Punya Warna Kulit Berbeda, Seorang Ibu Dicurigai Memperdagangkan Anak
Sang anak sampai menangis ketika berhadapan dengan polisi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mary MacCarthy (42), seorang ibu kulit putih di Amerika, menuntut permintaan maaf dari Southwest Airlines karena telah mencurigainya melakukan perdagangan manusia. Insiden tersebut terjadi pada 22 Oktober 2021 lalu.
Ketika itu, ia melakukan perjalanan dari Los Angeles ke Denver dengan Southwest Airlines. Ia pergi bersama putrinya, Moira (10), setelah mendapat kabar bahwa kakaknya yang bernama Michael (46) meninggal dunia akibat pembekuan darah.
Ketika singgah di San Jose, California, mereka naik ke pesawat pada menit-menit terakhir dan meminta agar dapat duduk bersebelahan. Tak disangka, hal ini akan membuat mereka mengalami kejadian traumatis setibanya di Denver.
Lebih lanjut, simak berita mengenai seorang ibu dicurigai memperdagangkan anak karena punya warna kulit berbeda yang telah Popmama.com rangkum dari laman people.com di bawah ini.
1. Kronologi kejadian
Pada tanggal 22 Oktober 2021 lalu, MacCarthy dan Moira pergi ke Denver dari Los Angeles menggunakan pesawat dengan singgah di San Jose, California. Dalam penerbangan dari San Jose ke Denver, mereka tidak menemukan kursi yang bersebelahan.
Sang ibu tunggal tersebut meminta bantuan pramugari untuk mencarikannya 2 kursi yang bersebelahan. Namun, permintaannya ditolak awak pesawat.
“Saya berkata kepada pramugari, ‘Kami pergi untuk menghadiri pemakaman, putri saya baru berusia 10 tahun,’” kata MacCarthy pada People.
MacCarthy kemudian mencari sendiri apakah ada yang bersedia bertukar tempat duduk dengannya. Untungnya, penumpang lain memberikannya kursi mereka.
Setelah mendarat di Denver, rupanya mereka telah ditunggu oleh seorang karyawan Southwest Airlines dan 2 petugas polisi di garbarata.
“Saya dihadang oleh 2 petugas polisi bersenjata. Salah satunya mulai berbicara kepada saya, yang satunya lagi kepada putri saya. Saya sangat bingung karena sepertinya mereka tahu nama kami,” kisah mantan reporter TV tersebut.
Awalnya, ia mengira bahwa anggota keluarganya yang lain meninggal dunia dan kedua polisi itu hendak menyampaikan berita tersebut. Namun, ternyata kedua polisi tersebut ada di sana karena ia dan Moira dilaporkan berperilaku mencurigakan.
“Pada saat itu, klik di pikiran saya bahwa kami mungkin telah diprofilkan. Saya telah membesarkan gadis ini selama 10 tahun. Ia adalah putri kandung saya dan saya tahu hal seperti ini bisa terjadi,” kata MacCarthy.
2. Alasan MacCarty dicurigai
MacCarthy merekam interaksinya dengan polisi dan karyawan Southwest Airlines tersebut selama hampir 3 menit. Mereka berdua terdengar sangat terguncang, bahkan Moira sampai menangis.
Dalam video tersebut, karyawan Southwest Airlines menjelaskan bahwa para pramugari hanya merasa khawatir atas perilaku MacCarthy saat di pesawat dan merupakan kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti laporan tersebut.
Dari penjelasan karyawan tersebut, tindakan mereka dipandang mencurigakan karena mereka adalah orang terakhir yang naik pesawat dan meminta penumpang lain untuk bertukar tempat duduk.
10 hari setelah insiden itu, MacCarthy mendapat telepon dari polisi yang mengabarkan bahwa kecurigaan atasnya melakukan perdagangan manusia akan ditindaklanjuti. Menurut laporan polisi, karyawan tersebut mencurigainya karena ia dan putrinya naik pesawat di menit-menit terakhir dan ia meminta mereka duduk bersebelahan.
Selain itu, karyawan tersebut juga mengklaim bahwa mereka berdua tidak berbicara selama penerbangan. MacCarthy juga diklaim tidak mengizinkan Moira berbicara dengan awak pesawat.
3. Kasus profil rasial
MacCarthy mengatakan bahwa klaim karyawan Southwest Airlines terhadapnya tidak benar. Ia juga mengatakan bahwa kecurigaan perdagangan manusia benar-benar membuatnya buta karena polisi saat itu tidak transparan mengenai aktivitas mencurigakan apa yang dituduhkan padanya.
Ia merasa, ia dan putrinya telah diprofilkan secara rasial. Menurutnya, tindakannya yang dianggap mencurigakan tersebut tidak akan menjadi masalah jika ia dan putrinya memiliki warna kulit yang sama.
Kini, ia mengaku sedang menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan masalah ini. Ia ingin Southwest Airlines dan polisi Denver bertanggung jawab atas kasus profil rasial yang dialaminya dan Moira.
“Saya ingin Southwest Airlines dan polisi Denver bertanggung jawab atas apa yang tidak diragukan lagi merupakan kasus profil rasial yang melibatkan seorang gadis kulit hitam berusia 10 tahun yang telah mengalami hari terburuk dalam hidupnya, (yaitu) kematian keluarganya (terlebih, Michael merupakan figur ayah bagi Moira),” kata MacCarthy yang bersumpah tidak akan pernah menginjakkan kaki di pesawat Southwest lagi.
MacCarthy saat ini sedang mencari terapis untuk putrinya. Sebab, menurutnya, insiden seperti ini dapat melukai seorang anak seumur hidupnya.
Kepada People, pengacara David Lane juga memberi penjelasan mengenai masalah yang dihadapi MacCarthy tersebut.
“Seandainya anak itu berkulit putih, sama sekali tidak diragukan bahwa ini tidak akan pernah terjadi. Sejauh ini, penyelidikan saya mengungkapkan, tidak ada pelanggaran oleh polisi karena mereka hanya melakukan penyelidikan berdasarkan keluhan Southwest Airlines dan mereka diizinkan untuk menyelidiki,” terang David.
“‘Korporasi Karen’ yang harus disalahkan untuk hal ini. Saya telah menghubungi penasihat hukum Southwest dan tidak mendengar apa pun. Ini adalah pelanggaran hak-hak sipil dan tidak ada tanggapan yang pantas oleh maskapai, kami akan melanjutkan ke pengadilan federal,” lanjutnya.
Baca juga:
- 5 Tanda Mama Berhasil Mendidik Anak yang Anti-Rasis
- Apa Itu Negrophobia yang Berujung Rasisme? #BlackLivesMatter
- Lakukan 8 Cara Ini untuk Mengajarkan Anak Tidak Bersikap Rasis