TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

30 Inspirasi Puisi untuk Hari Guru Nasional 25 November

Setiap kata menciptakan gambaran tentang kebijaksanaan, dedikasi, dan semangat para guru

Freepik/Freepik

Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November untuk menghargai kontribusi besar para pendidik dalam mencetak generasi penerus.

Popmama.com ingin membagikan 30 inspirasipuisi untuk Hari Guru Nasional yang mencerminkan kebijaksanaan dan semangat guru. Puisi-puisi ini dipilih dengan cermat untuk memberikan apresiasi yang mendalam terhadap dedikasi para guru, mempersembahkan kata-kata yang menjadi penghormatan kepada mereka yang berperan penting tanpa tanda jasa.

Dengan beragam tema dan nuansa, setiap puisi ini bertujuan untuk menginspirasi dan menyampaikan rasa terima kasih kepada para guru yang telah dengan penuh dedikasi membimbing dan memberikan ilmu kepada generasi penerus.

Puisi-puisi ini diharapkan dapat menjadi ungkapan perasaan hormat dan penghargaan saat merayakan Hari Guru Nasional. Yuk, simak!

1. Guru (karya: Lukman Hakim Saifuddin)

Pexels/Thirdman

Tanpa Guru tak kan ada yang kita tahu
Tanpa Guru tak kan ada yang kita mampu
Tanpa Guru kita hanyalah debu yang terbang tak berarah
Ditiup angin tak tentu arah

Guru
Ucapanmu adalah petunjuk kami
Tindakanmu adalah teladan kami
Ridlamu adalah kunci sukses kami
Dan doamu, doamu adalah berkah tak bertepi

Maka, jika ada yang bertanya pada diri ini
Siapakah yang paling berjasa kepada diri ini?
Maka namamu yang akan kusebut pertama kali
Karena ibu dan ayah adalah juga guru utama kami

2. Di Hari Guru (karya: Marzuli Ridwan Al-bantany)

Freepik

Pagi itu, ketika salam dan senyummu menyapa,

Aku merasa ada sesuatu yang mengalir deras 
Dari dalam jiwaku 
Lebih deras dari nyanyian rintik hujan yang jatuh

Di dedaun kering 
Dan halaman sekolah yang kita ditumbuhi 
Rumput-rumput teki 
Di wajahmu melukiskan hari esok untukku 
Untuk teman-teman sekelas dan sebangku denganku

Kau beri kisah tentang cita-cita, tentang pengabdian 
Yang mesti dirawat sepanjang masa 
Sisi-sisi kehidupan sebagai tujuan penciptaan kita, Oleh-Nya Yang Maha Kuasa

Perajut Asa, Penyambung Mimpi 
Karya Hang Irfan 
Setiap harimu berdiri 
Memandangi jiwa penuh mimpi 
Beralun kata penuh makna 
Membuka jalan penuh asa

Segelas ilmu yang tersaji 
Seteguk amal yang kunikmati 
Sebuhul pesan berbalut kasih 
Merajut harap menutup perih

Kadang bibirmu bergetar hebat 
Meneriaki ketidaktahuanku yang lambat 
Meski lelah ucapmu membimbing 
Keputusasaanmu tak bergeming

Wahai insan perajut asa 
Meski diri kadang tak kuasa 
Memendam amarah mengumbar murka 
Namun hati masih terbuka

3. Sumber Ilmuku (karya: Dadenargabisma)

Pexels/Thirdman

Guru kau adalah sumber ilmuku
Sumber ilmu yang telah lamaku cari dan
Kini telah mengisi perjalanan hidupku

Guru keramahan sikapmu seakan
Mempermudah masuknya berbagai
Macam ilmu yang bermanfaat untukku
yang Haus akan Ilmu
dan akan menjadi sebuah petunjuk
untuk Perjalanan hidupku

Guru saat kau memberikan
ilmu kepadaku Hati
ini mengetahui harapanmu
agar ilmu yang kau Berikan
Akan berguna diperjalanan hidupku kelak

