TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Budaya Maritim dan Agraris di Indonesia

Materi kelas 5 SD kurikulum merdeka

Freepik/jcomp

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan kekayaan budaya yang luar biasa.

Letak geografisnya yang strategis, diapit oleh dua samudra besar, membuat Indonesia memiliki hubungan erat dengan laut dan daratan. 

Sebagai negara agraris sekaligus maritim, masyarakat Indonesia telah mengembangkan tradisi dan kearifan lokal yang unik di kedua bidang ini. 

Berikut Popmama.com membahas mengenai budaya maritim dan agraris Indonesia yang membentuk identitas bangsa serta kontribusinya terhadap kehidupan sehari-hari.

Budaya Maritim di Indonesia

Freepik/alexeyzhilkin

Budaya maritim di Indonesia berkembang karena geografisnya yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau. Berikut adalah aspek penting budaya maritim:

  • Perdagangan dan jalur laut: Sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, Indonesia telah menjadi pusat perdagangan maritim. Jalur perdagangan seperti Jalur Sutra Laut menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain seperti India, Cina, dan Arab.
  • Keahlian berlayar dan perahu tradisional: Orang Indonesia terkenal dengan keahlian berlayar. Perahu tradisional seperti phinisi dari Sulawesi Selatan menjadi bukti warisan budaya ini. Hingga kini, phinisi masih digunakan dan diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
  • Ekonomi laut: Komunitas pesisir banyak bergantung pada hasil laut seperti ikan, kerang, dan rumput laut. Selain itu, aktivitas seperti pembuatan garam dan kerajinan tangan berbasis laut juga menjadi bagian dari budaya maritim.

Budaya Agraris di Indonesia

Unsplash/Redicul Pict

Budaya agraris Indonesia tumbuh subur berkat tanahnya yang subur dan beriklim tropis. Berikut adalah ciri-ciri budaya agraris:

  • Pertanian tradisional: Masyarakat Indonesia sejak dahulu kala menggantungkan hidup pada pertanian. Sawah, ladang, dan kebun menjadi sumber penghidupan utama, dengan padi sebagai tanaman pokok yang melahirkan tradisi unik seperti upacara sedekah bumi.
  • Sistem subak: Di Bali, budaya agraris terwujud dalam sistem irigasi tradisional bernama subak, yang mengatur distribusi air secara adil ke sawah-sawah. Sistem ini juga mencerminkan filosofi Tri Hita Karana yang menyeimbangkan hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia.
  • Kearifan lokal: Budaya agraris menghasilkan tradisi seperti gotong-royong dalam bercocok tanam, panen bersama, dan upacara adat untuk menghormati hasil bumi.

Perpaduan Budaya Maritim dan Agraris

Pexels/Nila Racigan

Meskipun terlihat berbeda, budaya maritim dan agraris di Indonesia saling melengkapi:

  • Perdagangan hasil bumi melalui jalur laut: Hasil pertanian dari wilayah agraris sering kali dipasarkan ke wilayah pesisir melalui jalur laut.
  • Keterkaitan budaya kuliner: Masakan Indonesia banyak dipengaruhi oleh hasil laut dan hasil bumi, seperti pepes ikan dengan rempah-rempah khas.
  • Warisan tradisi yang terjaga: Berbagai festival, seperti Festival Phinisi di Sulawesi atau tradisi Seren Taun di Jawa Barat, menunjukkan bagaimana dua budaya ini hidup berdampingan.

Tantangan dan Pelestarian Budaya

Freepik

Di tengah modernisasi, kedua budaya ini menghadapi berbagai macam tantangan, diantaranya:

  • Eksploitasi sumber daya: Penangkapan ikan berlebihan dan alih fungsi lahan menjadi ancaman besar bagi keberlanjutan budaya maritim dan agraris.
  • Generasi muda yang kurang tertarik: Banyak generasi muda lebih memilih pekerjaan di kota daripada melanjutkan tradisi leluhur, sehingga hal ini menjadi ancaman budaya agraris maupun maritim di Indonesia yang lama-kelamaan akan hilang tradisinya.

Untuk melestarikannya, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga budaya. 

Program edukasi, festival budaya, dan pemanfaatan teknologi dapat menjadi cara efektif untuk memperkenalkan budaya maritim dan agraris Indonesia kepada generasi muda.

Baca juga:

The Latest