5 Fakta Siswi SD di Garut Diduga Jadi Korban Perundungan dan Pelecehan
Miris! Siswi SD di Garut diduga menjadi korban perundungan dan pelecehan seksual


Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perhatian: Artikel ini mengandung konten kekerasan pada anak yang sangat tidak pantas. Segera hentikan membaca jika mengalami kecemasan ketika membacanya.
Perasaan yang amat sangat pilu dialami seorang anak perempuan berusia 12 tahun asal Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mirisnya, bocah berinisial D itu diduga menjadi korban perundungan.
Tidak hanya mengalami perundungan, anak tersebut kabarnya juga diduga mendapatkan pelecehan seksual. Perbuatan tersebut lantas membuat korban trauma dan mengalami kerusakan pada bagian organ intim.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta siswi SD di Garut diduga jadi korban perundungan dan pelecehan secara lengkap.
Ini dia faktanya!
Kumpulan Fakta Siswi SD di Garut Diduga Jadi Korban Perundungan dan Pelecehan
1. Orangtua sebut korban telah mengalami perundungan sejak TK
Kasus pilu ini ternyata mendapatkan perhatian serius dari Anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya. Istri Ridwan Kamil itu pun telah mengunjungi keluarga korban.
Atalia menjelaskan, mama korban telah bercerita kalau anaknya sudah mengalami perundungan sejak korban masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). Atalia menyebut, perundungan yang diterima korban saat itu dalam bentuk verbal.
2. Puncaknya pada tahun 2022, korban mengalami pelecehan seksual
Hal yang bikin hati teriris, korban ternyata tidak hanya mendapatkan perundungan saja. Mirisnya, korban ternyata juga mendapatkan kekerasan seksual. Peristiwa itu kabarnya terjadi pada tahun 2022 silam, saat anak tersebut kelas 4 SD.
Menurut penuturan Atalia, korban mendapatkan pelecehan seksual dengan tindakan yang sangat tidak wajar. Kabarnya, sayuran seperti timun hingga terong ungu, yang tidak seharusnya disalahgunakan, malah dipakai pelaku untuk melecehkan korban.
Mama dari korban baru tahu ketika anak tersebut mengadukan rasa sakit saat ingin buang air kecil. Ketika dicek, betapa hancur dan pilunya hati mama korban. Sang mama menangis histeris ketika tahu korban telah mengalami luka serius di bagian kemaluan.
3. Kasus ini telah dilaporkan kepada pihak kepolisian
Setelah tahu anaknya menjadi korban pelecehan, orangtua korban berinisial L tak tinggal diam. Dia lantas mencoba melaporkan kekerasan yang dialami anaknya ke Polsek Cibatu dan Polres Garut.
Namun, ketika akan dimintai keterangan pada waktu itu, D mendadak pingsan. Hal tersebut pun membuat proses pemeriksaan dihentikan untuk sementara waktu.
Di sisi lain, Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Ari Rinaldo, membenarkan informasi tersebut. Ari menjelaskan, laporan tersebut telah diterima sejak hari Jumat, 20 Desember 2024 lalu, dan tengah ditangani oleh pihaknya.
Lebih lanjut, Ari mengatakan kalau dari keterangan korban, peristiwa pelecehan itu terjadi saat acara 17 Agustus-an. Korban kabarnya didatangi tiga orang kakak kelasnya dan diduga terjadi aksi perundungan saat itu.
Mirisnya, pelaku melancarkan aksi jahat dengan membuka kaki remaja itu. Sementara satu pelaku lainnya membawa terong ungu bekas perlombaan, dan melancarkan aksi pelecehan yang sangat-sangat tidak pantas untuk dilakukan.
"Posisi korban menggunakan celana panjang. Proses itu dilakukan satu kali. Namun, cukup keras," jelas Ari.
4. Menurut pengacara pelaku, kasus ini sudah dinyatakan selesai sebelumnya
Pihak pelaku yang diwakili pengacaranya sudah angkat bicara. Supriyadi, selaku pendamping hukum terduga pelaku, mengungkapkan bahwa kasus ini sebelumnya sudah dimediasi sebanyak dua kali oleh pengurus lingkungan tempat tinggal korban dan terduga pelaku.
Menurutnya, kasus tersebut sudah dinyatakan selesai sebelumnya. Namun, beberapa hari lalu, pihak kepolisian datang ke rumah orangtua para pelaku untuk meminta Kartu Keluarga (KK). Kini, kasus itu kabarnya sudah naik ke tingkat penyidikan.
Lebih lanjut, Supriyadi menjelaskan kalau waktu kejadian dari kasus ini juga belum jelas kapan. Menurutnya, kesaksian antara korban dan orangtua berbeda dengan kabar yang beredar, termasuk jumlah anak yang diduga menjadi pelaku.
"BAP di kepolisian, kejadiannya Agustus 2022, tapi saat mediasi bilangnya empat tahun lalu. Semua pernyataan orangtua korban saat mediasi ada rekamannya," jelas dia.
Supriyadi juga menegaskan, kekerasan yang dilakukan pelaku tak sedramatis seperti diberitakan media berdasarkan pernyataan orangtua korban. Dia menjelaskan, situasi dan kondisi ketika kejadian tidak memungkinkan bentuk bullying seperti yang telah diberitakan.
Kabarnya, kejadian itu berlangsung di rumah salah satu warga yang berlokasi di pinggir jalan besar yang ramai dilalui orang, dengan ada banyak warga di sekitarnya.
"Jadi, celana korban sama sekali tidak dibuka. Tidak mungkin dampaknya sampai seperti yang disampaikan di media. Terus benda tumpulnya juga hanya terong. Tidak ada yang lain-lain seperti yang diberitakan," jelasnya.
5. Korban kini mengalami trauma dan sudah putuskan pindah dari Garut ke Bandung
Pasca kejadian pilu itu, korban kabarnya mengalami trauma. Keluarga pun memutuskan pindah ke Bandung dengan tujuan untuk menenangkan diri. Mereka kini tinggal di Bandung, tempat tinggal adik dari mama korban.
Kabarnya, mereka pindah ke Bandung karena keluarga telah mendapatkan pengucilan di lingkungannya di daerah Garut.
PJ Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi, telah angkat suara mengenai kasus ini. Menurutnya, dinas provinsi siap membantu dari segi aspek kesehatan D. Bey pun memastikan D akan mendapatkan asesmen psikologis oleh psikolog untuk menghilangan trauma.
"Jadi, yang pertama traumanya sebisa mungkin kita minimalisasi atau dihilangkan. Bayangkan kalau anak trauma akan panjang. Kalau perlu bantuan, dinas sudah siap. Kalau memerlukan pemeriksaan (medis) dan lain sebagainya kita siap," ujar Bey, Sabtu (11/1/2025) lalu.
Itulah rangkuman beberapa fakta siswi SD di Garut diduga jadi korban perundungan dan pelecehan. Melihat beberapa fakta di atas, betapa menyedihkannya kasus tersebut. Semoga saja, kasus seperti ini tidak lagi terjadi di kemudian hari.
Baca juga:
- Anak SMP jadi Korban Pelecehan Agus Buntung, Begini Modusnya!
- Orangtua Hati-Hati! Anak Bisa Jadi Korban Kejahatan Pelecehan Seksual
- Pelaku Pelecehan 15 Anak SD di Jogja Dilakukan oleh Guru Non-ASN