10 Dampak Negatif Globalisasi bagi Kesenian Daerah
Globalisasi membawa dampak buruk bagi kesenian daerah. Simak 10 dampaknya yang perlu kamu ketahui
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Globalisasi merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari di era modern ini. Proses ini memungkinkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin cepat, yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk budaya dan kesenian daerah.
Lalu bagaimana bisa Globalisasi terbentuk? Penyebabnya pun ada beberapa factor seperti, kemajuan teknologi, liberalisasi perdagangan, globalisasi budaya di mana hal ini juga dipengaruhi oleh penyebaran budaya dan ide-ide dari satu negara ke negara lain.
Melalui media, film, musik, dan literatur, budaya serta ide-ide dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi masyarakat di seluruh dunia.
Globalisasi, meskipun membawa dampak positif dalam beberapa aspek, ternyata memiliki dampak negatif yang besar terhadap kesenian daerah, dalam pelajaran IPAS kelas 6 SD Kurikulum Merdeka, kita akan membahas berbagai dampak buruk dari globalisasi terhadap kesenian tradisional.
Apa saja dampak tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap budaya lokal? Mari kita pelajari lebih lanjut tentang 10 dampak negatif globalisasi bagi kesenian daerah berikut ini dari Popmama.com.
10 Dampak Negatif Globalisasi bagi Kesenian Daerah
1. Kesenian tradisional mulai terlupakan
Globalisasi yang membawa budaya luar ke dalam masyarakat Indonesia seringkali membuat masyarakat lebih tertarik dengan kesenian modern atau asing, sehingga kesenian tradisional mulai terlupakan.
Banyak anak muda yang tidak lagi mengenal atau melibatkan diri dalam kegiatan kesenian daerah, seperti tari daerah, musik tradisional, atau kerajinan tangan. Hal ini berpotensi menghilangkan keberagaman seni budaya yang telah ada sejak lama.
2. Seniman tradisional kehilangan kesempatan untuk berkarya
Seiring berkembangnya industri seni modern, kesempatan bagi seniman tradisional untuk berkarya semakin sempit.
Banyak seniman yang sudah lama menggeluti kesenian daerah merasa kesulitan untuk memasarkan karya mereka karena kurangnya perhatian dan minat masyarakat.
Hal ini menyebabkan seniman tradisional kehilangan ruang untuk berkarya dan menghasilkan pendapatan yang layak.
3. Pelanggaran hak cipta terhadap seniman
Salah satu dampak buruk globalisasi terhadap kesenian daerah adalah semakin maraknya pelanggaran hak cipta. Karya seni tradisional sering kali dijiplak atau diadaptasi tanpa izin dari pencipta aslinya.
Seniman daerah yang sudah berjuang keras untuk menghasilkan karya asli sering kali tidak mendapatkan pengakuan atau penghargaan yang layak, bahkan bisa kehilangan hak atas karyanya yang telah dijiplak.
4. Hasil karya seni mudah dijiplak
Dengan kemajuan teknologi dan internet, karya seni, termasuk seni daerah, mudah disalin dan disebarluaskan tanpa izin. Hal ini menyebabkan nilai dari karya seni menjadi turun, dan seniman asli tidak mendapatkan penghargaan atau penghasilan yang semestinya. Dalam dunia digital, siapa saja dapat dengan mudah mengklaim karya orang lain sebagai miliknya.
5. Karya seni tidak sesuai dengan nilai budaya
Seiring berkembangnya budaya pop global, banyak karya seni yang muncul tidak lagi mencerminkan nilai-nilai budaya lokal. Seni yang seharusnya menggambarkan kearifan lokal dan identitas budaya daerah kini lebih cenderung mengadopsi unsur-unsur asing yang tidak sesuai dengan tradisi atau norma yang ada dalam masyarakat. Ini membuat kesenian daerah semakin kehilangan ciri khasnya.
6. Pencemaran lingkungan akibat karya seni yang tidak bisa didaur ulang
Globalisasi juga memengaruhi cara kita menciptakan karya seni. Banyak bahan atau produk seni yang diproduksi tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan. Produk seni yang dihasilkan dari bahan-bahan sekali pakai atau yang tidak ramah lingkungan dapat menambah masalah pencemaran. Misalnya, karya seni dari plastik atau bahan kimia yang sulit didaur ulang dapat merusak lingkungan.
7. Pekerja seni semakin banyak, sedangkan lapangan pekerjaannya semakin sedikit
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan akses informasi, semakin banyak orang yang tertarik untuk terjun ke dunia seni. Namun, lapangan pekerjaan di bidang seni tradisional tetap terbatas. Akibatnya, persaingan semakin ketat, dan banyak pekerja seni yang tidak mendapatkan pekerjaan yang layak atau justru harus beralih ke pekerjaan lain untuk bertahan hidup.
