5 Jenis Nutrisi yang Wajib Dipenuhi untuk Perkembangan Otak Sejak Dini
Jangan sampai kebutuhan nutrisi ini timpang karena berpengaruh signifikan pada perkembangan otak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pertumbuhan dan perkembangan otak yang sehat dimulai sejak awal kehidupan bayi dan akan terus berlanjut hingga masa kanak-kanak. Otak yang sehat akan memengaruhi bagaimana seorang anak belajar, mengontrol impuls, memerhatikan sekelilingnya hingga kemampuan sosial-emosional dan kesehatan mentalnya.
Perkembangan otak pada bayi dipengaruhi oleh berbagai hal. Dilansir dari usnews.com, para ahli berfokus pada tiga hal penting yang menjadi kuncinya, yaitu exposure (paparan), experience (pengalaman) dan nutrition (nutrisi).
Pengaruh Paparan, Pengalaman dan Nutrisi pada Perkembangan Otak Anak
Paparan racun, seperti timbal, serta infeksi, stres dan trauma dapat berdampak jangka panjang terhadap perkembangan otak anak. Begitu pula pengalaman positif atau pun negatif dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Misalnya, pengabaian atau pelecehan yang terjadi di masa kecil akan berdampak besar menghancurkan mental seorang anak. Sebaliknya, bermain atau membaca dongeng bersama bermanfaat untuk perkembangan otak anak.
Yang tak kalah pentingnya berkontribusi pada perkembangan otak anak adalah nutrisi. Otak bayi lebih rentan terhadap dampak defisiensi nutrisi ketimbang otak anak yang lebih besar. Faktanya, defisiensi nutrisi di awal kehidupan dapat berdampak signifikan pada perkembangan struktur otak, merusak fungsinya dan menyebabkan defisit kognitif di kemudian hari.
Meskipun otak sifatnya seperti 'plastik', dapat pulih dari kondisi kekurangan nutrisi, para ahli mencatat ada waktu-waktu kritis di mana otak membutuhkan nutrisi yang lebih tinggi. Jika pada masa ini bayi kekurangan nutrisi, maka akan menghambat periode perkembangannya.
Untuk mendukung perkembangan otaknya, berikut Popmama.com merangkum 5 kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi di masa bayi hingga balita:
1. Protein
Protein merupakan komponen neuron atau sel saraf, dan neurotransmiter yang mengirimkan pesan antar neuron. Untuk membangun struktur dan ukuran otak, protein sangat dibutuhkan. Kekurangan protein (dan energi) dalam tiga tahun pertama kehidupan dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan. Lebih dalam lagi, kekurangan protein akan mempengaruhi perkembangan saraf tubuh anak.
2. DHA
Lebih dari separuh bagian otak manusia terbentuk dari lemak. Oleh karenanya, lemak sangatlah penting di masa kanak-kanak untuk perkembangan neurologis dan fungsi otak. Kekurangan lemak dari makanan yang dikonsumsi anak, dapat menyebabkan pertumbuhan fisik dan kognitif yang buruk.
Docosahexaenoic acid atau DHA, adalah asam lemak tak jenuh dan lemak omega-3 yang sangat krusial kebutuhannya untuk otak. DHA dibutuhkan untuk pembentukan, pergerakan dan pengaturan koneksi neuron pada otak. Senyawa ini pula yang berperan membangun struktur retina. Jadi, DHA penting dalam mendukung kecerdasan, penglihatan, fokus dan kontrol impuls anak.
Kebutuhan DHA dapat dipenuhi lewat makanan, antara lain seafood. Termasuk ikan berlemak tinggi seperti salmon.
3. Kolin
Kolin merupakan nutrisi penting yang terlibat dalam pembentukan struktur sel otak, transmisi saraf serta pemrosesan dan penyimpanan memori. Nutrisi yang satu ini dapat membantu mencegah cacat tabung saraf, atau cacat lahir pada otak.
Kolin tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Jadi, kita perlu memenuhinya lewat makanan. Makanan yang tinggi akan kolin antara lain kuning telur, daging dan kacang-kacangan, seperti pistachio dan almond.
4. Zat besi
Zat besi diperlukan untuk membentuk anatomi otak. Myelination adalah proses melapisi neuron dengan selubung lemak yang disebut myelin. Bertujuan mengakomodasi transmisi informasi yang efisien ke seluruh otak, proses ini membutuhkan zat besi.
Ada banyak sumber makanan yang mengandung zat besi. Nutrisi ini dapat ditemukan dalam produk-produk hewani, seperti daging sapi atau hati ayam, daging sapi, unggas dan ikan. Tak hanya terkandung dalam produk-produk hewani, zat besi juga terkandung dalam kacang-kacangan, sereal, tahu dan bayam. Untuk meningkatkan kemampuan penyerapan zat besi dalam tubuh, sebaiknya makanan-makanan ini dikombinasikan dengan makanan yang mengandung vitamin C, seperti tomat dan buah jeruk.
5. Seng
Seng terlibat dalam hampir semua fungsi utama otak. Kekurangan seng pada anak usia dini mengakibatkan keterlambatan dalam penyerapan pembelajaran, sulit fokus, ingatan dan suasana hati. Daging, kerang, kacang-kacangan, dan biji-bijian adalah sumber asupan seng yang baik.
Perkembangan otak anak dimulai sejak dari dalam kandungan. Tetapi, tidak berhenti sampai di situ saja. Diperlukan asupan nutrisi yang mumpuni untuk menunjang proses perkembangan otak anak lewat kualitas sajian makanan yang sehat serta berbagai aktivitas positif yang merangsang perkembangan otaknya.
Baca juga:
- 9 Sumber Protein Nabati untuk Anak yang Tidak Suka Daging
- Tak Hanya Perhatikan Nutrisi, Begini 3 Upaya Lain Cegah Anak Stunting
- Punya Segudang Manfaat, Susu Kambing Bisa Jadi Alternatif Nutrisi Bayi