9 Fakta Peristiwa Anak 11 Tahun di Makassar Diculik dan Dibunuh
Penculikan anak di Makassar imbas tergiur iklan, ironisnya salah satu pelaku adalah teman korban
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kejahatan anak di bawah umur masih terus terjadi di Indonesia. Mirisnya beberapa kasus kekerasan pada si Kecil melibatkan pelaku yang juga masih berusia belia. Hal ini menunjukkan adanya perilaku menyimpang yang dialami oleh beberapa remaja di tanah air.
Perilaku menyimpang inilah yang menjadi titik awal anak Mama bisa nekat melakukan tindakan kriminal.
Seorang anak atau remaja melakukan perilaku menyimpang disebabkan banyak faktor lho, baik itu faktor eksternal maupun internal. Dari faktor internal mencakup kurangnya perhatian dari Mama dan Papa, pola asuh anak yang kurang baik, trauma psikis, hobi atau kegemaran anak yang tak tersalurkan, lemahnya kontrol diri, kebiasaan buruk orangtua yang kerap dilihat si Kecil, hingga pengaruh kondisi keluarga (kurang harmonis atau perpecahan).
Sementara itu, faktor eksternal merupakan pengaruh dari lingkungan sosial, seperti pergaulan dengan teman maupun lingkungan sekitar tempatnya tinggal. Internet yang mudah diakses oleh siapa saja menjadi pemicu tragedi kriminal di Makassar. Jadi, pelaku berencana (8/1/0231)na menculik temannya untuk dibunuh lalu menjual organ tubuh korban sehingga bisa mendapat bayaran yang besar seperti iklan yang ada di internet.
BerikutPopmama.comsampaikan informasi mengenai 9 fakta peristiwa anak 11 tahun di Makassar diculik dan dibunuh, pelaku “termotivasi” dari iklan di internet supaya cepat kaya dari hasil jual organ.
1. Korban diimingi bantu bersihkan rumah dengan bayaran Rp 50 ribu
Awalnya pelaku mengajak korban untuk membantu membersihkan rumah dan mengimingi korban dengan uang Rp 50 ribu sebagai imbalannya. Korban yang masih polos pun mau-mau saja menuruti ajakan temannya itu.
Apalagi dibayar Rp 50 ribu yang mana bagi anak seusianya uang tersebut terbilang nominal besar. Selain itu, korban juga tipe anak yang penurut sehingga ia mau saja masuk dalam “jebakan” para pelaku.
2. Korban “dijemput” pakai motor di depan minimarket dan eksekusi di rumah pelaku
Korban dijemput pelaku menggunakan sepeda motor di depan sebuah mini market yang berlokasi di Jalan Batu Raya, Makassar. Korban yang tahunya akan membersihkan rumah justru dibunuh secara sadis di rumah salah satu pelaku.
Usai korban tak bernyawa, kedua pelaku membuang korban di Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-Nipa, Moncongloe, Kabupaten Maros guna menghilangkan jejak. MFS ditemukan dengan kondisi terikat dan terbungkus plastik.
3. Dua orang pelaku masih di bawah umur, satu diantaranya adalah teman korban
Korban penculikan dan pembunuhan berencana bernama Muh Fadil Sadewa (MFS) yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Pada kasus ini terdapat dua pelaku yang juga berstatus sebagai pelajar di Kota Makassar. Praktis, baik korban maupun pelaku termasuk golongan di bawah umur.
Pelaku berinisial AD berumur 17 tahun dan MF berusia 14 tahun. Korban mengenal salah satu dari pelaku, yaitu AD karena mereka merupakan teman bermain. Sementara AD mengajak MF selaku rekan di sekolahnya untuk melancarkan aksi bejatnya.
4. Polisi tetapkan murni kasus pidana pembunuhan bukan sindikat penjualan organ manusia
Penyelidikan kasus pembunuhan ini bermula karena adanya laporan orangtua korban karena anaknya hilang ke Polsek Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (9/1/2023). Lantaran MFS sudah tak terlihat sejak Minggu (8/1/2023).
Berdasarkan laporan tersebut, polisi dengan sigap turun ke lapangan guna menyelidiki kasus tersebut. Pihak berwajib mendapatkan rekaman kamera pengawas atau CCTV yang terdapat korban dan pelaku.
Dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi dan pantau CCTV, polisi bergerak cepat untuk secepat mungkin meringkus pelaku penculikan yang masih berusia di bawah umur ini. Tak sampai 24 jam, pihak berwajib berhasil mengamankan dua pelaku di rumahnya masing-masing saat keduanya tengah beristirahat.
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto menetapkan bahwa kasus yang menimpa anak 11 tahun ini murni termasuk kasus pidana pembunuhan berencana bukan sindikat penjualan organ tubuh manusia. Pelaku dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan Undang-Undang Perlindungan Anak.
