkan, di negara-negara Timur Tengah yang banyak menggunakan wijen sebagai bahan masakan, wijen menjadi alergi yang mengancam nyawa.
Lalu, seberapa besar potensi alergi wijen pada bayi? Dan bagaimana gejalanya? Berikut Popmama.com merangkum informasinya dilansir dari Today's Parent:
Apa Itu Alergi Wijen?
Alergi wijen terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi protein dalam biji wijen sebagai zat berbahaya. Karena itulah, tubuh melepaskan bahan kimia yang menyebabkan reaksi alergi.
Sedikitnya dua biji wijen saja dapat memicu reaksi. Banyak bayi yang menunjukkan reaksi alergi saat pertama kali mengonsumsinya. Bahkan, bayi yang mengonsumsi ASI dari Mama yang makan wijen bisa jadi menunjukkan reaksi serupa, meskipun kemungkinannya tidak parah dan hanya menimbulkan ruam ringan.
Alergi wijen bisa terjadi tidak hanya ketika wijen dikonsumsi, melainkan juga paparan di kulit atau sekadar tersentuh.
Gejala Alergi Wijen
Gejala alergi wijen biasanya terlihat dalam beberapa menit setelah mengonsumsi atau terpapar wijen. Gejalanya dapat bervariasi tergantung tingkat keparahannya, antara lain:
- Gatal-gatal,
- ruam,
- bengkak,
- gejala pernapasan (sesak napas, sakit tenggorokan, hidung tersumbat),
- sakit perut,
- muntah,
- diare,
- lemas,
- pening.
Anafilaksis adalah reaksi alergi parah dan keadaan darurat medis yang mengancam jiwa. Biasanya muncul dengan cepat melibatkan dua atau lebih sistem tubuh, seperti kulit dan sistem pernapasan. Jika bayi mama sulit bernapas dan tekanan darahnya turun drastis hingga ia pucat dan membiru, segera bawa ke UGD untuk mendapatkan penanganan cepat sebelum terjadi hal yang fatal.
Menangani Alergi Wijen pada Bayi
Apabila si Kecil mengalami reaksi ringan terhadap wijen pertama kali, seperti ruam, tunggu beberapa saat dan perhatikan tiap-tiap perubahan yang terjadi. Sembari menunggu, hubungi dokter anak untuk pemeriksaan, bahkan jika reaksinya tidak berlanjut. Namun, jika reaksinya lebih dari gejala ringan, segera hubungi rumah sakit.
Di rumah sakit, bayi mungkin akan mendapatkan epinefrin, obat untuk menghentikan reaksinya. Bayi mama juga mungkin diberi antihistamin dan steroid, serta diawasi dengan ketat oleh paramedis sampai kondisinya membaik.
Apakah Ada Obat untuk Alergi Wijen?
Hingga saat ini masih belum ada obat yang spesifik dapat mengobati alergi wijen. Dokter akan memberikan imunoterapi oral, di mana bayi mama akan diberikan dosis alergen yang meningkat secara bertahap untuk membangun toleransinya. Tentu saja perawatan ini dilakukan di bawah pengawasan ahli alergi.
Sejauh ini, perawatan imunoterapi alergen sudah umum diberikan pada mereka yang alergi terhadap kacang-kacangan. Tetapi belum dipelajari secara sistematis pada wijen. Namun, bukan tidak mungkin di masa depan perawatan akan semakin berkembang dan dapat mengatasi masalah alergi wijen ini secara spesifik.
Makanan Apa yang Harus Dihindari Penderita Alergi Wijen?
Wijen, entah itu wijen putih atau hitam, bisa ditemukan di berbagai makanan. Oleh karenanya, sebagai orangtua Mama perlu lebih teliti membaca label kemasan atau menanyakan bahan-bahan masakan yang digunakan ketika makan di restoran.
Biji wijen sering ditemukan dalam makanan yang dipanggang, salad, sereal, makanan ringan, dan produk-produk vegetarian. Minyak wijen juga termasuk dalam bahan umum yang digunakan dalam banyak hidangan, terutama masakan Asia.
Karena begitu banyaknya makanan yang menyertakan wijen sebagai taburan atau campurannya, jika anak mama memiliki alergi wijen, maka harus sangat cermat saat memasak.
Nah itulah informasi mengenai alergi wijen pada bayi. Penelitian menemukan bahwa 20-30 persen anak dapat mengembangkan toleransi terhadap alergi wijen dengan baik seiring bertambahnya usianya. Rata-rata anak mencapai toleransi pada usia sekitar lima setengah tahun.
Agar lebih akurat, Mama bisa memeriksakan si Kecil ke dokter anak dan ahli alergi untuk mendapatkan diagnosa yang pasti mengenai kondisinya. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga:
- Waspada Ma, Ini 5 Tanda Bayi Mungkin Memiliki Alergi Tertentu
- Jangan Panik! Ini 4 Hal yang Harus Dilakukan jika Bayi Alergi Makanan
- Bagaimana ASI Membuat Pencernaan Bayi Sehat dan Tahan Serangan Alergi?