8. Sebagian orang belum bisa menghargai pekerja seni
Meskipun seni daerah memiliki nilai budaya yang sangat penting, masih ada banyak orang yang belum bisa menghargai pekerja seni dengan sepantasnya. Terkadang seni dianggap sebagai kegiatan sampingan yang kurang bernilai, padahal seni merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas dan sejarah suatu daerah. Kurangnya apresiasi ini membuat pekerjaan seni daerah kurang diperhatikan.
9. Harga karya seni dimanipulasi
Penyebaran informasi yang sangat cepat di era globalisasi dapat menyebabkan manipulasi harga karya seni. Beberapa pihak mungkin mengambil keuntungan besar dari karya seni tradisional dengan cara menurunkan harga jual atau mengubah nilai jualnya. Hal ini merugikan seniman asli, yang seharusnya mendapatkan penghasilan yang setimpal dari karya seni yang mereka ciptakan.
10. Terjadinya penipuan barang bernilai seni
Semakin populernya pasar seni global, banyak oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk menipu pembeli dengan menjual barang bernilai seni palsu. Penipuan ini sangat merugikan para kolektor seni yang ingin membeli karya seni asli dengan harga yang layak. Penipuan ini sering kali sulit untuk terdeteksi, terutama bagi pembeli yang kurang memahami seni tradisional daerah.
Cara Mencegah Dampak Negatif Globalisasi bagi Kesenian Daerah
Untuk melindungi kesenian tradisional dari dampak buruk globalisasi, diperlukan usaha nyata dari berbagai pihak, mulai dari individu hingga pemerintah. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Mendukung dan menghadiri acara kesenian tradisional
Mama dan Papa bisa mengajak si Kecil menghadiri pertunjukan seni tradisional seperti tari daerah, pagelaran musik gamelan, atau pawai budaya. Hal ini tidak hanya melestarikan seni budaya, tetapi juga menanamkan kecintaan pada tradisi lokal sejak dini.
2. Mengintegrasikan kesenian daerah dalam pendidikan
Pemerintah dan sekolah dapat bekerja sama untuk memasukkan kesenian daerah ke dalam kurikulum pendidikan, sehingga anak-anak mengenal seni tradisional sejak usia dini. Kegiatan ekstrakurikuler seperti pelatihan tari daerah atau belajar alat musik tradisional juga bisa menjadi alternatif.
3. Menggunakan teknologi untuk melestarikan kesenian
Di era digital, media sosial dapat menjadi alat untuk mempromosikan kesenian tradisional. Mama bisa memanfaatkan platform seperti YouTube, Instagram, atau TikTok untuk membagikan cerita tentang seni lokal, mengunggah video pertunjukan seni, atau bahkan membuat konten edukasi tentang kesenian daerah.
4. Memberikan penghargaan kepada seniman tradisional
Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada seniman tradisional akan memotivasi mereka untuk terus berkarya. Dukungan ini bisa berupa penghargaan formal, subsidi, atau sekadar membeli karya seni mereka dengan harga yang layak.
5. Melibatkan generasi muda dalam pelestarian seni tradisional
Melibatkan anak muda dalam pelestarian seni, misalnya melalui kompetisi seni tradisional, pelatihan gratis, atau kampanye budaya, akan menarik minat mereka terhadap kesenian daerah. Dengan begitu, generasi muda bisa menjadi pelopor pelestarian budaya di masa depan.
6. Melindungi hak cipta kesenian daerah
Pemerintah harus lebih tegas dalam menerapkan hukum terkait hak cipta karya seni. Setiap hasil seni tradisional harus didaftarkan secara resmi agar tidak mudah dijiplak oleh pihak lain, baik dalam negeri maupun luar negeri.
7. Mempromosikan kesenian daerah ke kancah internasional
Dengan globalisasi, kesenian daerah juga bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya Indonesia di tingkat dunia. Misalnya, dengan mengadakan festival seni internasional atau mengirim delegasi seniman tradisional ke luar negeri.
Globalisasi memang membawa banyak perubahan, namun bukan berarti kita harus kehilangan warisan budaya yang telah ada. Memahami dampak negatif globalisasi bagi kesenian daerah, bisa membuat kesadaran nasionalisme kita akna budaya dan seni tradisional menjadi lebih tajam lagi.
Baca juga:
- Prestasi Muhammad Yakin Memotivasi Remaja untuk Mengeksplorasi Seni
- 8 Macam Karya Seni Rupa Daerah di Indonesia
- Karya Seni Daerah Rupa Murni dan Terapan, beserta Contohnya