TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

"Belajar Tidak Hanya di Sekolah", Menurut 5 Sosok Ternama di Indonesia

Belajar bisa dimana saja, melalui interaksi sosial, fenomena alam, teman sebaya, atau sejarah bangsa

Instagram.com/afuadi

Belajaraya 2023 memiliki banyak sesi menarik, salah satunya adalah kelas belajar yang membahas berbagai isu-isu terkini. 

Narasumber yang dihadirkan dalam Belajarnya 2023 adalah para penggerak dari berbagai kalangan, tidak hanya terkait pendidikan, namun juga lingkungan, kesehatan mental, kesenian, dan perkembangan digital.

Salah satu sesi kelas belajar yang menarik perhatian adalah kelas belajar yang bertajuk "Belajar Tidak Hanya di Sekolah".

Sesi ini menghadirkan berbagai narasumber ternama dan berperan tidak hanya dari kalangan akademisi, namun juga pejabat, penulis, dan tokoh publik, diantaranya Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan Indonesia, Maudy Ayunda selaku Tokoh Publik, Nisa Felicia selaku Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Ahmad Fuadi selaku Penulis dan Wartawan, terakhir Rizqy Rahmat Rani selaku Kepala Kampus Pemimpin Merdeka dan Guru.

Antusiasme masyarakat untuk mengikuti sesi ini sangat tinggi, selain tema yang menarik, dan pembicara ternama juga dihadirkan dua moderator yang tak kalah perannya dalam dunia pendidikan, yaitu Najeela Shihab sebagai penginisiasi Semua Murid Semua Guru dan Ketut Yoga Yudistira sebagai co-founder dari Kok Bisa?

Moderator membuka sesi diskusi dengan kalimat menggetarkan bahwa "belajar bisa dimana saja" yang menyuntikkan semangat baru dan kepercayaan diri bahwa apa yang ada di sekitar kita adalah ilmu yang dapat dipelajari.

Meskipun Mama tidak hadir dalam sesi kelas belajar, Mama tidak perlu khawatir, karena Popmama.com akan mengulas informasi mengenai belajar tidak hanya disekolah dalam poin-poin berikut ini. 

1. Prabowo Subianto

Instagram.com/prabowo

Prabowo yang berusia lebih dari 70 tahun memiliki banyak pengalaman berharga, khususnya saat gejolak perjuangan di Indonesia masih berasa. Saat ditanya perihal pentingnya sejarah sebagai pembelajaran, Prabowo menceritakan mengenai kisah hidupnya.

Kelahiran Prabowo Subianto yang masih dalam nuansa perjuangan masa kemerdekaan, tepatnya tahun 1951, menjadikan dirinya menyaksikan bagaimana bangsa Indonesia ini diperjuangkan oleh para pahlawan.

Saat menginjak remaja, Prabowo dibawa oleh keluarganya ke Taman Makam Pahlawan untuk mengunjungi sang paman yang telah gugur di medan perjuangan untuk memperjuangkan kemerdekaan. 

Pengalaman Prabowo melihat usaha dari para pahlawan memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan mendorong dirinya untuk memakmurkan serta mensejahterakan Indonesia.

2. Maudy Ayunda

Instagram.com/maudyayunda

Maudy menuturkan jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan moderator mengenai media pembelajaran yang berpengaruh bagi dirinya apakah di sekolah atau di luar sekolah. 

"Pembelajaran terbesar masih di luar sekolah kalau buat aku. Pengalaman di dunia entertainment itu 10 tahun dan pertama kali mengeluarkan album itu 14 tahun.

Jadi dulu itu sambil sekolah, sambil bekerja atau berkarya di dunia kreatif. Meskipun nggak selalu sukses dan nggak selalu banyak yang suka.

Pengalaman bekerja dan berinteraksi dengan orang lain, orang dewasa, dunia yang sangat berbeda dengan dunia akademis menjadi opportunities belajar terbesar buat aku pada saat aku kecil dan itu mendewasakan luar biasa banyak dibandingkan di sekolah"

Maudy Ayunda menambahkan bahwa poin belajar di sekolah yang menurutnya sangat berpengaruh adalah saat ia dapat mengobrol dengan teman dan guru-guru. 

Melalui berbagai cerita, mendengarkan berbagai pengalaman, mengetahui peran-peran yang sedang dijalankan orang lain, serta interaksi dengan orang lain adalah media yang baik dan berpengaruh dalam pembelajaran Maudy Ayunda.

