Gejala Campak dan Penularannya, Mama Perlu Tahu!
Yuk, kenali gejala campak dan penularannya, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kementerian Kesehatan mencatat ada lebih dari 3.341 kasus campak di Indonesia selama tahun 2022.
Mengutip dari website Kementerian Kesehatan, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, MKM, mengatakan bahwa 3.341 kasus campak tersebut menyebar di 223 kabupaten/kota di 31 provinsi.
''Selama tahun 2022 yang lalu jumlah kasus campak yang ada di negara kita memang cukup banyak, lebih dari 3.341 laporan kasus. Kasus-kasus ini menyebar di 223 kabupaten/kota di 31 provinsi,'' ucap dr. Prima Yosephine, MKM.
Dibandingkan dengan tahun 2021, jumlah kasus campak di tahun 2022 alami peningkatan kurang lebih sebanyak 32 kali lipat.
Meningkatnya kasus campak ini tentu menjadi kekhawatiran bagi orangtua. Hal ini lantaran campak merupakan penyakit menular dan rentan dialami oleh bayi dan anak-anak. Penyakit campak pun dapat menyebabkan komplikasi.
Oleh sebab itu, penting untuk Mama mengetahui gejala campak dan bagaimana penularannya. Berikut Popmama.com telah rangkum gejala campak dan penularannya.
1. Penularan campak
Campak merupakan infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus. Mengutip dari situs resmi WHO (World Health Organization), campak merupakan salah satu penyakit paling menular di dunia.
Campak dapat menyebar atau menular melalui udara dan melalui droplet saat seseorang batuk, bersin, bicara, atau melalui cairan hidung.
Virus campak akan tetap aktif dan menular di udara atau di permukaan yang terinfeksi hingga dua jam.
Lalu, mengutip dari website IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), tingkat penularan campak lebih dari 90 persen dari individu yang terinfeksi sejak empat hari sebelum sampai empat jam setelah munculnya ruam.
Sementara itu, masa inkubasi penyakit campak terjadi pada 7 hingga 18 hari.
2. Gejala campak
Dalam situs resmi WHO dijelaskan bahwa tanda atau gejala awal campak biasanya adalah demam tinggi, yang dimulai sekitar 10 hingga 12 hari setelah terpapar virus. Demam ini biasanya berlangsung selama empat hingga tujuh hari.
Selain demam tinggi, gejala awal campak lainnya adalah hidung meler, batuk, mata merah serta berair, dan muncul bintik-bintik kecil berwarna putih di pipi.
Setelah beberapa hari dari gejala awal muncul, akan muncul ruam kemerahan di kulit. Ruam tersebut biasanya muncul di wajah dan leher bagian atas.
Sekitar tiga hari setelah ruam merah muncul, ruam tersebut akan menyebar hingga mencapai tangan dan kaki. Ruam merah ini umumnya berlangsung selama lima hingga enam hari dan kemudian memudar.
3. Komplikasi campak
Pada bayi dan anak-anak usia di bawah lima tahun, campak dapat menjadi komplikasi dan bisa menyebabkan penyakit berat.
Komplikasi serius yang dapat terjadi adalah diare berat, infeksi telinga, pneumonia, radang paru, radang otak, infeksi selaput mata, hingga kebutaan.
Nah, komplikasi campak ini sebetulnya bisa dihindari, Ma. Mengutip dari website IDAI, komplikasi akibat campak ini dapat dicegah dengan memastikan asupan nutrisi dan cairan, serta mendapatkan asupan vitamin A yang cukup.
4. Cara mencegah campak pada bayi dan anak-anak
Cara terbaik untuk mencegah campak pada bayi dan anak-anak adalah dengan imunisasi MR (imunisasi campak dan rubella).
Imunisasi ini diberikan sebanyak dua dosis. Dosis pertama diberikan saat bayi berusia sembilan bulan dan yang kedua diberikan saat bayi berusia 18 bulan.
Mama tidak perlu khawatir dengan keamanan imunisasi MR ini. Vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia (WHO) dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Imunisasi MR ini juga tidak menimbulkan efek samping. Jika bayi mengalami demam, bengkak ringan, dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi, hal tersebut merupakan reaksi normal setelah imunisasi dan umumnya akan menghilang dalam dua hingga tiga hari.
Jadi, itu gejala campak dan penularannya. Semoga bermanfaat, ya, Ma!
Baca juga:
- Waspada, Campak Bisa Jadi Komplikasi dan Sebabkan Penyakit Berat
- Kemenkes Tetapkan KLB Campak Mulai Menyerang, Waspada Bahayanya!
- WHO dan UNICEF Peringatkan Potensi Penyebaran Wabah Campak