Dampak emosional dari trauma kekerasan seksual pada remaja sangat signifikan dan dapat mempengaruhi kondisi psikologis mereka secara mendalam.
Penelitian menunjukkan bahwa trauma seksual pada masa anak-anak terkait dengan sejumlah masalah emosional yang serius, termasuk gangguan stres pasca-trauma (PTSD), depresi, risiko bunuh diri, dan gangguan makan.
Dalam kasus yang parah, remaja perempuan dapat mengalami gejala gangguan kepribadian, yang mencakup pola perilaku yang tidak stabil dan impulsif, seperti Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder).
Seperti yang diunggah dalam video TikTok oleh akun @official_peacefulland. Mia, salah satu korban pemerkosaan, mengalami kejadian mengerikan ini pada usia 13 tahun oleh seorang kerabat dekatnya sendiri.
Akibatnya, Mia menghadapi dampak emosional yang sangat berat, termasuk depresi yang mendalam dan amnesia yang menghantui. Mia tidak bisa berkomunikasi secara normal, sering tantrum, dan tanpa sadar meluapkan emosinya melalui teriakan dan kata-kata kasar.
Ini menjadi contoh kasus nyata bagaimana trauma kekerasan seksual dapat merusak kondisi psikologis remaja. Dalam kasus seperti Mia, dampak emosional melibatkan tidak hanya gejala yang telah disebutkan sebelumnya, seperti PTSD, depresi, dan risiko bunuh diri, tetapi juga amnesia dan kesulitan berkomunikasi secara efektif.
Penting untuk memahami bahwa setiap korban menghadapi tantangan yang kompleks dalam pemulihan mereka. Melalui kasus seperti Mia, kita dapat lebih memahami bahwa dukungan dan respons positif dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga, teman, dan masyarakat, sangat penting untuk membantu mereka mengatasi dampak emosional yang mendalam.