Guru kumerasa terkadang diri ini
telah Mengecewakanmu
Dengan sikapku dan ku belum mampu untuk
Mengendalikan emosi yang ada didalam jiwaku

Guru untuk semua ilmu yang telah kau berikan kepadaku
Kuhanya mampu berterimakasih
Danku berjanji tak akanku mengecewakanmu

4. Pahlawan yang terlupakan (karya: Ahmad Muslim Mabrur Umar)

Pexels/YanKrukau

Cermatilah sajak sederhana ini, kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap

Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang

Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang

Namun suksesmu dan sukseskulah menangnya
Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini

Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah kau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan.

5. Pipit Kecil (karya: Zuarni, S. Pd.)

Pexels/MaxFischer

Awal jumpa kita, kami bukan siapa-siapa
Hanya pipit kecil dengan paruh menganga dan sayap setengah terbuka
Kami hanya berputar... berputar...
Dan hinggap di pundak ilmu guru-guru kami

Awal jumpa kita kami bukan apa-apa
Hanya sobekan-sobekan kertas tak bermakna
Menunggu tangan-tangan kokoh dan jemari lentik guru kami
Merangkainya menjadi buku yang patut diperhitungkan

Guruku... lihatlah pipitmu
Kami telah seperkasa garuda, selincah merpati
Dengan ilmu dan petuahmu
Picing mata nanar telah sejelita mentari siang hari
Langkah seok... telah mantap menapaki jalan tajam beronak

Kini pipitmu...
Telah siap terbang... terbang memetik cita-cita kehidupan
Dia meninggalkan
Secuil sejarah hidup kami di sini

6. Guruku (karya: Ali)

Pexels/ArthurKrijgsman

Engkau selalu sabar dalam menghadapi ku
Engkau selalu tabah memberikan ilmu

Oh guru ku,
Engkau selalu sayang kepada ku
Meski aku membuatmu marah

Oh guru ku,
Engkau memilihku atau membimbingku di jalan yang lurus
Engkau membuat ku sukses hingga saat ini

7. Guruku Nomor Satu (karya: Chairil Anwar)

Pexels/MaxFischer

Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.
Aku bahagia karena kamu adalah guruku
Aku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkan
Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku
Untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai

Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu
Tiap hari kamu menanamkan benih-benih
Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu
Agar kutahu, agar kutumbuh dan agar kusukses

Kamu menolongku mengembangkan potensiku
Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu
Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata
Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!

8. Tombak Keberhasilanku (karya: Amanda Nurdhana D)

Freepik/fongbeerredhot

Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu

Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku kadang mengganggumu

Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku
Kau adalah orang tua keduaku

Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu

9. Jangan Ajari Aku Korupsi, Guruku (karya: Abdul Hakim)

Pexels/MaxFischer

Kureguk ilmumu di saat aku dahaga akan ilmu
Kurasakan hangat kasih sayangmu kala engkau tebarkan teladan buat anakmu
Senyum sapa salammu setia menyambut kedatanganku
Tanpa kenal lelah engkau tebarkan kebajikanmu

Aku mungkin bukan anak yang pintar
Aku ingin meraup ilmu yang engkau ajar
Ilmumu aku goreskan dengan ujung pena
Di atas buku kusimpan jejak tulisanmu penuh rasa

Kuhayati tutur katamu dengan sepenuh jiwa
Aku ke sekolah bukan ingin mengumpulkan pundi-pundi angka
Aku mungkin bukan anak yang layak menyandang juara
Aku hanyalah anak negeri yang ingin melukis masa depan dengan penuh asa
Aku ingin membekali diri dengan ilmu yang kau semaikan sepanjang masa
Aku ingin guruku memberi angka apa adanya

Bukan angka basa-basi biar aku terlihat anak digdaya
Menipu diriku... orang tua... dan seluruh bangsa
Meski aku tahu guruku takut dikatakan gagal mendidik anak bangsa
Terpaksa memberi angka yang cetar membahana
Di bawah ancaman tunjangan takkan cair kalau anak diberi angka apa adanya.

