Kepribadian Ganda atau Dissociative Identity Disorder pada Remaja
Umumnya disebabkan oleh pengalaman traumatis di masa kanak-kanak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak remaja biasanya mengalami banyak perubahan fisik karena mengalami masa pubertas. Tak hanya itu, perubahan secara psikologis juga bisa menyertainya.
Kadang ada kondisi khusus yang dialami, ketika ada penyebab dan pencetus tertentu.
Salah satunya Dissociative Identity Disorder (DID) atau yang lebih dikenal dengan sebutan kepribadian ganda.
Ketahui lebih lanjut yuk Ma mengenai kondisi DID pada anak remaja.
Apa itu Dissociative Identity Disorder?
Dissociative Identity Disorder (DID) atau kepribadian ganda adalah suatu kondisi psikologi yang rumit di mana penderitanya memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda-beda. Dalam satu tubuh seperti terisi beberapa kepribadian, bahkan satu sama lain bisa saja seperti tidak ada keterkaitan.
Masing-masing kepribadian dengan secara bergantian mengambil alih kesadaran individu yang mengalaminya.
Jika salah satu kepribadian sudah merasuk ke dalam raga orang tersebut, maka kepribadian lainnya hilang.
Umumnya, kondisi seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk adanya trauma di masa kecil yang meliputi kekerasan fisik, seksual atau emosional yang berulang.
Rasa penyesalan, ketakutan, kehilangan, kesedihan yang teramat mendalam juga bisa jadi pemicu tumbuhnya DID atau kepribadian ganda.
Untuk berjaga-jaga, Mama perlu tahu penyebab, gejala, dan cara perawatan Dissociative Identity Disorder pada anak remaja sehingga apabila anak mama mungkin mengalami gejalanya, bisa ditangani secara tepat.
Berikut informasi mengenai kepribadian ganda yang telah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Penyebab Dissociative Identity Disorder
Sebenarnya, kondisi psikologis kepribadian ganda ini tidak dapat disamaratakan dan dipastikan secara tepat apa yang menjadi penyebabnya. Namun, banyak penderita melaporkan bahwa mereka telah mengalami pelecehan fisik atau seksual yang parah selama masa kanak-kanak.
Mengutip laman psychologytoday, gangguan tersebut dapat dialami oleh seseorang pada usia berapa pun. Orang yang mengalami DID ini mungkin memiliki beberapa gejala pasca-trauma.
Meliputi, mimpi buruk, kilas balik, respons yang mengejutkan atau gangguan stres pasca-trauma.
Meskipun termasuk dalam kondisi psikologis yang cukup langka, beberapa penelitian menunjukkan bahwa DID lebih sering terjadi pada kerabat biologis dekat.
Jadi, sesorang dapat mengalami DID jika ada salah satu anggota keluarganya yang juga memiliki kelainan tersebut.
2. Gejala umum DID pada remaja
Melansir laman psychiatry, gejala kepribadian ganda meliputi:
- adanya dua atau lebih identitas berbeda (atau "keadaan kepribadian"),
- identitas yang berbeda disertai dengan perubahan perilaku, ingatan dan pemikiran,
- kesenjangan yang terus terjadi dalam memori tentang peristiwa sehari-hari, informasi pribadi dan / atau peristiwa traumatis sebelumnya,
- gejala-gejalanya menyebabkan kesulitan atau masalah signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya.
Sikap dan preferensi pribadi (misalnya, tentang makanan, kegiatan, pakaian) seseorang dengan kondisi kepribadian ganda ini mungkin dapat berubah dan kemudian bergeser ke belakang secara tiba-tiba.
Identitas lain dapat muncul atau terjadi tanpa sengaja dan tidak diinginkan sehingga menyebabkan penderita merasa kesusahan.
Orang dengan kondisi psikologis ini juga mungkin merasa bahwa mereka bisa menjadi pengamat ucapan dan tindakan mereka sendiri, atau tubuh mereka mungkin terasa berbeda (misalnya, seperti anak kecil, seperti lawan jenis, besar dan berotot) secara tiba-tiba atau bahkan tanpa disadari.
3. Berisiko menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri
Salah satu penyebab kondisi kepribadian ganda yang paling banyak dilaporan adalah karena adanya trauma akibat kekerasan fisik atau pelecehan seksual di masa kanak-kanak.
Hal tersebut memberikan dampak yang sangat luar biasa pada kondisi psikologis sehingga penderita berisiko menyakiti diri sendiri. Bahkan, hingga melakukan percobaan bunuh diri.
4. Cara diagnosis kepribadian ganda
Diagnosis Dissociative Identity Disorder membutuhkan waktu. Diperkirakan bahwa individu dengan gangguan ini perlu menghabiskan 7 tahun dalam sistem kesehatan mental sebelum diagnosis secara akurat.
Hal ini umum terjadi karena gejala penderita kepribadian sangat mirip dengan banyak diagnosis psikiatrik lainnya. Bahkan, banyak orang dengan kepribadian ganda memiliki diagnosis garis perbatasan atau gangguan kepribadian lainnya, seperti depresi, dan kecemasan.
Mengutip laman webmd, berikut beberapa kriteria untuk mendiagnosis gangguan identitas disosiatif:
- dua atau lebih identitas berbeda atau keadaan kepribadian hadir, masing-masing dengan pola persepsinya sendiri yang relatif abadi, berkaitan dengan lingkungan dan diri,
- amnesia, yang didefinisikan sebagai kesenjangan dalam mengingat peristiwa sehari-hari, informasi pribadi penting, dan / atau peristiwa traumatis,
- penderita merasa tertekan oleh kelainan atau memiliki kesulitan berfungsi di satu atau lebih bidang kehidupan utama karena kelainan tersebut.
5. Penanganan pada penderita DID
Saat ini tidak ada panduan formal berbasis bukti untuk menangani DID. Banyak perawatan didasarkan pada laporan kasus.
Meskipun tidak ada "obat" untuk gangguan identitas disosiatif, perawatan jangka panjang dapat membantu, jika pasien tetap berkomitmen.
Beberapa perawatan yang mungkin efektif untuk menangani Dissociative Identity Disorder:
Psikoterapi
Atau disebut dengan terapi bicara, terapi ini dirancang untuk bekerja melalui apa pun yang dipicu dan memicu DID.
Tujuannya adalah untuk membantu "menggabungkan" sifat-sifat kepribadian yang terpisah menjadi satu kepribadian yang terkonsolidasi sehingga dapat mengendalikan pemicunya.
Terapi ini sering termasuk melibatkan anggota keluarga dalam terapi.
Hipnoterapi
Hipnoterapi digunakan bersama dengan psikoterapi, hipnosis klinis ini dapat digunakan untuk membantu mengakses memori yang tertekan, mengendalikan beberapa perilaku bermasalah yang menyertai DID serta membantu mengintegrasikan kepribadian menjadi satu.
Terapi ajuvan
Terapi ajuvan seperti seni atau terapi gerakan. Terapi ini telah terbukti membantu orang terhubung dengan bagian-bagian pikiran mereka yang telah mereka tutup untuk mengatasi trauma.
Itulah beberapa informasi penting mengenai Dissociative Identity Disorder atau kepribadian ganda. Semoga dapat bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- Bahaya Keseringan Selfie pada Kesehatan Mental dan Keselamatan Anak
- 5 Dampak Buruk dari Seks Bebas bagi Fisik dan Mental Anak
- Nicholas Saputra Ingin Anak Indonesia Sehat Secara Mental saat Pandem