Cyberbullying pada Remaja: Tanda, Dampak, dan Cara Mencegahnya
Cyberbullying bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bullying atau penindasan dapat terwujud dalam berbagai bentuk, ini biasanya terjadi pada remaja yang mungkin dianggap rentan. Bullying dapat memiliki berbagai efek fisik, tetapi yang lebih penting, efek mental dan emosional jangka panjang, yang mengarah ke banyak masalah kepribadian.
Dengan munculnya teknologi dan media sosial, bullying telah merambah dunia online dalam sebuah fenomena yang disebut cyberbullying. Cyberbullying memiliki dampak buruknya yang sama dengan penindasan di dunia nyata, jika tidak lebih buruk, dan dapat merusak kesehatan mental anak.
Dilansir dari parenting.firstcry.com, di seluruh dunia terdapat banyak kasus di mana remaja yang meninggal karena bunuh diri akibat cyberbullying, dan hal ini harus dihindari oleh siapapun.
Kali ini Popmama.com akan membahas cyberbullying atau penindasan dunia maya ini lebih lanjut, dan penting bagi Mama untuk mengetahui bagaimana cara menghentikan cyberbullying pada remaja.
1. Cyberbullying adalah penindasan yang terjadi melalui perangkat digital
Dilansir dari Stopbullying.gov, Cyberbullying adalah penindasan yang terjadi melalui perangkat digital seperti ponsel, komputer, dan tablet.
Penindasan ini dapat terjadi melalui SMS, Teks, dan aplikasi, atau online di media sosial, forum, atau game tempat orang-orang dapat melihat, berpartisipasi, atau berbagi konten. Cyberbullying termasuk mengirim, memposting, atau berbagi konten negatif, berbahaya, palsu, atau jahat tentang orang lain.
Ini dapat mencakup berbagi informasi pribadi atau pribadi tentang orang lain yang menyebabkan rasa malu atau penghinaan. Beberapa cyberbullying seringkali melewati batas menjadi perilaku yang melanggar hukum atau kriminal.
Tempat paling umum di mana cyberbullying terjadi adalah:
- Media Sosial, seperti Facebook, Instagram, Snapchat, dan TikTok
- Aplikasi perpesanan teks dan perpesanan di perangkat seluler atau tablet
- Pesan instan, pesan langsung, dan obrolan online melalui internet
- Forum online dan ruang obrolan
- Komunitas game online
Meskipun hal ini juga telah banyak diketahui di kalangan orang dewasa, penindasan maya juga merupakan fenomena umum di kalangan remaja, dan sangat penting untuk diperhatikan.
2. Penyebab pelaku melakukan tindakan cyberbullying pada anak
Cyberbullying, seperti penindasan dalam dunia nyata memiliki berbagai alasan bagi pelaku untuk melakukannya. Untuk memahami konsep cyberbullying, Mama harus memahami mengapa banyak remaja yang melakukannya.
Berikut beberapa alasan mengapa anak remaja dapat terlibat dalam penindasan maya:
Balas dendam
Seiring dengan meningkatnya jumlah anak yang di-bully di dunia maya di seluruh dunia, alasan beberapa pelaku untuk menindas orang lain secara online didorong oleh kebutuhan untuk balas dendam. Ini bisa menjadi semacam pembalasan atas ketidakadilan yang mereka alami. Dengan melakukan cyberbullying kepada orang lain, mereka merasa dibenarkan atas apa yang mereka alami.
Kebosanan
Jika waktu tidak dikelola dengan benar, kebosanan dapat muncul dalam bentuk penindasan. Hanya untuk menambahkan beberapa drama dan kepuasan dalam hidup, seorang remaja bisa berani melakukan cyberbullying. Itu juga terjadi ketika kurangnya pengawasan dan perhatian dari orangtua.
Kecemburuan
Beberapa penindas di dunia maya akhirnya menindas orang lain yang mungkin dianggap populer secara sosial. Untuk "menjatuhkannya", remaja atau kelompok remaja mungkin terlibat dalam penindasan maya.
Mentalitas kawanan
Banyak remaja berpikir bahwa cyberbullying adalah sesuatu yang dilakukan semua orang. Seorang remaja mungkin melakukan penindasan dunia maya diri agar merasa cocok dengan sekelompok remaja lain yang melakukannya.
Merasa anonim atau tidak diketahui
Para penindas maya sering berpikir bahwa di balik akun anonimitasnya, tidak ada yang dapat mengetahui bahwa ia melakukannya. Rasa aman yang palsu ini memberi mereka lebih banyak keberanian untuk lebih sering melakukannya.
