Perlu Dipahami, Ini Bedanya Bayi yang Alergi karena Ikan dan Seafood
Faktanya, alergi ikan ternyata tak sama persis dengan alergi makanan laut
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa eksplorasinya, bayi perlu diperkenalkan berbagai bahan makanan. Mulai jenis karbohidrat, mineral hingga protein. Tak hanya itu, untuk memenuhi kebutuhan gizinya, jenis makanan yang diperkenalkan pun harus beragam. Mulai dari sayur-sayuran, biji-bijian hingga protein dari nabati dan hewani.
Namun, dalam proses perkenalan terhadap aneka jenis makanan tersebut, tiap bayi memiliki reaksi yang berbeda-beda. Salah satu pemicu terbesar timbulnya reaksi alergi pada bayi dan anak adalah makanan yang terbuat dari olahan ikan dan produk makanan laut atau seafood.
Reaksi Alergi Bayi Terhadap Ikan-ikanan dan Seafood
Yang tak banyak orang tahu, meski tampak sama, faktanya alergi ikan ternyata berbeda dengan alergi makanan laut. Penderita alergi ikan bisa jadi alergi terhadap beberapa jenis ikan tertentu saja, tetapi tidak alergi pada produk makanan laut lainnya.
Reaksi alergi ini tak hanya muncul saat penderita makan ikan, tetapi juga dapat timbul saat bersentuhan atau menghirup uap dari masakan yang berbahan dasar ikan. Alergi ikan dapat muncul secara tiba-tiba dan tak terduga, bahkan dapat terjadi pada orang yang pernah mengonsumsi ikan sebelumnya dan terus berlangsung sepanjang hidupnya.
Sistem Kekebalan Tubuh Melawan Protein dalam Ikan dan Seafood
Ketika seseorang anak mengalami alergi ikan, sistem kekebalan tubuh yang biasanya melawan infeksi akan bereaksi berlebihan terhadap protein yang ada di dalam ikan. Setiap kali ia makan atau bersentuhan dengan ikan atau aroma masakannya, tubuh akan berpikir protein ini adalah penyerang berbahaya yang harus ditangani dengan melepaskan bahan kimia seperti histamin.
Kondisi ini akan menyebabkan munculnya tanda dan gejala, antara lain:
- Kesulitan bernapas,
- batuk dan suara serak,
- sakit perut,
- muntah dan diare,
- mata gatal dan berair,
- gatal-gatal pada kulit dan bintik-bintik merah,
- pembengkakan,
- pusing atau kehilangan kesadaran (pingsan).
Alergi Ikan dan Seafood Bisa Menimbulkan Kematian
Reaksi alergi ikan bisa saja berbeda dari satu orang ke orang lainnya. Bahkan, pada orang yang sama dapat menimbulkan reaksi yang tak sama jika terjadi pada waktu yang berbeda. Alergi ikan dapat menyebabkan reaksi parah yang berujung pada kematian yang disebut dengan anafilaksis.
Karenanya, seorang anak yang memiliki alergi ikan harus sepenuhnya menghindari makan atau bersentuhan dengan ikan dan olahannya. Pada masa perkenalan makanan padat, perlu mencoba menu tunggal ikan dan seafood untuk melihat potensi adanya alergi.
Selain itu tak kalah penting, orangtua atau pengasuh harus selalu membaca dengan teliti tabel makanan untuk melihat apakah makanan yang akan diberikan pada si Kecil benar-benar bebas dari kandungan ikan. Sebaiknya olah sendiri makanan si Kecil agar Mama dapat memantau dan mengontrol sendiri kandungan bahan-bahan yang disertakan di dalamnya, demi menghindari risiko alergi.
Baca Juga:
- 7 Manfaat Telur Puyuh untuk si Kecil, Nggak Bikin Alergi Ma!
- Terapkan Gerakan 3K Demi Lebih Tanggap Alergi pada Anak
- 3 Jenis Vaksin Ini Tidak Aman Untuk Bayi dengan Alergi Telur