Cegah Kanker Serviks pada Anak dengan Imunisasi HPV
Satu-satunya kanker yang dapat dicegah melalui vaksin
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di Indonesia dan menjadi salah satu beban pembiayaan terbesar.
Setidaknya sekitar 1,7 juta perempuan di Indonesia yang akan mengalami resiko meninggal karena kanker leher rahim pada tahun 2070 mendatang.
Menurut dr. Ivander Ramon Utama, F.Mas, SpOG, Msc selaku pembicara pada acara “Tenang untuk Menang; Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim” yang diadakan oleh MSD Indonesia pada hari Selasa (13/08/2024) mengatakan bahwa kanker serviks dipicu oleh Human Papilloma Virus (HPV) dan menjadi satu-satunya kanker yang dapat dicegah melalui vaksin HPV.
Oleh karena itu, MSD Indonesia beserta dengan Kementerian Kesehatan dan Bio Farma ingin mengedukasi masyarakat Indonesia terutama orangtua sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi HPV terutama pada anak remaja.
Berikut Popmama.com merangkum cara mencegah kanker serviks pada anak dengan imunisasi HPV.
Apa itu Infeksi HPV dan Kanker Serviks?
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi pada permukaan kulit, terutama infeksi kulit seperti bahu, wajah, kaki, hingga area kelamin.
HPV merupakan virus yang menjadi penyebab utama terjadinya kanker serviks pada perempuan. Di Indonesia terdapat setidaknya 8 dari 10 perempuan maupun laki-laki yang terinfeksi virus HPV ini.
HPV merupakan jenis virus menular yang ditularkan melalui aktivitas hubungan seksual.
Sementara kanker serviks adalah kanker pada leher rahim tepatnya pada bagian bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina.
Tipe HPV yang kanker high risk itu merupakan tipe 16 dan 18, sementara tipe HPV yang non-kanker merupakan tipe 6 dan 11.
Di Indonesia, persentase estimasi kejadian kutil kelamin pada laki-laki yaitu sebesar 54% dan 46% pada perempuan.
Kanker serviks tidak terjadi secara tiba-tiba, butuh waktu bertahun-tahun agar virus bisa berkembang menjadi kanker.
Ketika seorang perempuan terinfeksi virus HPV secara alaminya perempuan yang memiliki imun tubuh yang kuat akan secara perlahan membunuh virus tersebut, namun jika ia memiliki sistem imun yang lemah maka tubuhnya akan kalah dengan serangan dari virus HPV yang kemudian membuat virus berkembang menjadi prekanker dan secara bertahap akan menjadi kanker.
Siapa yang Memiliki Resiko Terinfeksi HPV?
Penyebaran infeksi HPV sebesar 85% dikarenakan rute seksual seperti hubungan senggama, genital - genital, manual - genital, maupun oral - genital. Sementara 15% sisanya ditularkan melalui rute non-seksual seperti misalnya dari Mama ke bayi yang kemudian dapat menyebabkan Recurrent Respiratory Papillomatosis (RRP).
Disebutkan pada acara yang digelar MSD Indonesia bahwa di Indonesia pada setiap jamnya, terdapat 2 perempuan yang meninggal diakibatkan oleh kanker serviks dengan 50 perempuan yang meninggal dunia dan diikuti dengan 88 kasus baru setiap harinya. Indonesia juga merupakan negara dengan peringkat pertama yang menduduki jumlah kasus kanker serviks terbanyak di Asia Tenggara.
Walaupun virus ini merupakan penyebab utama dari penyakit kanker serviks, namun selain perempuan, laki-laki juga dapat terkena virus HPV ini, bahkan menurut dr. Ivander, laki-laki bisa menjadi orang yang dapat menularkan virus ini pada wanita saat berhubungan seksual.
Faktor Pendorong Resiko Infeksi HPV pada Perempuan dan Laki-laki
Terdapat beberapa faktor resiko infeksi pada perempuan maupun laki-laki, berikut diantaranya.