5. Motif pelaku adalah ingin kaya dengan cepat dengan menjual organ tubuh seperti iklan yang dibaca di internet tapi tak tahu harus jual ke mana
Saat pemeriksaan terungkap motif pelaku melakukan tindakan kriminal ini karena tergiur iklan di internet yang membuat mereka terobsesi menjadi orang kaya dengan cara instan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa black market penjualan organ manusia akan dibayar hingga miliaran rupiah. Mungkin informasi inilah yang dibaca para pelaku ketika melihat iklan di internet tentang penjualan ilegal organ manusia.
Oleh sebab itu, AD yang merupakan otak di balik kejadian ini mengajak MF untuk menculik dan membunuh korban. Kemudian mereka akan mengambil organ penting korban yang bisa dijual untuk memperoleh pundi-pundi rupiah.
Sayang seribu sayang, informasi yang mereka miliki tak cukup. Hal itu karena pada pemeriksaan intensif mereka mengungkapkan masih bingung dan tidak tahu harus menjual organ tubuh tersebut ke mana.
6. Ayah korban ingin pelaku dihukum setimpal, nyawa dibayar nyawa
Setiap orangtua tentunya tidak rela apabila nyawa anak tersayang direnggut begitu saja oleh orang tak bertanggung jawab. Karmin sebagai Papa dari korban berharap supaya pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Baginya, apa yang dilakukan pelaku kepada anaknya adalah tindakan yang kejam.
Isak tangis keluarga tak lagi dapat terbendung ketika melihat anak usia 11 tahun ini terbujur kaku tiba di rumah duka yang terletak di Batua Raya, Lorong Tujuh, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Korban dikebumikan di TPU Paropo usai di semayamkan di rumah duka. Sebelum diserahkan kepada keluarga, jenazah korban telah menjalani visum di Biddokkes Forensik Polda Sulsel untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
7. MFS adalah anak yang suka membantu orangtua
Karmin bercerita bahwa anaknya adalah pribadi yang baik dan seorang pekerja keras. Korban tidak pernah membantah perintah orangtua. Bahkan anaknya bekerja sebagai juru parkir setelah pulang sekolah semata-mata untuk membantu ekonomi keluarga.
Mungkin salah satu alasan MFS mengiyakan ajakan pelaku untuk membersihkan rumah dengan imbalan Rp 50 ribu adalah untuk membantu orangtuanya. Jadi, gaji Rp 50 ribu itu sebagian untuk jajan korban dan sebagian lagi diberikan kepada orangtuanya.
8. Walikota Makassar gaungkan lagi program “jagai anakta” sebagai antisipasi kejahatan terhadap si kecil
Kasus ini menjadi teguran yang kesekian kalinya untuk para orangtua untuk lebih waspada dan mengetatkan lagi keamanan si Kecil. Wakil Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meminta pihak kepolisian untuk lebih memperhatikan kasus-kasus penculikan, pembunuhan serta aksi kejahatan lainnya yang menyerang anak-anak.
Ia juga mengungkapkan agar para orangtua memaksimalkan program “Jagai Anakta.” Sebenarnya program ini sudah ada sejak awal ia menjabat. Jagai Anakta merupakan kampanye agar Mama dan Papa serta lingkungan bekerja sama untuk saling menjaga satu sama lain.
Tak hanya itu, melalui program ini para orangtua juga diajak untuk selalu mengawasi anak. Mulai dari sisi pergaulan, kebiasaan, hingga tontonan dari hal-hal yang bisa merusak moral si Kecil. Ia meminta agar pelaku pembunuhan dan penculikan anak diberikan hukuman setimpal.
9. Rumah pelaku dirusak massa dan provokator akan diproses hukum
Dikutip dari IDN Times, sekelompok orang merusak salah satu rumah pelaku penculikan dan pembunuhan anak 11 tahun in. Rumah tersebut berlokasi di Jalan Batua Raya 14, Kota Makassar. Polisi sangat menyayangkan kejadian main hakim sendiri ini. Apalagi dua pelaku sudah diamankan dan pihak berwajib pun sudah memberikan imbauan tetapi dihiraukan oleh mereka.
“Himbauan sudah dilakukan, bahkan kita libatkan Damas (pengendali massa), Sabhara, Reserse dan di-back up dari Polsek tapi karena kita hindari kontak langsung dengan massa takutnya nanti meluas maka tidak bisa berbuat banyak," ujar Kepala Seksi (Kasi) Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando Karua Sambolangi.
Lando mengatakan pihaknya terus berjaga di lokasi. Ia juga mengungkapkan bahwa jajarannya terus mendalami siapa dalang dari aksi perusakan rumah pelaku yang mengakibatkan rusak parah. Lando memastikan provokator akan diproses hukum
Demikian paparan informasi mengenai 9 fakta peristiwa anak 11 tahun di Makassar diculik dan dibunuh pelaku di bawah umur karena terobsesi iklan di internet. Ajarkan anak nilai dan perilaku baik serta awasi anak dari orang-orang yang mencurigakan ya, Ma.
Baca Juga:
- Pentingnya Remaja Tahu Cara Melindungi Diri dari Penculikan
- Marak Kasus Penculikan, Anak Wajib Tahu Cara Melindungi diri
- Viral Penculikan Anak di Banten dengan Modus Diimingi Es Krim