"Anak laki-laki nggak boleh menangis!"
"Anak laki kok cengeng?"
"Kamu sebagai anak laki-laki harus kuat ya!"
Pernahkah Mama mendengar kalimat tersebut? Atau pernah mengucapkannya pada anak laki-laki? Kalimat di atas adalah salah satu bentuk toxic masculinity.
Ini merupakan anggapan yang salah tentang maskulinitas, hingga berdampak pada tuntutan yang tidak wajar terhadap sisi kuat dan maskulin seorang anak laki-laki.
Parahnya, tak sedikit orangtua yang belum memahami ini dan menerapkannya dalam pola asuh.
Anak laki-laki yang sering terkena toxic masculinity, bisa berdampak pada mental dan pembentukan pribadinya.
Lantas apa saja dampak toxic masculinity pada anak laki-laki?
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa informasinya di bawah ini!