3. Nisa Felicia

Instagram.com/nisafaridz

Kesempatan belajar di luar sekolah adalah hal yang perlu untuk dimanfaatkan. Tips dari Nisa Felicia untuk menyiapkan anak agar mampu belajar diluar sekolah perlu diperhatikan karena acap kali anak masih menganggap bahwa belajar hanya di sekolah, diluar itu tidak ada keharusan dan kewajiban untuk memahami berbagai ilmu atau fenomena yang tengah terjadi.

Konsep belajar diluar sekolah:

  • Life regulated learning

Konsep kemandirian dalam belajar dan menyadari bahwa masih banyak hal yang tidak diketahuinya.

Tentu konsep ini dipengaruhi oleh keinginan dan kemauan anak. Keinginan anak untuk ingin tau segala sesuatu adalah bagian dari literasi. Keinginan ini adalah bekal agar anak dapat menerapkan Lifelong learning.

Menurut penelitian terhadap anak yang berusia 15 tahun, ada 70% anak yang literasinya dibawah standar minimum. 

  • Growth mindset

Sebuah kesadaran bahwa ketika anak belajar, maka anak akan mampu. Ini merupakan konsep yang terus diupayakan guru di sekolah dalam mendorong anak didiknya.

Menurut riset, kurang dari 30% anak percaya bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang dapat terus dikembangkan oleh masing-masing individu.

Sehingga, 70% anak yakin bahwa ketika dirinya tidak bakat akan sesuatu maka tidak dapat dikembangkan.

  • Perasaan dapat membawa perubahan

Salah satu hal yang membuat anak berkemauan atau termotivasi dalam belajar adalah karena mereka memiliki perasaan dapat berkontribusi, membawa dampak, dan perubahan yang baik bagi masyarakat. Ini merupakan "the power of learning" atau kekuatan dalam belajar.

4. Ahmad Fuadi

Instagram.com/afuadi

Fuadi adalah seorang penulis sekaligus wartawan yang berasal dari tanah Maninjau. Ia membuka diskusi dengan sebuah peribahasa dari tanah kelahirannya berbunyi, "Alam Takambang jadi Guru" yang artinya alam terkembang jadikan guru.

Fuadi menjelaskan bahwa peribahasa khas Maninjau adalah bekal yang digunakan untuk menulis.

Baginya alam dapat menjadi media pembelajaran, menajamkan intuisi dan radar untuk menangkap segala sesuatu yang ada di alam, baik itu yang bergerak, berbunyi, dan berbau untuk dijadikan sebuah ilmu.

Pengalaman Fuadi mencicipi bangku pesantren yang jauh dari kampung halaman memberikannya ilmu-ilmu berharga, dituturkan dalam diskusinya, "Ujian itu buat belajar, bukan belajar buat ujian".

"Menurut saya salah satu sekolah hidup adalah merantau. Merantau adalah keluar dari zona nyaman kita, kita struggle disana dan itu menjadi bekal menulis"

5. Rizky Rahmat Hani

Instagram.com/rizqyrahmat

Memulai perbincangan dengan menceritakan latar belakang Rizky Rahmat Hani sebagai Guru Honorer yang saat itu mendapat upah 200.000 per bulan.

Dilanjutkan dengan pengalaman Rizky Rahmat yang mendapat kritikan dari muridnya dengan pernyataan pedas "Pak Rizky kok ngajarnya jelek sih? Setiap diajar Pak Rizky Ngantuk".

Hal itu yang memotivasi Rizky Rahmat Hanum untuk senantiasa belajar, meskipun profesi yang sedang diemban adalah seorang pendidik.

Baginya menjadi guru tidak berarti sudah hebat, melalui pengalamannya Rizky menuturkan bahwa belajar tidak hanya melalui ahli atau pakar, namun dapat belajar dari teman sesama guru di sekolah.

Setiap pakar memiliki pengalaman dan cerita tersendiri mengenai pembelajaran hidup yang paling berkesan.

Entah apapun profesi yang saat ini tengah diemban, mereka membuktikan bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.

Semoga ulasan dari Popmama.com dari sesi diskusi "Belajar Tidak Hanya di Sekolah" dapat menjadi insight tersendiri bagi Mama yang dapat ditanamkan pada anak-anak untuk selalu mengambil pelajaran dari fenomena di sekitar, baik fenomena alam, hubungan sosial dengan sesama, dan berbagai peristiwa kecil yang terjadi

Baca juga:

The Latest