Sejarah dan Kisah Sunan Giri, Berdakwah Lewat Karya Seni
Menyebarkan ajaran agama Islam melalui permainan anak-anak dan lagu
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan rahasia umum lagi bila mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Bahkan saat ini ada lebih dari 207 juta muslim di Indonesia. Hal ini pun tak bisa dipisahkan dari sembilan tokoh penyebar agama Islam yang dikenal dengan Wali Songo.
Sunan Giri merupakan salah satu Wali Songo yang namanya hingga kini masih populer di telinga masyarakat sebagai tokoh penyebar agama Islam.
Jika umumnya anggota Wali Songo berdakwah di sekitar Pulau Jawa, tetapi ajaran Sunan Giri bisa sampai ke luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, Lombok, Sulawesi, hingga Papua.
Hal inilah yang membuat nama Sunan Giri bukan hanya tenar di Pulau Jawa.
Jika ingin meningkatkan pengetahuanmu tentang Sunan Giri, berikut Popmama.com telah merangkum seputar sejarah dan kisah Sunan Giri. Yuk simak!
1. Kisah hidup Sunan Giri
Sunan Giri merupakan anak dari Syekh Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu. Ia lahir di Kerajaan Blambangan pada tahun 1442 M. Saat masih kecil, Sunan Giri memiliki nama panggilan Raden Paku atau Joko Samudro.
Tak hanya itu saja, Wali Songo yang satu ini juga memiliki banyak panggilan nama, yaitu Raden Ainul Yaqin yang diberikan oleh Sunan Ampel. Selain itu, ia juga punya gelar Prabu Satmoto saat memerintah Kerajaan Giri Kedaton pada tahun 1487-1506 M.
Saat berusia 11 tahun , Sunan Giri belajar agama Islam di Ampeldenta ke Sunan Ampel, bersama dengan Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang, yang merupakan putra dari Sunan Ampel.
Inilah yang membuat Sunan Giri patut menjadi panutan, karena semangat Sunan Giri dalam mempelajari agama Islam tak pernah padam.
2. Saat masih kecil Sunan Giri sempat 'dibuang' ke laut oleh kakeknya
Dikisahkan pada saat masih bayi Sunan Giri pernah 'dibuang' oleh kakeknya, yaitu Prabu Menak Sembuyu.
Menurut Buku Sejarah Kebudayaan Islam, Prabu Menak Sembuyu merasa iri atas keberhasilan menantunya (Syekh Maulana Ishaq) dalam menyebar agama Islam di Blambangan.
Hal inilah yang membuat Syekh Maulana Ishaq memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya, Aceh, karena keberadaannya terancam. Pada saat itu Sunan Giri masih berada dalam kandungan.
Setelah lahir, Prabu Menak Sembuyu melampiaskan keiriannya kepada cucunya tersebut. Yaitu memasukkan Sunan Giri ke peti lalu membuangnya ke laut.
Saat berada di laut, Sunan Giri ditemukan oleh seorang saudagar kaya yang tengah berlayar, Nyai Ageng Pinatih. Kemudian ia dijadikan anak angkat. Karena bayinya ditemukan di laut akhirnya ia diberi nama Joko Samudro oleh Nyai Ageng Pinatih.
Lalu pada saat usianya 11 tahun itulah, Sunan Giri diantarkan oleh orangtua angkatnya untuk berguru kepada Sunan. Di sanalah ia mendapatkan banyak ilmu dari gurunya.
3. Menyebarkan pemahaman agama Islam melalui permainan dan lagu
Sunan Giri kemudian mendirikan pesantren setelah menuntut ilmu di pesantren Ampeldenta di bawah bimbingan Sunan Ampel. Ia juga berhaji dan memperdalam keislaman di Mekkah sebelum mendirikan pesantren tersebut.
Pondok pesantren yang didirikannya terletak di kawasan Giri atau daerah Gresik sekarang, sehingga inilah yang membuatnya dikenal dengan nama Sunan Giri.
Hal yang menarik adalah, Sunan Giri berdakwah lewat karya-karya seni yang ia ciptakan, seperti lagu dan permainan anak-anak.
Permainan anak-anak yang dibuat oleh Sunan Giri di antaranya adalah Jelungan, Jamuran, Gendi Gerit, dan lainnya. Sedangkan lagu anak-anak yang ia ciptakan termasuk Padang Bulan, Jor, Gula Ganti, dan Cublak-cublak Suweng.
Permainan yang dibuat oleh Sunan Giri kebanyakan diiringi dengan bernyanyi. Lewat permainan dan lagu tersebut, Sunan Giri memberikan pemahaman tentang agama Islam sebagai pedoman dalam menjalani hidup.
Sehingga banyak anak-anak suka dengan metode dakwah yang dilakukannya. Selain permainan anak, Sunan Giri juga menciptakan tembang sebagai media penyampaian ajaran Islam, seperti tembang Asmaradhana dan Pucung.
4. Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M
Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M dan dimakamkan di atas bukit berarsitektur khas Jawa yang terletak di Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas. Lokasi makam Sunan Giri berjarak 4 km dari pusat kota Gresik.
Makam Sunan Giri hingga kini sering dikunjungi oleh penziarah dari berbagai daerah. Bahkan, makam Sunan Giri sudah menjadi salah satu wisata religi di Gresik.
Nah itulah sejarah dan kisah Sunan Giri, yang berdakwah lewat karya seni. Semoga sejarah Sunan Giri di atas, dapat menginspirasi kamu untuk pantang menyerah dalam mempelajari agama Islam ya!
Baca juga:
- Kenali, Ini 9 Nama-Nama Wali Songo
- 25 Nama Nabi dan Rasul yang Harus Dihafal Anak dalam Agama Islam
- Sejarah dan Kisah Sunan Muria, Anggota Wali Songo Termuda