Remaja 15 Tahun Disiksa hingga Meninggal oleh Ibu dan Ayah Tirinya
Sebastian dipukul dengan kabel hingga ditusuk jarum selama berhari-hari
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebastian Kalinowski anak remaja berusia 15 tahun secara tragis kehilangan nyawanya, menghadapi pengalaman kekerasan yang sangat mengerikan dan penyiksaan.
Pelajar asal Polandia ini tetap diam meskipun mengalami kekerasan yang dilakukan oleh ibu dan ayah tirinya.
Selama persidangan, terungkap bahwa remaja ini telah menjadi korban penyiksaan secara terus menerus, yang akhirnya menyebabkan kematian tragisnya pada bulan Agustus 2021.
Berikut Mama dapat membaca informasi seputar remaja 15 tahun disiksa hingga meninggal oleh ibu dan ayah tirinya yang telah Popmama.com, di bawah ini:
1. Sebastian menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh ibu dan ayah tirinya
Seorang remaja berusia 15 tahun asal Polandia, Sebastian Kalinowski, telah menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh ibunya, Agnieszka Kalinowski, yang berusia 35 tahun, dan ayah tirinya, Andrzej Latoszewski, yang berusia 38 tahun, seorang pejuang seni bela diri.
Pasangan yang bertunangan saat mendekam di penjara tersebut telah dihukum bersalah awal tahun 2022. Mereka diberi hukuman penjara seumur hidup dengan masa tahanan minimal selama 39 tahun atas tindakan penyiksaan dan pembunuhan terhadap Sebastian.
Selama persidangan, terungkap bahwa remaja ini telah menjadi sasaran penyiksaan yang mengerikan dan berkelanjutan, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan Agustus 2021 akibat sepsis dan kegagalan organ yang disebabkan oleh patah tulang rusuk yang tidak menerima perawatan medis.
2. Terdapat lebih dari 100 pukulan terhadap remaja tersebut
Setelah pasangan tersebut ditangkap dalam kasus kematian Sebastian, polisi menyita kamera CCTV dari rumah mereka. Menurut jaksa, kamera-kamera ini sebagian besar dipasang untuk 'memonitor dan mengendalikan Sebastian dari jarak jauh.
Dalam klip berdurasi 30 menit yang diputar di depan juri, Latoszewski terlihat melakukan lebih dari 100 pukulan terhadap remaja tersebut.
Dia sesekali berhenti untuk mengelap keringat dari wajahnya, sementara Kalinowska terlihat sibuk menonton TV dan makan roti panggang. Beberapa minggu sebelum kematiannya, Sebastian telah menjadi korban serangan kekerasan yang berulang kali.
3. Guru bahasa Inggris di sekolah sempat merasa curiga dengan ayah tiri Sebastian
Selama proses pengadilan, terungkap bahwa Sebastian, yang dikenal sebagai pendiam dan pemalu, tidak pernah mengungkapkan kekerasan yang ia alami, bahkan kepada gurunya di sekolah.
Guru bahasa Inggris Sebastian, Ros Djordjevic di North Huddersfield Trust School, menyampaikan kekhawatiran atas keselamatan Sebastian setelah menyaksikan perilaku agresif ayah tirinya di gerbang sekolah beberapa bulan kemudian. Namun, dia merasa tidak bisa melaporkannya karena tidak ada bukti fisik yang cukup.
Djordjevic merasa khawatir setelah insiden di gerbang sekolah saat Paskah, di mana ia melihat Latoszewski bersikap sangat agresif. Djordjevic juga mencatat bahwa Sebastian dituduh sebagai 'malas' dan 'pembohong,' yang membuatnya merasa frustrasi dan terancam.
Meskipun Sebastian menjawab baik-baik saja ketika ditanya oleh Djordjevic, pengadilan mendengar bahwa guru ini memiliki 'alasan kuat untuk merasa khawatir terhadap Sebastian' setelah insiden di gerbang sekolah, meskipun tidak ada bukti fisik pelecehan yang terlihat.
4. Hampir setiap hari dalam dua bulan, Sebastian mengalami kekerasan fisik
Sebastian pindah ke Inggris dari Polandia, negara asalnya, pada Oktober 2020, hanya 10 bulan sebelum meninggalnya.
Namun, kehidupan bersama ayah tirinya menjadi masa penderitaan yang berkepanjangan dan tragis. Hakim menyatakan bahwa antara Juli dan Agustus, hampir setiap hari, Sebastian mengalami kekerasan fisik.
