Cegah Stunting dan Anemia pada Anak, Ciptakan Masa Depan Gemilang
Tubuh yang sehat, mampu membantu anak lebih fokus dan produktif dalam mengerjakan aktivitasnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak-anak remaja saat ini adalah pemimpin bangsa di masa depan. Untuk itu, mereka harus mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan terbaik agar dapat memajukan bangsa.
Namun, pada kenyataannya masih banyak remaja di Indonesia yang mengalami stunting dan anemia. Keadaan ini mampu menurunkan produktivitas dan kebugaran tubuh, penurunan prestasi belajar, penurunan imunitas, penurunan konsentrasi, dan keterlambatan pertumbuhan.
Tidak hanya itu, stunting dan anemia juga bisa mengakibatkan anak mengalami penyakit serius seperti gagal jantung, kanker, diabetes, dan obesitas.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus, tidak menutup kemungkinan anak-anak Indonesia menjadi tertinggal dari anak negara lain.
Keadaan ini membuat Phapros mengadakan acara “Gen Z Talent Activation Membangun Generasi Digital Bebas Stunting" di SMA Negeri 1 Purwakarta untuk mengedukasi para murid terkait pentingnya mencegah stunting dan anemia serta membagikan obat penambah darah.
Berikut ini Popmama.com bagikan informasi selengkapnya untuk Mama. Simak yuk!
1. Jumlah anak remaja yang terkena stunting di Indonesia
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2021 prevalensi stunting di Indonesia secara Nasional mencapai 24,4%. Artinya hampir satu perempat balita di Indonesia menderita stunting.
Selain stunting, masalah anemia pada remaja pun cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia.
Dua penyebab masalah kesehatan ini yakni kurangnya asupan makanan yang bernutrisi dan bergizi serta kurangnya aktivitas fisik.
2. Pentingnya edukasi stunting dan anemia untuk remaja
Memasuki usia remaja, biasanya si Anak telah memperhatikan bentuk tubuhnya masing-masing. Mereka ingin memiliki tubuh yang ideal. Sayangnya, masih banyak stigma di kalangan masyarakat Indonesia, jika perempuan yang cantik, yakni mereka yang kurus. Begitu pun dengan anak lelaki, mereka berlomba membentuk badan sebaik mungkin.
Tak jarang hal tersebut membuat para remaja melakukan diet. Sayangnya tidak semua remaja melakukan diet yang benar. Beberapa dari mereka melakukan diet yang salah hingga membuat tubuh kekurangan gizi.
Hal ini mengakibatkan remaja Indonesia mengalami stunting dan anemia. Untuk itu, penting sekali sosialisasi dan edukasi terkait stunting dan anemia pada anak remaja.
Maka dari itu, Phapros bersama Kementerian BUMN, Telkomsel, dan Bio Farma mengadakan acara “Gen Z Talent Activation Membangun Generasi Digital Bebas Stunting” di SMA Negeri 1 Purwakarta. Acar ini dihadiri langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Dalam acara ini, Phapros bersama Bio Farma (Persero), berkesempatan untuk memberikan edukasi secara langsung pada siswa tentang pentingnya mencegah stunting sejak dini.
Intervensi sejak dini diperlukan untuk memastikan para remaja putri sehat dan terbebas dari anemia, sehingga bisa mencetak generasi penerus bangsa yang bebas stunting, enerjik dan berprestasi.
3. Pencegahan stunting dan anemia
Untuk mencegah stunting dan anemia pada anak:
1. Menerapkan pola makan gizi seimbang
Makan yang terlalu sedikit tidak baik, makan yang berlebihan pun sama saja bisa menimbulkan penyakit tertentu pada tubuh.
Untuk mencegah stunting dan hidup sehat, Mama harus memberikan asupan makanan yang bernutrisi sesuai dengan kebutuhan gizi anak.
Mama dapat memberi asupan makanan anak empat sehat lima sempurna, mulai dari sayuran, buah-buahan, susu, telur, ikan, dan daging. Jumlahnya dapat Mama sesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Hal ini dilihat melalui usia dan berat badan si Anak.
Dengan pemenuhan gizi yang optimal setiap hari, anak mama pasti lebih fokus mengerjakan sesuatu, semangat beraktivitas, dan meraih prestasi.
2. Olahraga yang teratur
US Department of Health and Human Service menyarankan agar remaja berusia enam sampai 17 tahun berolahraga setidaknya tujuh jam per minggu atau satu jam per hari.
Anak-anak dapat melakukan olahraga apapun, mulai dari berlari, senam, berenang, dan lain sebagainya. Pilihlah olahraga sesuai dengan yang anak-anak sukai agar ia tidak berasa terbebani saat melakukannya.
3. Mengonsumsi obat penambah darah
Salah satu cara mencegah anemia yakni mengonsumsi obat penambah darah. Obat ini khusus untuk para remaja perempuan.
Dengan mengonsumsi obat ini, tentunya para remaja akan terhindar dari anemia sehingga bisa semakin semangat dan produktif menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Selain itu, mengonsumsi obat penambah darah dapat menurunkan angka stunting di Indonesia. “Salah satu penyebab stunting adalah anemia pada ibu hamil. Perlu upaya intervensi sebelum terjadinya hal tersebut, yaitu dengan pencegahan anemia sedari dini pada remaja dengan optimalisasi gizi dan konsumsi tablet tambah darah (TTD) secara rutin sekali dalam seminggu,” ujar Direktur Pemasaran Phapros, Imelda Alini Pohan.
Maka dari itu, dalam acara ini setiap siswi SMA Negeri 1 Purwakarta mendapat obat penambah darah gratis.
Dengan adanya acara ini diharapkan siswa siswi lebih memperhatikan kesehatan dirinya sendiri. Begitu pun dengan guru dan orangtua, keduanya pun harus lebih menjaga kesehatan anak dan murid-muridnya.
Baca juga:
- Ini Daftar 10 Makanan untuk Mencegah Stunting pada Balita
- Tanda dan Gejala Balita Menderita Anemia Defisiensi Besi
- Jika Si Kecil Anemia Defisiensi Besi, Mama Harus Apa? Ini 5 Jawabannya