Kurangnya empati
Pelaku cyberbullying kurang empati karena mereka tidak peduli pada perasaan orang lain. Tidakan penindasan ini juga tidak menimbulkan perasaan penyesalan atas tindakannya tersebut.
Dianggap dapat menambah kekuatan atau kekuasaan
Banyak pelaku cyberbullying ingin mendapatkan perasaan kuat dengan menjatuhkan orang lain. Remaja yang populer di sekolah atau di media sosial mungkin membuat orang lain merasa berbeda dan mulai mengolok-olok mereka.
3. Dampak cyberbullying pada remaja
Dampak cyberbullying memiliki cakupan yang luas. Remaja dapat merespons situasi yang berbeda secara berbeda, serta intensitas penindasan juga dapat bervariasi. Berikut adalah berdampak buruk cyberbullying pada anak:
Merasa tidak aman dan tidak berdaya
Karena sebagian besar penindas maya bersifat anonim, mungkin sulit untuk menunjukkan siapa orangnya atau kelompok yang menindas korban, meskipun anak mungkin mengetahui beberapa pelakunya. Ketakutan akan hal-hal yang tidak diketahui menyebabkan anak merasa tidak aman dan tidak berdaya, karena penindasan mengikutinya di rumah melalui media sosial dan Internet.
Merasa kewalahan
Perasaan cemas saat melakukan apa pun di luar rumah, di sekolah, atau di rumah yang terus menerus bisa menjadi masalah untuk remaja. Ini berlipat ganda ketika jumlah pengganggu meningkat.
Merasa dihina
Cyberbullying umumnya juga terjadi begitu anak memposting sesuatu secara online, dan hal tersebut akan tetap ada di dunia maya selamanya. Ketika remaja mengalami hal tersebut, memposting foto atau video online dapat membuatnya merasa terhina.
Kurangnya harga diri
Pelaku penindasan sering menargetkan remaja karena penampilannya. Seorang anak mungkin menjadi target karena terlalu gemuk atau terlalu kurus, terlalu tinggi atau terlalu pendek, dan lain-lain. Pelaku penindasan akan memilih topik apa saja, dan ini dapat menyebabkan masalah serius dengan harga dirinya.
Merasa terisolasi dan dikucilkan
Ditindas juga dapat menyebabkan remaja dikeluarkan dari kegiatan dan olahraga di sekolah, yang sangat disayangkan, hal ini bisa menyebabkan anak merasa terisolasi dan sendirian. Mama mungkin tahu setiap remaja memang bisa berperilaku buruk, tetapi tidak ada yang boleh dibuat merasa seperti ini.
Depresi
Efek yang lebih serius dari cyberbullying adalah depresi. Remaja yang diintimidasi seringkali menunjukkan gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, dan lain-lain. Kecemasan dan stres yang terus-menerus juga dapat berubah menjadi dunia depresi yang sulit untuknya.
Pikiran untuk bunuh diri
Cyberbullying meningkatkan risiko bunuh diri. Remaja yang terus-menerus diintimidasi, mencapai titik jenuh di mana ia tidak bisa lagi menghadapinya. Sayangnya, bunuh diri terkadang terasa seperti satu-satunya jalan keluar dari semuanya.
4. Tanda yang perlu diperhatikan jika anak mama mengalami cyberbullying
Untuk mencegah penindasan maya, Mama perlu mengawasi semua aktivitas online anak, dan terlibat dalam kehidupan media sosial anak. Setiap anak adalah makhluk yang lembut, dan bimbingan dari orangtua membantu ia membentuk karakter yang kuat.
Berikut beberapa tanda yang harus diwaspadai jika menurut Mama, anak mengalami cyberbullying:
- Tampak gugup saat menjawab pesan atau e-mail
- Sakit perut dan sakit kepala acak
- Penurunan atau kenaikan berat badan tiba-tiba
- Kemarahan atau depresi yang tidak bisa dijelaskan
- Sepertinya tidak mau pergi ke sekolah
- Tampak stres dan cemas
- Pikiran atau upaya bunuh diri
5. Waktu yang tepat bagi orangtua untuk membantu anak dalam mengatasi situasi cyberbullying
Anak mungkin tidak memberi tahu orangtua atau keluarga terdekatnya bahwa ia mengalami cyberbullying, karena ia merasa takut atau malu. Anak mungkin juga merasa bahwa keterlibatan orangtua dapat memperburuk keadaan.
Jika Mama mengetahui bahwa anak pernah atau sedang mengalami penindasan dunia maya, sekarang saatnya untuk terlibat. Pendekatan yang baik adalah berbicara dengan anak tentang tindakan terbaik, tergantung pada hasil seperti apa yang diinginkan anak.
