Bolehkah Memberikan Selai Kacang ke Bayi? Ketahui Faktanya!
Karena sebagian besar populasi di dunia mengidap alergi selai kacang, apakah si Kecil salah satunya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selai kacang merupakan makanan yang sangat mudah ditemui sehari-hari. Baik itu dijual kemasan di supermarket maupun buatan rumah. Rasanya enak dan praktis diolah menjadi berbagai makanan, mulai isian roti sampai dengan saus cocolan yang nikmat.
Namun, sebagian besar orang di dunia ini mengalami alergi terhadap kacang karena tubuhnya tidak terbiasa mengonsumsinya sejak dini. Dilansir dari healthline.com, sebuah laporan dari Canadian Medical Association Journal menyebutkan, memperkenalkan kacang ke balita dapat menekan risiko terkena alergi kacang.
Meskipun begitu, kita tak bisa sembarangan memberikan selai kacang dan produk olahan kacang lainnya pada bayi dan balita lho, Ma. Berikut ini Popmama.com merangkum hal-hal penting seputar panduan memperkenalkan makanan berbahan kacang yang disusun oleh National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID).
1. Anak yang alergi telur, berpotensi alergi kacang
Studi menunjukkan bahwa bayi yang mengidap eksim lebih besar berpotensi alergi kacang. Begitu pula mereka yang mengidap alergi telur.
Sebelum mencoba produk mengandung kacang, bayi-bayi yang berpotensi alergi ini harus berkonsultasi lebih dulu dengan dokter anak dan spesialis. Tujuannya untuk membahas pengujian dan menentukan cara yang paling aman dalam mengonsumsi produk kacang-kacangan ini.
2. Kenali 3 kelompok paling berisiko alergi kacang
Panduan dari NIAID bertujuan untuk memperkenalkan produk kacang-kacangan pada bayi dan balita secara lebih terarah. Dari panduan ini, terdapat gambaran tiga kelompok risiko, yaitu:
- Bayi dengan alergi telur dan atau eksim parah.
- Bayi dengan eksim ringan atau sedang.
- Bayi tanpa alergi telur atau eksim apapun.
Bayi dengan alergi telur dan atau eksim parah, wajib menjalani tes kulit atau darah untuk mengetahui potensi alergi. Konsumsi produk kacang harus dibawah pengawasan dokter. Biasanya bayi dengan kategori ini diperbolehkan mengonsumsi produk kacang dengan batasan hanya 6-7 gram per minggu dan maksimal tiga kali seminggu.
Bayi dengan risiko alergi rendah dan sedang dapat mengonsumsi produk kacang-kacangan mulai usia 6 bulan, dalam berbagai variasi produk. Antara lain: selai kacang halus, puree selai kacang, atau pun tepung kacang.
2. Selai kacang bisa bikin tersedak
Untuk bayi dan balita, disarankan memberikan produk kacang-kacangan yang sudah diolah, bukan kacang utuh karena berisiko tersedak. Meskipun begitu, bukan berarti produk olahan seperti selai sepenuhnya aman lho, Ma. Selai kacang bertekstur tebal dan lengket. Pada bayi yang masih mengembangkan kemampuan menelan, tekstur seperti ini bisa menyangkut di tenggorokan.
Untuk mencegah bayi tersedak, campurkan selai kacang ke krim atau ke dalam MPASI-nya. Selain itu, Mama juga bisa mencampur selai kacang atau tepung kacang dengan air, buah atau sayuran. Pilih selai kacang yang creamy, bukan yang crunchy atau memiliki butiran kacang yang masih kasar.
4. Pengawasan setelah konsumsi kacang
Meskipun si Kecil tidak berisiko tinggi terhadap alergi kacang, tetapi Mama tetap harus mengawasinya setelah mengonsumsi makanan yang mengandung kacang-kacangan. Lihatlah, apakah ada gejala alergi yang meliputi: kemerahan atau bengkak di mata, mulut atau wajah; dan iritasi di daerah tenggorokan. Pantau perkembangannya setidaknya dua jam setelah makan.
Saat memperkenalkan produk kacang-kacangan pada bayi, pastikan ia dalam kondisi benar-benar sehat, tidak terserang flu atau sakit lainnya. Karena jika anak tidak dalam kondisi sangat sehat, maka risiko terjadinya alergi bisa muncul pada anak yang minim risiko sekalipun.
Untuk memperkenalkan produk kacang-kacangan ini, awalilah dengan porsi yang kecil, misalnya sedikit colekan di ujung sendok. Tunggu beberapa menit, barulah Mama bisa menambahkan jumlahnya.
Itu dia empat panduan penting sebelum memperkenalkan produk kacang-kacangan pada anak. Semoga informasi ini membantu ya, Ma!
Baca Juga:
- Biang Keringat vs Alergi pada Bayi, Apa Bedanya?
- Penyebab Alergi Kacang, Gejala, Cara Mencegah dan Pengobatannya
- Anak Alergi Susu Sapi? Ini 7 Manfaat Susu Kedelai untuk Kesehatan