Tak Perlu Menunggu, Gejala Autisme Dapat Terdeteksi Sejak Bayi
Jangan lupa, percayai naluri Mama ya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua pasti berharap anaknya terlahir dengan kondisi sehat dan normal. Tetapi, sebagian anak menunjukkan tanda adanya masalah kesehatan pada saat ia mulai tumbuh besar.
Di saat itulah orangtua merasa frustrasi karena tidak bisa melakukan tindakan pencegahan atau pun penanganan sejak dini. Salah satu kasusnya adalah autisme.
Kasus ASD Meningkat dari Tahun ke Tahun
Salah satu kondisi kesehatan anak yang menjadi kekhawatiran orangtua di seluruh dunia adalah autisme atau autism spectrum disorder (selanjutnya di artikel ini akan disebut sebagai 'ASD'). Dilansir dari verywellfamily.com, di tahun 2014, the Centers for Disease Control and Prevention melaporkan bahwa 1 dari 68 anak terdiagnosis dengan ASD. Padahal, di tahun 2000, kejadian ini terdiagnosis 1 dari 150 anak. Itu artinya jumlah pengidap autisme semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Sebagian ahli percaya, peningkatan kasus ASD merupakan cerminan bahwa masyarakat dan para dokter mulai memiliki pemahaman yang berkembang tentang gangguan tersebut. Termasuk kriteria yang semakin bertambah dan mendetil demi mendapatkan diagnosis yang komprehensif.
8 Tanda ASD pada Bayi
Umumnya, ASD baru ditemukan pada anak saat ia menginjak usia sekitar 3 tahun. Jika tanda-tanda ASD sudah bisa terdeteksi sejak dini, seharusnya anak bisa mendapatkan penanganan dan pencegahan dengan perawatan yang intensif sedini mungkin.
Namun, sebetulnya para ahli menemukan bahwa anak dengan ASD menunjukkan tanda-tanda awal, bahkan sejak bayi, yang meliputi:
- Tidak tersenyum pada usia 6 bulan,
- tidak mengoceh, menunjuk atau menggunakan gerakan lain pada usia 12 bulan,
- tidak menggunakan kata-kata tunggal pada usia 16 bulan,
- tidak menggunakan frasa dua kata pada usia 24 bulan,
- mengalami kemunduran perkembangan, misalnya dalam hal kehilangan kemampuan berbahasa atau ketrampilan sosial,
- menghindari kontak fisik saat disentuh orangtua atau pengasuhnya,
- menghindari kontak mata dengan orang lain,
- tidak memperhatikan kedatangan, kepergian dan keberadaan orang lain.
Perlu diingat, beberapa tanda dan gejala ASD seringkali mirip dengan gejala gangguan kesehatan lain. Contohnya, saat anak melengkungkan punggungnya saat disentuh. Bisa jadi merupakan gejala refluks lambung. Tetapi bisa juga mengarah ke autisme. Perhatikan pula apakah ada gejala lain yang menyertainya.
Merasa Ada yang Ganjil dengan Kondisi Anak, Lakukan 4 Langkah Ini
Para ahli yakin, setiap Mama punya caranya sendiri dalam mendeteksi dan menyadari adanya hal yang ganjil pada anak. Berikut ini 4 langkah yang bisa Mama lakukan jika merasa anak memiliki kemungkinan ASD:
- Buatlah daftar catatan tonggak perkembangan yang belum atau tidak dialami Si Kecil. Jelaskan secara spesifik tentang apa yang Anda lihat atau pun tidak Anda lihat. "Bayi saya tidak merespons ketika saya menyebut namanya," misalnya.
- Berikan penjelasan sedetil mungkin tentang hal yang menjadi perhatian Mama.
- Jika dokter menyarankan untuk menunggu dan melihat terlebih dahulu perkembangannya, mintalah rujukan ke dokter perkembangan anak.
- Setelah anak menjalani screening, tanyakan sebanyak mungkin informasi yang Mama perlukan untuk memahami hasil pemeriksaannya. Jika anak menunjukkan risiko mengidap ASD, segeralah menindaklanjutinya.
Mungkin tak mudah bagi orangtua untuk menerima kenyataan ini. Tetapi jangan biarkan emosi menghalangi Anda mencari bantuan sedini mungkin. Intervensi awal dapat membuat perbedaan besar dalam merespon pengobatan yang dilakukan pada anak.
Percayai Naluri MAma
Seringkali orangtua merasa ragu, bahkan takut menyimpulkan gejala yang dihadapi anak. Apakah ia benar-benar mengidap autisme atau sekadar keterlambatan perkembangan yang normal terjadi. Orangtua biasanya ditenangkan oleh kerabat dengan kalimat "Jangan khawatir" atau "Sabar, ditunggu saja."
Tetapi jika Mama merasa bayi menunjukkan satu atau tanda di atas yang menunjukkan sikap yang ganjil ke arah ASD, atau pun secara naluriah seorang ibu, bicarakan dengan dokter anak dan mintalah ia mengevaluasi perkembangan si Kecil.
Secara umum, jika bayi tumbuh dan berkembang secara normal tetapi memiliki satu tanda atau perilaku terkait ASD, mungkin saja ia tidak mengidap ASD. Oleh karenanya, perhatikan secara menyeluruh perkembangan anak dan apakah ia memenuhi tonggak perkembangan yang diharapkan sesuai usianya.
Semoga informasi ini mencerahkan ya, Ma!
Baca juga:
- Waspada! 5 Perilaku Makan yang Aneh ini Mungkin Tanda Awal Autisme
- 7 Cara Terapi Autisme Mandiri di Rumah
- 5 Jenis Nutrisi Alami untuk Anak Autisme