Guruku... jangan ajari aku korupsi
Beri kami angka sesuai bukti yang engkau miliki
Itulah wajah kami yang masih harus belajar lebih keras lagi
Agar negeri ini kelak melahirkan generasi emas yang hakiki
Mampu berdikari taklukkan dunia yang kian berkompetisi
Bukan emas palsu yang menipu diri sendiri
Guruku... Ajarkan kami sepenuh hati dengan kejujuran dan hati.

10. Sang Penerangku (karya: Linda Miliasari)

Pexels/KaterinaHolmes

Wahai sang lentera hati
Di saat kugelap akan ilmu
Kaulah penerang mendatangiku
Kau membuatku beranjak dari kebutaan ilmu

Dengan sabar dan senang
Kau mendidik kami setiap hari
Coretan kisah penuh arti
Tak lekang habis materi yang engkau kasih
Pembuka cakrawala dunia ini

Untaian mimpi penuh kasih
Masa depanku terlihat cerah karenamu
Jasamu sangat berarti

Takkan bisa pernah terganti
Kehadiranmu pasti Kunanti
Selamat Hari Guru

11. Guruku Tersayang (karya: I Kadek Agus Sudiandika)

Freepik

Ketika pagi aku datang
Senyummu selalu terkembang
Menyapaku di pintu gerbang

Kau tepuk pundakku dengan tenang
Memberiku semangat untuk menang
Melawan rasa tak senang

Guruku yang kusayang
Engkau laksana bintang
Hapuskan gelap dalam terang

Teruslah menjadi tempatku berpegang
Tempatku bersandar di kala tegang
Memberiku bekal di masa datang

12. Guruku, Melati di Ujung Laman (karya: Adin)

Freepik/pch.vector

Bersamamu rekah yang berketap di puncak malam
Tidak jua ranum di ujung pagi
Namun titis embun masih jua mampu hembuskan harap
Padamu yang masih igaukan fitri

Dalam dekap yang erat di buhul lelap
Langkah kakimu telah pecah di dalam leach
Berkubang segala lantang
Tentang suara yang tak jua pikirkan siang

Bertekak membentuk luka
Bertukak hingga kau tersiksa
Setelah riuh tengkujuh subuh
Kau masih hangat menyeduh tadah

Manis gula di ujung madah
Ada aku diselip dalam ratibmu
Senyummu tetap manis melati di ujung laman
Tingkahmu rentak zapin zaman berzaman
Segalamu adalah pedoman

13. Bintang (karya: Chairil Anwar)

Pexels/AnastasiaShuraeva

Aku mencintai kelasmu
Kamu membantuku 'tuk melihat
Bahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinya

Kamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandai
Kamu guru terbaik yang pernah ada

Aku tahu itu dari awal kita bertemu
Aku memperhatikan kata-katamu

Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, kamu adalah bintang

14. Guruku (karya: KH A Mustofa Bisri (Gus Mus))

Pexels/MikhailNilov

Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu

Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?

15. Sang Pengabdi (karya: Zaniza)

Freepik/zinkevych

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut

Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi jadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi 
Berserah diri mengharap kasih ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti

Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti

16. Guruku (karya: Asty Kusumadewi)

Freepik/Pressfoto

Dengan letih kau mengajariku
Dengan sabar kau mengajariku
Dengan hati kau mengajariku
Dengan senyum kau mengajariku

Arti dari sebuah rasa ikhlas
Arti dari sebuah rasa tulus
Itulah definisi dari dirimu
Guru terbaikku

Kau ajarkan semua hal baru
Membaca
Menulis
Bercerita
Hingga aku pandai dalam mengeja

