Memiliki Rasa Asam, Bolehkah Bayi Makan Asinan atau Acar?
Kerenyahannya bikin bayi penasaran, tapi apakah mereka boleh mengonsumsinya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi punya rasa ingin tahu terhadap rasa dan tekstur makanan yang sering dilihatnya. Tak terkecuali asinan atau acar yang seringkali tersaji di meja makan keluarga. Asinan memang punya rasa yang asam dan menyegarkan dengan tekstur renyah yang membuat bayi ingin mencobanya. Tetapi, apakah bayi boleh makan asinan atau acar?
Kali ini Popmama.com akan mengulas seputar bolehkah bayi makan asinan atau acar, dan apakah ada manfaat di balik makanan tersebut untuk bayi, dilansir dari Healthline:
Kapan Bayi Boleh Makan Asinan?
Sesuai dengan anjuran dunia kesehatan anak, bayi sudah dapat mengonsumsi makanan padat sejak menginjak usia enam bulan. Tanda-tandanya adalah:
- Mampu menyangga kepalanya sendiri
- Berdiri tegak
- Berat badannya sudah dua kali lipat dari berat lahirnya
- Memiliki ketertarikan terhadap makanan
Menurut dr. Grace Shea, seorang ahli gizi bayi, bayi sebetulnya sudah bisa makan asinan saat ia mulai makan makanan padat di usia enam bulan. Di usia enam bulan ini, bayi bisa diberi asinan yang dapat digenggam dengan ukuran besar karena lebih mudah dimakan dan menghindari risiko tersedak potongan kecil.
Seiring dengan kemampuan menggenggam dan menjumputnya, bayi bisa mulai diperkenalkan dengan asinan yang potongannya lebih kecil, seperti acar.
Kandungan Garam pada Asinan, Apakah Aman untuk Bayi?
Sebagian orangtua mungkin mengkhawatirkan memberi asinan atau acar untuk bayinya karena rasa asinnya. Ya, asinan memang mengandung garam cukup tinggi. Tubuh orang dewasa mungkin bisa mentolerirnya, tetapi bagaimanakah dengan bayi?
Faktanya, bayi membutuhkan garam lebih sedikit daripada orang dewasa, yaitu sekitar 370 mg per hari untuk bayi usia tujuh sampai 12 bulan. Konsumsi garam yang berlebihan dapat membahayakan ginjal bayi karena fungsinya belum matang.
Bayi mama boleh kok makan asinan atau acar sesekali. Tetapi tidak untuk sajian setiap hari. Lebih baik lagi jika asinan atau acar yang diberikan adalah buatan rumahan ketimbang yang dijual pabrikan dalam kemasan yang sudah ditambahkan lebih banyak garam sebagai pengawet.
Rasa Asam pada Asinan, Berbahayakah untuk Bayi?
Selain rasa asin, di dalam asinan juga mengandung asam yang berasal dari cuka. Sebagian bayi mungkin punya sensitivitas lebih terhadap makanan yang asam, seperti acar.
Terlalu banyak asam dari makanan dapat memicu asam lambung yang membuat bayi sakit perut. Apabila bayi mama mengalami refluks dan masalah pencernaan lainnya, konsultasikan dengan dokter apakah acar atau asinan boleh dimasukkan ke dalam menu makanannya.
Apakah Asinan dan Acar Memiliki Manfaat untuk Kesehatan Bayi?
Meskipun mungkin bukan makanan yang tepat untuk bayi karena kandungan cuka dan natriumnya, tetapi asinan dan acar bukanlah makanan yang berbahaya. Pada dasarnya, asinan dan acar adalah sayuran yang difermentasi.
Beberapa metode fermentasi dapat memunculkan rasa asam alami. Makanan yang difermentasi telah teruji secara sains menyehatkan flora di dalam usus yang mendorong pencernaan lebih baik serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Oleh karena itu, sajikan hanya asinan dan acar yang telah dipasteurisasi karena mengandung kualitas probiotik yang bagus untuk usus bayi.
Memberi Kenyamanan pada Gigi Bayi yang Baru Tumbuh
Pada bayi yang giginya baru tumbuh, mungkin sering rewel karena rasanya tidak nyaman. Mama bisa memberikan asinan atau acar rumahan yang telah didinginkan sebagai alternatif pengganti teether. Sensasi sejuknya bisa menenangkan pada gusi yang giginya sedang tumbuh.
Rasa baru yaitu perpaduan asin dan asam, serta pengalaman sensorik yang menyegarkan dari beberapa gigitan asinan atau acar, dapat mengalihkan perhatian si Kecil dari nyeri gusi yang diderita.
Itulah informasi terkait konsumsi asinan atau acar untuk bayi. Pastikan Mama selalu berkonsultasi ke dokter saat ingin memberikan makanan baru untuk si Kecil. Semoga informasi ini bermanfaat dalam menyajikan MPASI sesuai tumbuh-kembang bayi mama ya.
Baca juga:
- Menambah Rasa, Bolehkah Memberikan MPASI Bersantan kepada Bayi?
- Bolehkah Memberikan 2 Jenis Susu Formula kepada Bayi?
- Dipercaya Mampu Redakan Sakit, Bolehkah Bayi Minum Air Gula?