Nafsu Makan Anak Berubah? Cek Penyebabnya Disini!
Penyebab meningkat atau menurunnya nafsu makan anak bukan hanya tidak suka rasa makanannya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiap anak memiliki masanya sendiri untuk soal memilih dan menyukai makanan. Umumnya, di usia jelang satu tahun, anak mulai mengenal rasa dan memiliki preferensi tertentu terhadap makanan yang disukai dan tidak.
Meskipun ada jenis-jenis makanan tertentu yang disukai atau pun tidak, umumnya anak usia sekolah sudah memiliki nafsu makan yang konsisten, kecuali saat sakit. Jika perubahan nafsu makan terjadi saat anak sedang sakit, hal ini wajar. Tetapi bila anak tampak sehat-sehat saja namun nafsu makannya berubah-ubah, ada hal yang perlu Mama perhatikan lebih jeli.
Dilansir dari rileychildrens.org, Danielle Wiese, MD, dokter anak dari Riley Children's Health, memaparkan hal-hal yang perlu diperhatikan dari kondisi perubahan nafsu makan ini. Berikut Popmama.com merangkumnya:
Nafsu Makan Anak Meningkat
Growth spurt bisa menjadi alasan mengapa nafsu makan anak begitu besar pada suatu periode. Pertambahan tinggi dan berat badan dapat membuat anak merasa sangat lapar dan juga rewel ketimbang biasanya.
Pada bayi dan balita, usia 12-24 bulan, biasanya mereka meminta makan atau camilan berulangkali bukan hanya karena lapar. Di fase ini, anak sedang belajar soal sebab-akibat. Ia sedang belajar hal baru, bahwa saat ia meminta sesuatu, orang lain akan melakukannya untuknya. Pelajaran tentang kekuasaan dan permintaan sedang diserapnya lewat kegiatan ini.
Untuk itu, jangan terlalu cepat menambahkan atau memberi anak makanan lagi karena permintaan mereka bukan berarti sinyal rasa lapar.
Nafsu Makan Anak Menurun
Mungkin rasanya gemas sekali saat melihat anak menolak makanan yang disajikan. Bahkan untuk memasukkannya ke dalam mulut pun, mereka enggan. Tetapi ada beberapa kemungkinan alasan menurunnya nafsu makan anak. Misalnya demam, pilek, dan sembelit adalah hal yang biasa melatarbelakanginya. Jangan khawatir bila sakit ringan yang menyebabkan penurunan nafsu makan ini, karena ini bersifat sementara.
Milestone perkembangan juga bisa menjadi penyebab menurunnya nafsu makan anak. Saat anak mulai berjalan atau berlari, contohnya. Mereka lebih suka bermain dan bergerak kesana kemari ketimbang duduk dan makan.
Anak usia 2-3 tahun seringkali menolak waktu makan bukan karena tidak lapar, melainkan cara untuk menegaskan independensi mereka. Mereka sedang dalam tahap tidak ingin diatur oleh orang lain. Anak usia 2-3 tahun sedang mengeksplorasi dunia dan dirinya, termasuk soal mengontrol perintah waktu makan ini.
Kebosanan dan Jenis Makanan Sama yang Harus Disadari Orangtua
Tiap orang pasti memiliki makanan yang disukainya. Pada bayi dan anak-anak, terkadang mereka menemui kenikmatan pada satu jenis menu makanan sehingga memintanya terus-menerus. Namun, mereka jadi menolak makanan lain. Tak jarang, terus-menerus dijejali satu jenis makanan yang dulunya menjadi favoritnya, anak jadi bosan dan akhirnya menolak kegiatan makan secara keseluruhan.
Menjaga nafsu makan anak memang penting. Tetapi yang tetap harus menjadi perhatian adalah menjadi keseimbangan gizi dan nutrisi. Jika anak Mama banyak mengonsumsi makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh, ini akan membuatnya kenyang dalam waktu lama. Begitu pun dengan konsumsi susu berlebihan yang membuat anak merasa kenyang padahal belum makan makanan yang sesungguhnya.
Kapan Saatnya Membawa Anak ke Dokter?
Tentu saja perubahan nafsu makan membuat hati orangtua khawatir. Memang, perubahan nafsu makan bisa menjadi pertanda awal adanya masalah kesehatan serius yang perlu ditangani. Segera hubungi dokter jika perubahan nafsu makan anak diiringi tanda-tanda berikut ini:
- Nyeri perut saat makan,
- penurunan berat badan atau penambahan berat badan yang buruk,
- penurunan energi, lemas dan tampak letih,
- muntah, sesak nafas, batuk, bengkak di wajah atau ruam setelah makan. Ini bisa menjadi tanda alergi.
Jika Mama menemui tanda-tanda di atas, jangan ditunda dan mengira-ngira sendiri kondisi anak. Konsultasikan ke dokter agar ditemukan diagnosis serta penanganan yang tepat. Semoga informasi ini membantu ya, Ma.
Baca Juga:
- Kunyit Baik untuk Menambah Nafsu Makan? Cek Faktanya Disini!
- Perlukah Suplemen Vitamin untuk Penambah Nafsu Makan Anak?
- 5 Cara Mudah untuk Meningkatkan Nafsu Makan Bayi