Faktor resiko infeksi HPV pada perempuan:
- Sudah melakukan hubungan seksual sebelum usia 15 tahun
- Memiliki pasangan seksual yang lebih dari empat
- Berhubungan dengan lebih dari satu laki-laki pada waktu yang bersamaan
- Berhubungan dengan laki-laki yang sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 16 wanita
Faktor resiko infeksi HPV pada laki-laki:
- Memiliki pasangan seks yang banyak
- Tidak sunat/sirkumsisi
- Berhubungan dengan perempuan yang menderita Neoplasia Intraepitelial Serviks (CIN)
- Memiliki pasangan seksual yang baru
- Memiliki riwayat STI (Sexually Transmitted Infections)
- Pernah melakukan hubungan seksual melalui anal dengan laki-laki
- Memiliki riwayat merokok
Manfaat Imunisasi HPV serta Lama Jangka Waktunya
Imunisasi HPV sangat penting sebagai upaya mencegah terkena kanker serviks terutama pada anak yang belum pernah melakukan aktivitas seksual, imunisasi dapat bekerja lebih ideal.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan vaksin HPV pada anak perempuan untuk mengurangi resiko terkena kanker serviks. Idealnya vaksin dapat bekerja lebih efektif pada anak usia 9 - 14 tahun disaat anak belum melakukan hubungan seksual.
Di Amerika Serikat, angka infeksi HPV pada anak perempuan sudah berkurang sebanyak 88% semenjak tahun 2006 (setelah vaksin HPV digunakan di Amerika Serikat).
Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu tagline yang selalu digunakan sehingga Mama dapat segera memberikan anak vaksin HPV.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, dr. Prima Yosephine Berliana Tumiur Hutapea, MKM mengatakan sasaran dari imunisasi HPV ini merupakan anak-anak dari golongan naif sesuai dengan saran dan rekomendasi dari WHO. Sehingga program imunisasi HPV ini dimasukkan menjadi program BIAS yang harus diterapkan pada setiap anak di Indonesia.
Sama seperti vaksin biasanya, untuk menjaga keefektifan, maka tentunya vaksin akan dilakukan lebih dari satu kali untuk membentuk antibodi yang sempurna.
Menurut dr. Ellen Roostaty Utama Sianipar, SpA(K) pada acara ini mengatakan bahwa setidaknya vaksin HPV ini akan bertahan selama 30 tahun lamanya.
Bagi Mama yang belum memberikan anak vaksin HPV, langsung segera vaksin anak ya Ma, agar anak tercegah dari kanker serviks.
Apakah Imunisasi HPV Menyebabkan Kemandulan?
Beberapa masyarakat Indonesia masih enggan untuk mendapatkan vaksin HPV ini, banyak spekulasi yang tersebar di masyarakat, beberapa diantaranya bahkan tidak memiliki sumber yang jelas, sehingga hanya menyebarkan ketakutan pada publik.
Pada acara ini banyak informasi yang membantah mengenai spekulasi yang tersebar mengenai vaksin HPV, terutama mengenai apakah vaksin ini dapat menyebabkan kemandulan atau tidak.
Saat diberikan pertanyaan tersebut, dr. Ivander mengatakan bahwa penyebab dari kemandulan justru bukan dikarenakan oleh vaksin HPV, melainkan sebaliknya.
Infeksi HPV yang kemudian menyebabkan terjadinya kanker serviks justru membuat kemandulan. Virus yang meradang pada leher rahim dapat membentuk kanker serviks, kemudian kanker bisa menjalar ke rahim yang membuat rahim harus diangkat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.Pengangkatan rahim yang kemudian menyebabkan kemandulan.
Pada kesempatan yang sama, dr. Melissa Handoko Wiyono menambahkan bahwa spekulasi mengenai vaksin HPV yang membuat kemandulan bermula di Inggris pada 10 tahun lalu ketika terdapat berita mengenai seorang remaja perempuan yang setelah mendapatkan vaksinasi HPV mengalami masalah pada indung telur nya, namun setelah hal itu diselidiki ternyata tidak ada hubungan antara vaksin HPV dengan permasalahan tersebut, namun sayangnya berita itu sudah tersebar dan membuat ketakutan pada perempuan yang belum mendapatkan vaksin HPV.
Nah, karena sudah dijelaskan, segera berikan anak imunisasi HPV ya, Ma.
Baca juga:
- Hoaks! Vaksin HPV Tidak Bikin Mandul, Calon Ibu Harus Tahu
- Vaksin HPV Tidak Sebabkan Mandul, Ini Penjelasan Dokter!
- Usia Terbaik Mendapat Vaksin HPV untuk Anak Perempuan