Selain itu, Mama dapat mendorong anak agar ia bisa berkumpul dengan sahabat atau teman sebayanya untuk menggagalkan pelaku intimidasi. Karena modus pelaku intimidasi termasuk mengisolasi korban dari pertemanan dunia asli.
Namun, jika ada ancaman nyata terhadap keselamatan anak, Mama perlu melaporkan pihak berwenang terkait penindasan yang dialami anak.
6. Hal-hal yang perlu Mama lakukan jika anak mengalami penindasan
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Mama lakukan jika anak mengalami penindasan di dunia maya:
Kendalikan emosi Mama
Merasa marah, malu, dan bersalah adalah hal yang wajar, tetapi orangtua harus memahami bahwa masalahnya mengenai anak, dan bukan pelaku. Orangtua tidak boleh membiarkan emosinya menguasai diri.
Duduk dan bicara
Mungkin ada kemungkinan bahwa orangtua adalah orang terakhir yang mengetahui tentang cyberbullying. Tetapi Mama harus ingat bahwa anak mama sekarang lebih membutuhkan Mama daripada sebelumnya. Duduk di suasana yang tenang dan damai pasti akan membantu anak merasa cukup aman untuk berbagi tentang apa yang dialaminya.
Pelajari mengapa mereka melakukannya
Cobalah sedikit berempati dengan pelaku intimidasi, dan pahami mengapa mereka melakukan hal seperti itu.
Tangani situasi dengan hati-hati
Cyberbullying adalah waktu yang sangat sulit bagi remaja. Saat memutuskan pendekatan, Mama harus mempertimbangkan dan mengetahui semua detail tentangnya.
7. Cara untuk melaporkan penindasan di dunia maya
Berikut beberapa cara agar Mama dapat melaporkan penindasan di dunia maya:
- Laporkan ke penyedia layanan online. Ini termasuk melaporkan ketentuan penyalahgunaan di situs media sosial.
- Jika masalahnya jauh lebih serius, jangan takut untuk melibatkan pihak berwenang. Ketika ada aktivitas seperti ancaman kekerasan, berbagi foto dengan unsur pornografi, mengintai, mengunggah foto atau video yang membahayakan, dan lain-lain, segera laporkan pada polisi atau pihak berwenang.
- Mama juga dapat memilih untuk melaporkan masalah tersebut ke sekolah. Pada akhirnya, sekolah dapat bertanggung jawab atas kesejahteraan anak, dan jika sekolah tidak mengambil tindakan yang tepat, maka itu menjadi masalah.
8. Cara untuk mencegah cyberbullying terjadi pada remaja
Ada berbagai cara di mana cyberbullying dapat dicegah. Cara yang dapat Mama lakukan adalah:
Mencari tahu lebih dalam tentang cyberbullying
Cara yang baik untuk mencegah cyberbullying adalah dengan mencari tahu lebih dalam dan memahami cara kerjanya. Selangkah lebih maju dari penindas dengan mempelajari perilaku awal membantu Mama dan remaja lebih siap untuk menghadapinya.
Pengaturan privasi
Pastikan untuk selalu mengingatkan anak agar postingan di media sosial menjadi pribadi, atau untuk teman yang memang dikenal secara pribadi. Penindas dapat dan akan cenderung memilih akun publik, dan ini akan menjadi masalah yang lebih besar jika setelan lokasinya dinyalakan.
Menyimpan foto yang tidak membahayakan
Pastikan remaja untuk tidak memiliki foto yang membahayakan yang mungkin membuatnya sedih jika bocor secara online. Pelaku cyberbullying akan cenderung mengedarkan konten seksual untuk membuat korban terlihat buruk, dan hal ini dapat dihindari dengan sangat berhati-hati dengan foto yang dimiliki.
Keluar dari media sosial
Di komputer publik seperti perpustakaan atau tempat lain, pastikan untuk keluar dari akun media sosial, jangan sampai penindas mendapatkannya dan mendatangkan masalah bagi anak.
Mama bisa setuju bahwa penindasan dalam bentuk apa pun, baik fisik atau mental, atau keduanya, sama sekali tidak dapat diterima. Mengajari remaja tentang cyberbullying adalah cara yang baik untuk membuat anak tetap siap.
Selain itu anak juga bisa memahami bahwa menindas orang lain tidak diperbolehkan. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas Mama dapat memastikan bahwa anak terhindar dari cyberbullying. Semoga semua tetap aman dari perilaku penindasan ya!
Baca juga:
- Dibully, Zanziman Ellie "Mowgli Dunia Nyata" Memilih Hidup di Hutan
- Bisa Bunuh Diri! Begini Dampak Cyberbullying pada Anak
- 6 Tipe Anak Rentan Korban Bullying. Anak Pintar pun Bisa Jadi Sasaran!