5 Cara Memberikan Edukasi Seks pada Anak, Catat!
Si Kecil dapat diberikan edukasi seks sejak lahir, agar mengerti respect boundaries!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Edukasi seks sering dianggap sebagai topik tabu di Indonesia, sehingga banyak orang tua yang merasa takut membahasnya. Padahal, memberikan pemahaman tentang seks sangat penting untuk membantu anak memahami tubuh dan menjaga kesehatan mereka.
Menariknya, edukasi seks sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil, bahkan sejak lahir.
Dalam sebuah podcast YouTube dari Kementerian Kesehatan RI, Zoya Amirin,M.Psi.,FIAS., seksolog, berbagi wawasan tentang pentingnya edukasi seks yang diberikan dengan cara yang tepat sejak dini hingga anak memasuki usia remaja.
Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk memberikan edukasi seks pada anak?
Berikut Popmama.com telah merangkum 5 cara memberikan edukasi seks pada anak yang perlu Mama dan Papa ketahui!
1. Edukasi seks sejak bayi dengan respect boundaries
Mama mungkin berpikir bahwa memberikan edukasi seks tidak mungkin dilakukan saat si Kecil masih bayi.
Tapi sebenarnya, Mama dan Papa bisa mulai sejak dini, lho! Caranya dengan respect boundaries pada si Kecil, misalnya saat ingin menyentuhnya atau mengganti popok.
Mama dan Papa bisa menggunakan kata-kata yang lembut dan sopan untuk mengajarkan si Kecil tentang rasa hormat.
Dengan begitu, semua orang di sekitar si Kecil juga terbiasa meminta izin sebelum menyentuhnya.
"Bunda gantiin ya popoknya, Bunda sentuh ya, Bunda mandiin. Ayahnya juga begitu," ujar Zoya
2. Edukasi seks saat si Kecil mulai tumbuh
Seiring bertambahnya usia, si Kecil membutuhkan ruang privasi untuk dirinya sendiri, seperti memiliki kamar tidur pribadi.
Mama dan Papa juga memerlukan waktu berdua tanpa gangguan. Meski ada keluarga yang tidak bisa memiliki kamar pribadi karena keterbatasan ekonomi, tetap usahakan memberikan ruang yang terpisah.
Ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan tempat tidur tingkat atau memberikan pembatas berupa kain.
Jangan biarkan si Kecil dapat melihat Mama dan Papa saat melakukan hubungan intim di dalam satu ruangan yang sama.
"Karena anak dapat melihat itu sebagai bentuk kekerasan, dia nggak ngerti hubungan seksual itu, itu bisa traumatic buat anak," jelas Zoya.
3. Biarkan si Kecil eksplorasi tubuhnya
Saat si Kecil lahir, ia perlu belajar banyak hal, termasuk memahami dan mengenali bagian tubuhnya. Menurut Zoya, masturbasi adalah salah satu bentuk ekspresi yang sehat dan wajar.
"Masturbasi yang sehat itu tidak sambil menonton film porno," ujar Zoya.
Saat memberikan edukasi tentang ekspresi seksual, Mama perlu menjelaskan kepada si Kecil bahwa mengekspresikan perasaannya tentang seksualitas harus dilakukan dengan aman, tanpa menyebabkan kehamilan, tanpa tertular penyakit seksual, atau HIV/AIDS.
Jangan lupa memberikan pemahaman yang baik dan benar, agar si Kecil bisa memahami informasi ini dengan baik, ya Ma!
"Kamu sudah mampu terangsang, seks itu enak, kamu menyentuh diri kamu enak, tapi bukan berarti kamu boleh melakukannya terus-terusan," tambah Zoya.
4. Menamai genital yang benar
Kita sering menyebut kemaluan daripada kelamin, padahal menurut Zoya, ini adalah kesalahan dalam edukasi seks. Istilah kemaluan sering dianggap memalukan, sementara kelamin bukanlah hal yang memalukan.
Oleh karena itu, Mama sebaiknya mengenalkan si Kecil dengan kata-kata yang benar sejak dini agar mereka tidak salah paham dan memahami informasi dengan tepat.
"Bahasa universal yang sebenarnya sehat harus biasa aja ngomongnya, bukan jorok. Kalo mau yang lebih santun kelamin atau genital," ujar Zoya
5. Jangan jadi orang tua yang toxic
Jangan menjadi orang tua yang bersikap keras dan hanya melarang tanpa menjelaskan alasannya.
Sebisa mungkin, berikan penjelasan tentang ketakutan atau kekhawatiran Mama dan Papa agar si Kecil bisa memahami dan mengerti.
"Nak, Ayah Bunda takut kamu hamil atau menghamili, belajar mengelola seksualitas kita mengekspresikannya engga dengan melecehkan orang lain," tambah Zoya.
Ingat ya, Mama dan Papa, berikan edukasi seks yang baik dan tepat untuk si Kecil.
Jangan memaksa atau menakut-nakuti, tetapi berikan penjelasan dengan cara yang lembut agar si Kecil bisa memahami dengan baik. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- 5 Hal yang Harus Dilakukan Remaja pada Masa Pubertas, Catat!
- 5 Tips Menghadapi Puber Kedua agar Pernikahan Langgeng
- 7 Penyebab Terjadinya Jerawat saat Remaja Pubertas, Bukan Cuma Hormo