TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bagaimana Membuat Anak Terbuka pada Orangtua?

Memposisikan diri sebagai teman dapat membuat anak terbuka pada orangtua

Freepik/master1305

Membuat anak terbuka kepada orangtua adalah salah satu tantangan yang sering dihadapi dalam pengasuhan. 

Banyak faktor yang memengaruhi keengganan anak untuk berbicara, mulai dari perasaan takut dihakimi, hingga rasa tidak nyaman untuk berbagi perasaan terdalam. 

Namun, keterbukaan sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat antara orangtua dan anak, serta mendorong perkembangan emosional yang sehat. 

Anak yang merasa didengar dan dihargai oleh orangtuanya cenderung lebih percaya diri dalam mengekspresikan diri. 

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami strategi yang efektif guna menciptakan komunikasi yang terbuka, sehingga anak merasa nyaman berbicara tentang apapun.

Berikut Popmama.com merangkum cara bagaimana membuat anak terbuka pada orangtua.

1. Ciptakan lingkungan yang aman

Freepik/pch.vector

Lingkungan rumah harus menjadi tempat dimana anak merasa nyaman untuk berbicara tanpa takut dihakimi atau dikritik. 

Ketika anak merasa bahwa rumah adalah tempat aman, mereka akan lebih terbuka berbagi masalah, kekhawatiran, atau kebahagiaan. 

Salah satu cara untuk menciptakan lingkungan ini adalah dengan menunjukkan rasa hormat terhadap pendapat dan perasaan mereka, bahkan ketika berbeda dengan sudut pandang orangtua. 

Anak yang merasa dihargai akan lebih berani mengungkapkan pemikirannya. 

Menjaga komunikasi dua arah dan menghargai setiap percakapan kecil membantu anak merasa bahwa mereka diperhatikan, dan rasa aman ini mendorong keterbukaan yang lebih dalam di masa depan.

2. Jangan menghakimi atau mengevaluasi terlalu cepat

Freepik/peoplecreations

Ketika anak berbicara, sangat penting untuk tidak langsung menghakimi atau mengoreksi mereka.

Anak-anak seringkali berbicara untuk mencari pemahaman atau dukungan, bukan untuk dihakimi. 

Jika orangtua langsung memberikan kritik, anak bisa merasa takut atau cemas untuk berbicara lebih lanjut. Ini bisa menghambat proses keterbukaan. 

Sebaliknya, orangtua bisa mencoba mendengarkan secara aktif, memberikan tanggapan yang netral, dan mencoba untuk memahami dari sudut pandang anak. 

Memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaan tanpa takut dihakimi akan memperkuat rasa kepercayaan dan mendorong mereka untuk lebih terbuka di masa mendatang.

3. Luangkan waktu untuk berbicara dan pergi bersama

Freepik/our-team

Kesibukan sehari-hari seringkali mengurangi waktu berkualitas antara orangtua dan anak. 

Oleh karena itu, meluangkan waktu untuk berbicara dan pergi bersama dengan anak secara rutin sangat penting. 

Misalnya, mengadakan momen spesial seperti makan malam bersama, berjalan-jalan, atau berbincang sebelum tidur dapat menjadi kesempatan untuk membangun komunikasi yang baik. 

Menurut Cohen-Sandler yang dikutip dari Parents mengatakan, “Anak usia ini (remaja) tidak benar-benar menjauh dari orangtua. Mereka hanya semakin dekat dengan teman sebayanya.”

Dengan rutin menyediakan waktu, anak akan merasa bahwa mereka adalah prioritas. 

Coba dekati anak dengan mendekati teman-temannya juga, seperti mengantarkan mereka ke tempat bermain atau mendengarkan tentang gosip anak dan teman-temannya.

Melalui cara ini, mereka akan lebih terbuka dalam berbagi cerita, perasaan, dan masalah. 

Hubungan yang terbangun dari waktu berkualitas ini juga menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat antara orangtua dan anak.

4. Gunakan bahasa tubuh yang positif

Freepik

Bahasa tubuh berperan penting dalam komunikasi, khususnya dalam membuat anak merasa nyaman berbicara. 

Orangtua harus menunjukkan perhatian penuh dengan menjaga kontak mata, mengangguk, dan tersenyum ketika anak berbicara. 