Hakim juga menekankan bahwa Sebastian adalah seorang remaja yang tidak fasih berbahasa Inggris, tidak memiliki teman atau pendukung di negara tersebut, dan sepenuhnya bergantung pada ibu dan ayah tirinya untuk kesejahteraannya.
5. Sang Ayah tiri menggunakan kabel untuk menghajar Sebastian
Jaksa Jason Pitter, QC, menjelaskan kepada juri bahwa kekerasan tersebut semakin menjadi lebih parah dan penuh kekerasan. Sebastian diperlakukan seperti "gopher" atau hewan peliharaan dan diwajibkan memanggil Latoszewski dengan sebutan "Tuan".
Di sela-sela pemukulan, remaja tersebut dipaksa melakukan 'latihan yang memalukan' seperti squat dan press-up.
Dalam satu insiden, ayah tirinya menggunakan kabel untuk menghajar Sebastian, dan pada saat yang lain, ibunya mencekiknya dan menjatuhkannya ke tanah.
Hukuman-hukuman ini, seperti yang diungkapkan oleh Mr. Pitter, terpicu oleh tindakan sepele seperti Sebastian menjatuhkan makanan di lantai kamar tidurnya atau pergi ke toilet pada malam hari.
6. Terjadi pemukulan secara brutal pada tiga hari sebelum kematiannya
Tiga hari sebelum kematiannya, Latoszewski melakukan pemukulan brutal yang berlangsung lebih dari empat jam, termasuk pukulan, tendangan, dan cekikan terhadap remaja tersebut.
Sebastian seringkali kesulitan berdiri, dan bahkan diangkat atau ditahan agar penyerangan tersebut dapat berlanjut.
Sehari sebelum Sebastian meninggal, terlihat dalam rekaman CCTV bahwa Latoszewski memaksa makanan dan minuman masuk ke mulutnya, serta menusuknya dengan jarum beberapa kali di selangkangan dan paha.
Pitter, saat bersaksi di persidangan, mengungkapkan bahwa Latoszewski tampaknya tertawa ketika melakukan tindakan tersebut, dan bahkan pada suatu waktu Kalinowska ikut serta dalam menusuk Sebastian dengan jarum.
7. Sebastian mengalami luka terbuka, patah tulang, dan komplikasi fatal
Juri mendengar bahwa pada pagi terakhir hidup Sebastian, yaitu 13 Agustus 2021, dia menjadi korban serangan dari kedua terdakwa.
CCTV menunjukkan Latoszewski membawa Sebastian keluar dari kamarnya pada pukul 8.25 pagi, kemudian mengembalikannya sekitar 15 menit kemudian dalam keadaan telanjang, basah, dan tidak sadarkan diri."
Pengadilan mengungkapkan bahwa Sebastian mengalami luka yang serius, termasuk luka terbuka pada bagian bokongnya dan beberapa patah tulang rusuk, yang akhirnya menyebabkan komplikasi fatal yang mengakibatkan kematiannya.
8. Sebastian akan dikenang karena senyum yang menawan dan kebaikannya
Ayah Sebastian, Jacek Kalinowski, melihat seluruh proses melalui tautan video dari Polandia dan dalam pernyataan dampak korban, ia menggambarkan Kalinowska sebagai "kejahatan terbesar di dunia."
Di sekolah, Sebastian, dikenal sebagai murid teladan, menyenangkan, dan sopan, oleh para guru, meskipun terkadang ia tampak sedih.
Sebastian juga digambarkan oleh kepala sekolahnya di North Huddersfield Trust School sebagai orang yang peduli, cerdas, dan suka bersenang-senang. Ia akan dikenang karena senyum yang menawan, selera humornya yang tajam, dan kebaikannya.
Itulah informasi seputar remaja 15 tahun yang disiksa hingga meninggal oleh ibu dan ayah tirinya. Kekerasan pada anak adalah masalah serius yang harus ditangani bersama demi melindungi masa depan generasi mendatang.
Melindungi generasi mendatang adalah tugas bersama orangtua, keluarga, guru, dan masyarakat, untuk memastikan masa depan yang lebih aman dan berkeadilan bagi mereka.
Baca juga:
- Kedua Remaja di Tobadak Alami Kekerasan Seksual oleh Ayah dan Paman
- Pelaku Pencabulan Anak Ditangkap, Cium Pipi dan Tekan Area Sensitif
- Anak Berusia 6 Tahun di Koja Ditusuk Mamanya, Teriak Minta Ampun