Mengajarkan Anak Apa Itu Arti Istidraj dalam Agama Islam
Yuk, jelaskan pada anak untuk memotivasi mereka jadi lebih rajin dalam menunaikan ibadah
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sama halnya dengan ilmu pengetahuan lainnya, memberi pemahaman tentang pengetahuan agama Islam pada anak juga tidak kalah penting, Ma. Bahkan, sudah menjadi kewajiban para orangtua untuk mengajarkan agama Islam kepada anak-anak.
Ajaran dalam agama Islam yang paling utama ialah ibadah. Seluruh umat diwajibkan untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT.
Menunaikan ibadah dengan benar dan tepat waktu pun menjadi jembatan umat Islam untuk mendapatkan berkah serta karunia dari-Nya.
Namun, beberapa umat Islam justru dianugerahi banyak nikmat dari Allah SWT meskipun tidak pernah beribadah.
Misalnya, rezeki yang berlimpah, kehidupan bahagia, dan banyak hal duniawi sehingga tak jarang dapat membuat orang lain iri padanya.
Padahal, kondisi tersebut merupakan bentuk ujian yang dinamakan Istidraj, Ma. Berikut penjelasan tentang Istidraj serta ciri-cirinya yang telah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Arti itu Istidraj?
Istidraj adalah berasal dari kata 'daraja' dalam bahasa Arab yang berarti naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, Istidraj lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan yang sengaja diberikan pada seseorang.
Jadi, Allah SWT menguji hamba-hambanya yang lalai dalam beribadah dengan melimpahkan mereka kenikmatan dunia. Padahal, segala hal yang dinikmati tersebut adalah suatu jebakan.
Adapun dalil dalam Alquran yang menjelaskan tentang Istidraj ialah Surah Al-An'am ayat 44:
فَلَمَّا نَسُوۡا مَا ذُكِّرُوۡا بِهٖ فَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ اَبۡوَابَ كُلِّ شَىۡءٍ ؕ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوۡا بِمَاۤ اُوۡتُوۡۤا اَخَذۡنٰهُمۡ بَغۡتَةً فَاِذَا هُمۡ مُّبۡلِسُوۡنَ
Fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syaii’, hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun
Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
Semoga Mama dan keluarga bukan golongan penerima istiraj, azab berupa kenikmatan dari Allah SWT.
2. Ciri-ciri Istidraj, diberi kenikmatan berlimpah
Umumnya, Istidraj terjadi pada umat Islam yang lalai dalam beribadah. Namun, mereka selalu dapat merasakan banyak kenikmatan di dunia.
Misalnya, seorang umat yang tidak pernah menunaikan salat dan mengerjakan amalan lain, tetapi dilimpahkan rezeki begitu banyak. Padahal, kenikmatan yang membuat mereka terlena adalah sebuah jebakan atau azab dari Allah SWT.
Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 178:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْ ۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ
Wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li’ angfusihim, innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum azaabum muhiin
Artinya: “Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa semakin bertambah, dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.”
3. Ketenangan hidup, meski sering bermaksiat
Ciri-ciri Istidraj lainnya ialah rasa tenang dan tentram dalam menjalani hidup. Padahal, dirinya selalu melakukan maksiat.
Segala dosa yang diperbuat pun terasa biasa saja, tidak merasa bersalah atau menimbulkan kegelisahan di hati.
Ibadah juga tidak pernah ditunaikan sehingga terlalu dalam menikmati dunia. Padahal, sesungguhnya dirinya sedang tersesat.
Hal ini karena Istidraj merupakan hukuman dari Allah SWT yang terjadi sedikit demi sedikit.
Sebagaimana dalam firman-Nya berikut:
فَذَرۡنِىۡ وَمَنۡ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا الۡحَـدِيۡثِؕ سَنَسۡتَدۡرِجُهُمۡ مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُوۡنَۙ
Fazarnii wa many yukazzibu bihaazal hadiisi sanastad rijuhum min haisu laa ya'lamuun
Artinya: “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44).
4. Jarang sakit juga tanda-tanda Istidraj
Banyak yang berpendapat bahwa kesehatan adalah hal tak ternilai. Hingga beberapa orang akan mengeluh jika dirinya merasa tidak sehat. Padahal, sakit merupakan bentuk nikmat dari Allah SWT pada hambanya.
Maka, umat Islam yang jarang sakit ini pun termasuk dalam ciri-ciri tertimpa Istidraj. Ketika tubuhnya selalu sehat, mereka biasanya akan lalai dalam ibadah dan terus terlena pada urusan-urusan duniawi yang fana.
Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
Artinya: “Apabila Anda melihat Allah SWT memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah Istidraj dari Allah SWT.”
5. Ajarkan anak untuk rajin dalam beribadah
Setelah memahami makna Istidraj, orangtua hendaknya selalu mengingatkan anak untuk senantiasa beribadah dan bertaubat kepada Allah SWT. Biasakanlah anak mama dan papa agar terus mengingat Allah SWT di kala suka maupun duka.
Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri anak dari Istidraj, berupa kenikmatan yang berlimpah. Padahal, kenikmatan tersebut adalah hukuman yang diberikan oleh Allah SWT.
Itulah penjelasan apa itu Istidraj beserta ciri-cirinya yang bisa orangtua ajarkan pada anak.
Sunggung mengerikan jika seseorang tergolong dalam kaum penerima istiraj, azab yang berupa kenikamatan dari Allah SWT. Semoga dapat memotivasi Mama, Papa, dan buah hati agar selalu istiqomah dalam menjalankan segala perintah-Nya.
Baca juga:
- Mengajarkan Anak Sedekah Subuh Seperti Anjuran Syekh Ali Jaber
- 7 Manfaat Mengajarkan Anak Meyakini Hari Kiamat
- Cara Mengajarkan Anak agar Cinta Alquran Sejak Dini