Guruku,
Kaulah manusia yang kudoakan setelah orang tuaku
Penuh kasih sayang kau berikan padaku
Terima kasih atas dedikasimu
Semoga engkau sehat selalu

17. Guru (karya: Kahlil Gibran)

Pexels/AugustdeRichelieu

Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain

Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri

Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain

18. Guruku A+ (karya: Chaeril Anwar)

Freepik

Mataku terperosok ke depan
Kala engkau memasuki kelas
Engkau seorang guru yang lucu
Engkau seorang guru yang keren

Engkau pintar, imut, dan ramah
Engkau yang menolong kami
Dan bila aku menilaimu
Bagiku, engkau A+

19. Untukmu Guru (karya: I Kadek Agus Sudiandika)

Pexels/picjumbo.com

Marahlah jika kami salah
Tertawalah jika engkau gundah
Dan tetaplah tunjukkan senyum terindah

Engkau berjuang tanpa lelah
Membimbing kami di sekolah
Mengajarkan ilmu, akhlak, dan akidah

Suaramu bagai ombak yang memecah
Auramu yang senantiasa gagah
Menyadarkan kami akan fitrah

20. Jasamu Tak Terbalas (karya: Saraswitha Shinta Hapsari)

Freepik/Pressfoto

Ketika ilmuku gelap gulita
Engkaulah pelitanya
Ketika ilmuku butuh cahaya
Engkaulah penerangnya

Kau bagi ilmu
Menerangi otakku
Seolah engkau berkata
"Rajinlah belajar muridku.. Agar kau sukses nantinya.."

Batinmu...
Padamu guru-guruku
Aku haturkan rasa hormatku
Untukmu guru-guruku
Aku ucapkan terima kasih
Atas ilmu yg telah kau bagi pada murid-muridmu
Jasamu tak kan pernah terbalas
Selamat hari pahlawan..

Untukmu pahlawan tanpa tanda jasa
Terima kasihku...
Karna tanpamu
Aku terjatuh di alam kebodohan

21. Terima Kasih Guru (karya: Chairil Anwar)

Pexels/PavelDanilyuk

Terima kasih, guru
Untuk teladan yang telah kau berikan
Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan
Dan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadiku

Aku mau menjadi sepertimu
Pintar, menarik, dan gemesin
Positif, percaya diri, protektif

Aku mau menjadi sepertimu
Berpengatahuan, pemahaman yang dalam,
Berpikir dengan hati dan juga kepala
Memberikan kami yang terbaik
Dengan sensitif dan penuh perhatian

Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktumu, energi, dan bakat
Untuk menyakinkan masa depan yang cerah pada kita semua

Terima kasih, guru
Yang telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu

22. Guruku (karya: Nurwawan)

Pexels/VladaKarpovich

Setiap hari kau bagi ilmumu
Dengan keikhlasan dan kesabaran
Setiap hari kau bimbing aku
Dengan nasehatmu yang penuh makna

Guruku,
Tak pernah lelah kau ajar aku
Selalu semangat setiap tugas mu

Guruku terima kasih,
Atas semua pengorbananmu untukku
Maafkan salahku jika kau pernah terluka dengan kataku
Guruku, kau tak kan pernah terlupakan dalam hidupku

23. Didikan Keras (karya: Chairil Anwar)

Freepik

Ketika aku memasuki kelasmu, aku berpikir
Tantangan apa yang akan kau berikan padaku

Kamu memberiku motivasi untuk melewatinya
Dan menolak kelemahan yang meragukan diri

Kamu sungguh telah membuka pikiranku
Dengan kebijakan, keras dan ketegasan

Kamu membantuku untuk melihat atas
Menemukan tujuan yang harus kucapai

Kamu mengeluarkanku dari kegalauan
Terima kasihku atas jerih payahmu

Apa yang kau ajarkan akan menumbuhkanku
Perhatianmu sangat menyentuh hati dan pikiranku

