7 Fakta Sejarah Emoji yang Berwarna Kuning, Sudah pada Tahu Belum?
Emoji yang sering dipakai untuk mengirim pesan ternyata pernah dikritik banyak orang
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baik saat mengirim pesan teks atau membuat update status, banyak yang menyertakan emoji agar pembaca dapat mengetahui bagaimana ekspresi si pengirim pesan.
Hingga saat ini, ada banyak jenis emoji, mulai dari ekspresi wajah, hewan, tanaman, makanan, tempat, kendaraan, cuaca, dan lain sebagainya. Kata emoji sendiri diambil dari bahasa Jepang, yaitu 'e' yang berarti gambar dan 'moji' yang artinya karakter.
Usut punya usut, emoji berasal dari ponsel Jepang di tahun 1997 dan mulai populer di seluruh dunia sekitar tahun 2010 setelah ditambahkan ke berbagai sistem operasi seluler.
Ketika anak mama sering menggunakan fitur yang satu ini, ia mungkin bertanya-tanya, mengapa sih emoji berwarna kuning?
Nah untuk memberi tahu jawaban atau menambah pengetahuan anak, berikut Popmama.com telah merangkum 7 fakta sejarah emoji yang berwarna kuning, beri tahu anak yuk!
1. Pada tahun 2010, emoji ditambahkan ke standar Unicode
Emoji ditambahkan ke standar Unicode di tahun 2010. Unicode sendiri merupakan standar teknologi informasi untuk pengkodean, representasi, dan penanganan teks yang konsisten, dan digunakan di sebagian besar sistem penulisan dunia.
Awalnya, emoji dari kategori Smiley & Emotion ini memiliki kulit kuning dan emoji dari People & Body berkulit putih. Kala itu, para pengguna belum bisa mengubah warna kulitnya.
Di bawah pengelolaan Unicode Consortium, lembaga tersebut memutuskan bentuk dasar dan deskripsi setiap emoji serta memberikan prototipe berwarna hitam putih. Warna dan detailnya kemudian diserahkan ke masing-masing vendor untuk didesain sendiri.
2. Kemudian di tahun 2015, emoji hadir dalam lima skin tone
Nah karena hanya terdiri dari satu warna, emoji akhirnya dihujani berbagai kritik. Seperti kurangnya keberagaman, ekspresi, rasisme, dan lainnya. Bahkan, ada beberapa pihak yang meluncurkan petisi "Diversify My Emoji" dan mendesak untuk mengubah warna kulit emoji.
Sampai Unicode 8.0 di tahun 2015, Unicode Consortium merilis lima skin tone modifier berdasarkan Fitzpatrick scale.
Tujuannya untuk merepresentasikan people of color atau keragaman warna kulit manusia. Sehingga para pengguna emoji diberikan pilihan untuk memodifikasi warna kulit emoji-nya!
3. Warna kuning emoji yang dipertahankan merujuk pada smiley
Meskipun pilihan skin tone sudah lebih bervariasi, kuning (#FFCC22) tetap dijadikan warna default.
Namun perlu diketahui bahwa warna kuning ini tidak ada hubungannya dengan warna kulit orang Asia, bahkan warna sebenarnya tidak terlihat seperti warna kulit manusia normal.
Lantas mengapa warna kuning tetap dipertahankan?
Warna pada emoji merujuk ke smiley, emoji senyum pertama yang klasik dan legendaris. Wajah tersenyum ini populer di era 1960-an hingga 1970-an dan sering dijadikan stiker untuk ditempel di bagian belakang mobil.
4. Smiley face awalnya diciptakan untuk meredakan kecemasan para pekerja
Ikon smiley face atau wajah tersenyum yang ikonik ini, lahir di Amerika Serikat pada tahun 1963. Awalnya, sebuah perusahaan asuransi menyewa desainer grafis bernama Harvey Ross Ball untuk merancang ikon agar bisa menenangkan kecemasan para pekerjanya.
Menurut Harvey, membuat lingkaran dengan mulut tersenyum di atas kertas kuning, membuat itu terlihat bersinar dan cerah.
Dan inilah yang membuat smiley face menjadi sangat populer, bahkan menjadi salah satu representatif budaya. Selain itu smiley face juga muncul dalam komik, album musik, pakaian, serta menjadi simbol Hari Senyum Sedunia.
Meskipun merepresentasikan keceriaan, sebenarnya ada kisah sedih di baliknya.
Harvey sang pencipta, tidak pernah mengajukan merek dagang (trademark) untuk smiley face yang dibuatnya, ia tidak mendapatkan royalti dan hanya memperoleh upah 45 dolar Amerika Serikat.
5. Warna kuning dipilih juga karena membuat orang merasa bahagia
Dari perspektif psikologi warna, kuning juga merupakan warna yang sangat positif, cerah, dan bisa membuat orang yang melihatnya merasa bahagia. Sedangkan warna lain seperti merah membuat orang merasa bersemangat atau biru yang menenangkan.
Selain itu, kuning bisa membuat orang merasa hangat dan penuh harapan. Dilansir dari Emoji All, emoji dianggap dapat memberikan efek emosional yang positif untuk disebarkan ke orang-orang.
6. Warna kuning juga bisa menampilkan detail emoji dengan baik
Keunggulan lainnya dari warna kuning adalah mampu menampilkan detail emoji dengan baik. Misalnya jika emoji menggunakan warna dasar merah dan biru, itu mungkin akan membuat penggunanya merasa pusing. Detail emoji juga tidak bisa ditampilkan dengan baik.
Bukan hanya soal lebih nyaman dilihatnya, kuning juga merupakan warna yang cukup netral dan mendekati warna kulit manusia. Kebanyakan vendor sebenarnya juga memilih warna kuning karena "netral secara etnis" atau tidak mewakili siapa pun, sehingga tidak terkesan pilih kasih.
7. Selain emoji, warna kuning banyak dipakai untuk karakter animasi
Anak mama mungkin banyak melihat kartun dengan karakter yang berwarna kuning, bukan? Yup, warna kuning ini memang memiliki kesan kreatif dan dikaitkan dengan optimisme. Itulah mengapa warna ini banyak dipakai untuk karakter animasi.
Misalnya "Minions" dari Despicable Me, karakter dalam sitkom The Simpsons, "Emmet" atau "Lucy" dalam The Lego Movie, dan masih banyak lagi. Matt Groening, pencipta The Simpsons menjelaskan mengapa ia memilih warna kuning.
Dilansir dari Republic World, Matt menuturkan bahwa ia ingin kartunnya menarik perhatian ketika penonton menggonta-ganti channel televisi untuk mencari tayangan yang menghibur.
Nah itulah fakta sejarah emoji yang berwarna kuning. Semoga informasi di atas bisa menjawab rasa penasaran anak mama ya!
Baca juga:
- Jangan Salah, Ini Arti 25 Emoji yang Sering Dipakai Remaja saat Chat
- Belajar Ekspresi dari Emoticon Korea
- 10 Etika Mengirim Pesan Teks yang Perlu Remaja Ketahui