Kisah Paolo Bonavita, Anak Pengidap Autisme dan Epilepsi Alami Mujizat
Paolo Bonavita naik ke panggung tempat Paus Fransiskus memimpin doa, begini kisahnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tumor otak merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada anak. Umumnya, tumor otak pada anak memunculkan gejala seperti sakit kepala yang persisten, muntah yang persisten terutama saat bangun tidur, gangguan penglihatan, dan gangguan motorik.
Tumor otak pada anak sangat diwaspadai oleh para orangtua. Ketika ada gejala yang muncul atau dokter mencurigai terdapat tumor otak pada anak, tentu tak ada orangtua yang bisa tenang-tenang saja.
Begitu pula dengan Elsa Morra, Mama dari seorang anak pengidap autisme dan epilepsi yang juga dicurigai menderita tumor otak oleh dokter.
Namun, mujizat terjadi pada anak laki-laki Italia berusia 10 tahun tersebut.
Namanya Paolo Bonavita. Mujizat terjadi padanya, berawal dari sebuah peristiwa yang menghangatkan hati ketika ia dan mamanya berada di Roma.
“Bagimu, tak ada yang mustahil,” kata Paus Fransiskus pada Morra yang kemudian benar-benar terwujud.
Bagaimana kisahnya?
Yuk, simak kisah Paolo Bonavita, anak pengidap autisme dan epilepsi alami mujizat yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini, dilansir dari laman insideedition.
1. Paolo Bonavita di Roma
Paolo Bonavita merupakan seorang anak laki-laki usia 10 tahun berkewarganegaraan Italia yang mengidap autisme dan epilepsi. Kesehatannya memburuk dan ini membuat mamanya terkejut.
Dokter curiga bahwa Paolo menderita tumor otak atau multiple sclerosis.
Untuk memastikannya, ia beserta sang Mama pergi ke Roma untuk melakukan tes medis.
“Dokter hampir yakin itu tumor otak,” kata Morra kepada CBS News.
2. Paolo Bonavita menaiki tangga menuju Paus Fransiskus
Ketika mereka berkunjung ke Vatikan pada 10 Oktober 2021, sebuah peristiwa yang menghangatkan hati terjadi.
Paolo menaiki tangga sendirian dan berjalan menghampiri Paus Fransiskus yang tengah duduk di tengah podium saat acara audiensi umum mingguan.
Hal ini sangat mengejutkan bagi Morra. Sebab, biasanya Paolo membutuhkan bantuan untuk menaiki tangga.
“Mendaki tangga sendirian, ketika ia biasanya membutuhkan bantuan, saya pikir, ‘Ini tidak mungkin terjadi,’” ujar Morra.
Paolo tertarik pada topi putih di kepala Paus Fransiskus yang disebut zucchetto dan menunjuk topi tersebut.
Paus Fransiskus merespons dengan tenang, lalu menawarkan Paolo untuk duduk di sampingnya.
Paolo tampak senang sampai bertepuk tangan ketika duduk di samping Paus Fransiskus. Kemudian, Paus Fransiskus memberi salah satu dari zucchetto miliknya pada Paolo.
Paolo mengenakannya dan turun dari podium. Paus Fransiskus memujinya karena menjadi pengingat bahwa seseorang harus mengikuti kata hati.
Setelah itu, Paus Fransiskus mengatakan pada Morra ketika menyapanya secara pribadi bahwa ia akan berdoa untuk Paolo.
“Ia meraih tanganku dan berkata, ‘Bagimu, tak ada yang mustahil,’ katanya," ungkap Morra.
3. Mujizat turun ke atas Paolo Bonavita
Lalu tiga minggu setelah peristiwa di Vatikan tersebut, terjadi hal yang sangat menggembirakan bagi Morra.
Hasil tes medis Paolo tidak menunjukkan tanda-tanda kanker. Gejala-gejala yang dialami Paolo pun telah membaik.
Morra begitu emosional mengetahui hal itu. Jika ia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Paus Fransiskus lagi, ia berkata akan menyampaikan, “Terima kasih atas mujizatnya.”
Itulah kisah Paolo Bonavita, anak pengidap autisme dan epilepsi alami mujizat. Tak dapat dipungkiri, hal-hal berat kadang terjadi di hidup kita sampai rasanya tak mungkin untuk dilewati begitu saja, Ma.
Namun, kisah Paolo Bonavita ini mengingatkan kita bahwa tak ada yang mustahil bagi Tuhan. Mujizat masih ada. Tetap semangat dan berharap ya, Ma!
Baca juga:
- Cegah Kanker, Ini 7 Cara Barbeque di Malam Tahun Baru yang Lebih Sehat
- Waspada Retinoblastoma, Kanker yang Bisa Menyerang Bayi
- Fakta Neuroblastoma, Kanker Saraf yang Umumnya Menyerang Anak-anak