Aku akan selalu mengingat jeweranmu
Aku berharap semua guru sepertimu

24. Pena Sang Guru (karya: Mesdiana, S.Pd.)

Pixabay/Sponchia

Pena guruku
Tak pernah bosan menari-nari di diriku
Menuliskan banyak warna di jiwaku
Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku

Pena guruku hebat
Karena penanya aku tak telat
Tugas-tugasku tak lambat
Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat

Pena guruku sangat mengagumkan
Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian

Kuingin penaku seperti miliknya
Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa
Hasil penamu tak kunjung penuh makna
Kaulah sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa

25. Sebatang Kapur (karya: Iroh Rohmawati)

Pexels/NEOSiAM2020

Sebatang Kapur
Oleh Iroh Rohmawati

Deretan deretan bangku tanpa kedua kaki tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegak
Suara lantang terus kau keluarkan sampai mengusir tikus tikus kemalasan di otak kami

Tanpa mengenal lelah kau terus mendidik kami
Meski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa dibandingkan gaji para aparatur aparatur negara yang tidak adil

Guru...
Nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa
Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur di atas papan tulis yang mulai mengantuk
Dan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupan

26. Sang Guru (karya: Fitriana Munawaroh)

Pexels/mentatdgt

Tentang kegelapan...
Tentang buta pada zaman dahulu kala....
Tentang kebodohan yang merajalela....
Dan tentang sosok penumpas itu semua....

Ialah sang guru....
Sosok yang ikhlas berbagi ilmu....
1, 2, 3 ,4 dan seterusnya....
Harapnya tetap tak lekang dimakan usia....
Tetap tak basi dari sebuah tradisi....
Dia tetap mulia...
Dengan segala wibawanya....

Masa depan?
Jangan kau tanyakan....
Aku dan kamulah sang harapan...
Menjadi lebih hebat dari apa yang ia ajarkan....
Maka genggamlah apa yang ia percayakan...

27. Pesan untuk Guruku (karya: Lisa Ardhian Widhia Sari)

Freepik/Gpointstudio

Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu

Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri agar tidak buyar

28. Bersamamu, Guruku (karya: Yoga Permana Wijaya)

Freepik/Gpointstudio

Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima
Berkatmu. Ku Menatap, ku memandang, ku melihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku.

29. Sebatang Rotan (karya: Muhammad Sapikri)

Freepik

Kalau bukanlah disebabkan sebatang rotan itu
Tak akan mungkin aku mengenal namamu
Saat sebatang rotan melecut di tubuhku
Disitulah aku memahami rasa sakit

Rasa sakit yang mengajar dan menuntunku pada kehidupan sesungguhnya
Dia adalah guru mengajiku
Di setiap malamnya, ia selalu melirihkan doa
Agar muridnya kelas menjadi manusia yang berakhlak mulia

Sebesar apapun namamu nanti
Jangan kau lupa dengan sebatang rotan itu
Biarpun kini rotan itu telah rapuh dan patah
Rotan itu juga yang telah membesarkan namamu

30. Puisi di Hari Guru (karya: Deni Prabowo)

Freepik/Gpointstudio

Dia belajar dengan mengajar
Dia mengajar dengan belajar
Dia mendidik untuk kepandaian
Bukan sekadar mencari gajian

Walaupun aku sadar dan paham
Banyak berita tentang dirimu
Di mana gajimu tak sepadan lelahmu
Kau tetap datang masuk ke kelas

Mengajarkan hitung dan baca
Mengenalkan seni dan sastra
Menyelamatkan setiap manusia
Dari lembah dalam kegoblokan

Jauh ke dalam hutan lebat
Kau tembus dengan semangat
Memberikan ilmu pendidikan
Menambah guna manusia

Nah, itu dia puisi untuk Hari Guru Nasional, 25 November mendatang. Semoga setiap makna kata dalam puisi-puisi ini dapat menjadi sumber apresiasi untuk para pahlawan tanpa tanda jasa kita.

Baca juga: 

The Latest