TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Media Sosial dan Kesehatan Mental Anak: Dua Hal yang Tak Terpisahkan

KPAI sebut kesehatan mental menjadi faktor utama anak bunuh diri

Freepik/Freepik

Topik mengenai kesehatan mental menjadi sebuah topik yang banyak dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir. Banyaknya kasus bunuh diri pada anak yang muncul akibat efek kesehatan mental semakin bermunculan dan harus segera dicari solusinya.

Era digital yang terus berkembang pesat membuat arus informasi tidak terbendung. Bahayanya, tidak semua informasi layak untuk diterima oleh anak. Terkadang, ada informasi yang berbahaya dan mampu mengganggu kesehatan mentalnya.

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengungkapkan jika ada 4 faktor yang menyebabkan anak dan remaja mengalami gangguan kesehatan mental.

Yaitu pola pengasuhan di rumah, penanaman spiritual dan nilai keagamaan di rumah kepada anak, peran orangtua di rumah, dan pengaruh media sosial.

Perlu diakui, jika media sosial dan kesehatan mental anak adalah dua hal yang tak terpisahkan. Media sosial bak pisau bermata dua, yang mampu menguntungkan dan merugikan bagi generasi penerus.

Popmama.com merangkum beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua untuk melindungi kesehatan mental anak di era digital. Apa saja? Simak sampai akhir, Ma!

1. Buat anak melek dengan cyberbullying yang marak terjadi

resources.uknowkids.com

Cyberbullying sudah seharusnya menjadi salah satu topik yang dibicarakan saat deep talk bersama anak. Mama dan Papa patut mengajarkan anak memahami perilaku yang tidak dapat diterima di dunia maya.

Serta, sampaikan pula jika anak mengalami hal tersebut mereka bisa menceritakan kejadian tersebut kepada Mama dan Papa tanpa rasa takut. Jika cyberbullying yang dialami sudah di luar batas, maka pelaku pun bisa mendapatkan konsekuensi dari tindakan yang dilakukan.

2. Membuat perjanjian penggunaan gadget bersama anak

Freepik

Smartphone sejatinya digunakan bagi mereka yang telah cukup umur, paham serta bijak dalam menggunakannya. Sebelum memberikan smartphone kepada anak, ada baiknya orangtua membuat perjanjian berapa lama anak boleh fokus terhadap smartphone dan menjelajah dunia maya.

Hal ini berguna untuk membatasi paparan informasi yang didapatkan anak dan berisiko mengganggu kesehatan mentalnya. American Psychiatric Association memberikan durasi bermain gawai yang sesuai dengan usia anak dan bisa menjadi pertimbangan bagi orangtua, yaitu:

  • 0-2 tahun: tidak boleh bermain gadget sama sekali
  • 3-6 tahun: 10-20 menit setiap hari
  • 7-10 tahun: 20-60 menit setiap hari
  • 11-12 tahun: maksimal 2 jam per hari

Berikan pula alasan yang logis, kenapa Mama dan Papa membatasi penggunaan gadget agar si Kecil bisa menerima alasan pembatasan penggunaan gadget.

3. Mengkaji ulang pola asuh yang diterapkan di rumah

freepik.com/Pressfoto.ru

Di era digital seperti saat ini, pola asuh anak bisa difokuskan pada pendampingan dan dan bimbingan terhadap anak dalam memanfaatkan gadget. Arahkan anak untuk menggunakan gadget sesuai kebutuhan, yaitu sebagai media edukasi.

Mama dan Papa juga bisa melakukan settingan tertentu pada gadget si Kecil agar terhindar dari konten kekerasan, pornografi, serta konten-konten yang berbau SARA.

4. Jangan malu untuk mengutarakan cinta

Freepik/our-team

Di masa perkembangannya, anak perlu mendapat validasi bahwa orangtua mencintainya. Karena satu dan lain hal, banyak orangtua yang merasa canggung untuk mengutarakan rasa sayang terhadap anak, seolah ini adalah hal yang sulit dilakukan.

Menunjukkan cinta dan ketertarikan terhadap apa yang anak lakukan akan membuatnya bahagia dan memenuhi kebutuhan kasih sayangnya. Sehingga, mentalnya pun menjadi lebih kuat.

5. Memperhatikan kegiatan anak sehari-hari

Freepik/jcomp

Kesehatan mental juga dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Jam tidur yang cukup, asupan makanan, serta kegiatan fisik yang akan membuatnya tidak terlalu fokus dengan gadget. Kenalkan anak kepada kegiatan yang mampu mengasah keterampilan serta kecerdasannya.

6. Katakan pada anak, orang dewasa juga mengalami masalah yang sama

Freepik/karlyukav

Tumbuh dewasa menjadi sebuah proses yang tidak mudah. Anak akan merasa aneh dengan kekhawatiran, stres, dan perasaan sedih yang bisa datang kapan saja. Ajak mereka bicara, dan katakan bahwa hal tersebut wajar dirasakan.

Cobalah menjadi pendengar yang baik, dan bagikan sedikit pengalaman Mama dan Papa saat mengalami hal tersebut. Validasi perasaan si Kecil menjadi hal yang cukup penting untuk dilakukan.

Mental yang sehat memang tidak bisa didapatkan secara instan. Namun, hal ini bisa diusahakan sejak dini. Tindakan antisipasi tetap perlu dilakukan, agar anak tidak mudah mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup karena kesehatannya terganggu. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

The Latest