Sikap tubuh yang terbuka, seperti memiringkan tubuh ke arah anak, menunjukkan bahwa orangtua siap mendengarkan dengan sepenuh hati. 

Sebaliknya, bahasa tubuh yang tertutup atau tergesa-gesa, seperti melipat tangan atau mengalihkan pandangan, bisa membuat anak merasa diabaikan atau tidak dihargai. 

Dengan menggunakan bahasa tubuh yang positif, anak akan merasa didengarkan dan lebih nyaman untuk berbicara tentang hal-hal yang lebih pribadi.

5. Ajukan pertanyaan terbuka

Freepik

Pertanyaan yang terbuka, seperti "Bagaimana perasaanmu hari ini?" atau "Apa yang menurutmu membuat situasi ini sulit?" mendorong anak untuk berbicara lebih panjang dan mendalam.

Pertanyaan yang mengarahkan mereka untuk merenung dan bercerita lebih jauh membantu membuka percakapan yang bermakna. 

Hindari pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak," karena ini dapat membuat percakapan terasa terbatas. 

Dengan pertanyaan yang terbuka, anak diajak untuk mengeksplorasi perasaan dan pemikiran mereka sendiri, sehingga keterbukaan dapat muncul secara alami. 

Ini juga membantu anak merasa bahwa pendapat mereka penting dan dihargai oleh orangtua.

6. Jangan memaksa anak untuk berbicara

Freepik

Setiap anak memiliki ritme emosional yang berbeda. 

Ada anak yang terbuka dan cepat bercerita, namun ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa nyaman berbagi. 

Orangtua harus menghormati ritme ini dengan tidak memaksa anak berbicara saat mereka belum siap.

Memaksa hanya akan membuat anak merasa tertekan dan mungkin semakin menutup diri.

Penting untuk memberi anak waktu dan ruang yang mereka butuhkan. 

“Daripada menginterogasi anak, cobalah untuk berkata dengan hangat dan rendah hati,’Hai! Selamat datang di rumah! Mama mau dengar cerita kamu, kapanpun kamu mau cerita,” kata Adele Faber penulis How to Talk So Kids Will Listen & Listen So Kids Will Talk, yang dikutip dari Parents.

Dengan menunjukkan kesiapan untuk mendengarkan anak kapanpun, mereka akan merasa nyaman untuk berbicara, sehingga anak tahu bahwa mereka dapat mengandalkan orangtua kapan saja.

7. Tunjukkan empati dan pengertian

Freepik

Saat anak bercerita tentang masalah atau pengalaman mereka, orangtua harus menunjukkan empati. 

Empati berarti berusaha memahami perasaan anak tanpa menghakimi atau mengkritik. 

Misalnya, ketika anak berbagi tentang pengalaman sulit di sekolah, orangtua bisa merespons dengan mengatakan, “Mama bisa paham kenapa kamu merasa sedih.” 

Ini membantu anak merasa didengar dan dipahami, sehingga mereka akan merasa lebih nyaman untuk terus berbicara. 

Respons yang penuh pengertian juga memperkuat kepercayaan anak terhadap orangtua. 

Anak akan merasa bahwa orangtua adalah tempat yang aman untuk berbagi perasaan mereka tanpa rasa takut diabaikan atau dikritik.

8. Jadilah contoh dalam keterbukaan

Freepik

Anak-anak belajar dari perilaku orangtua, termasuk dalam hal keterbukaan. 

Jika orangtua terbiasa berbagi cerita tentang hari mereka, perasaan, atau pengalaman pribadi dengan cara yang sehat, anak-anak akan meniru perilaku ini. 

Dengan memberi contoh bagaimana berbicara secara terbuka, orangtua mengajarkan bahwa komunikasi dua arah itu penting dan normal.

Orangtua bisa berbicara tentang hal-hal yang sederhana seperti perasaan senang, lelah, atau kesulitan kecil yang dihadapi sehari-hari. 

Ketika anak melihat orangtua terbuka, mereka akan lebih merasa nyaman melakukan hal yang sama dan membangun keterbukaan dalam hubungan keluarga.

Nah, itu tadi pembahasan mengenai bagaimana membuat anak terbuka pada orangtua. Coba terapkan cara ini dan lihat hasilnya, Ma.

Baca juga:

The Latest