7 Alasan Remaja Kecanduan Media Sosial, Mereka Senang Mendapat Likes
Media sosial juga menjadi wadah yang tepat untuk mengekspresikan diri
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sewaktu kecil, Mama biasanya menghabiskan waktu dengan bermain di luar rumah bersama teman-teman. Terlalu asyik memainkan permainan lompat tali, galasin, ataupun kasti sampai-sampai lupa kalau hari sudah sore.
Namun, berbeda dengan remaja mama. Ia lebih banyak berdiam di rumah sembari berkutat dengan media sosial (medsos)-nya. Seharian penuh dirinya sangat sanggup hanya duduk dan menatap layar gawainya.
Tentunya, Mama sangat khawatir apabila si Remaja sudah sampai ketagihan bermain medsos. Akan tetapi, apa yang bisa menimbulkan candu bermain media sosial pada remaja, ya?
Untuk menemukan jawabannya, berikut Popmama.com sajikan informasi mengenai 7 alasan remaja kecanduan bermain media sosial. Baca sampai habis ya, Ma!
1. Merasa senang dari likes dan comment yang didapatkan
Salah satu alasan yang mungkin membuat remaja mama kecanduan bermain media sosial karena dirinya haus akan likes. Dirinya ingin agar banyak orang yang menyukai foto atau postingan yang ia unggah di akun medsos-nya.
Memangnya, apa yang dirasakan saat mendapatkan likes? Ketika ada yang menyukai unggahan remaja mama, hormon dopamin menjadi aktif dalam tubuh si Remaja. Hormon tersebutlah yang bertugas memunculkan rasa senang, jatuh cinta, dan percaya diri.
Berdasarkan studi The Power of the Like in Adolescence: Effects of Peer Influence on Neural and Behavioral Responses to Social Media, bahkan proses mencari-cari likes dari orang lain ini mirip seperti saat memakan cokelat atau mendapatkan uang.
Alhasil, hormon dopamin tersebut memicu si Remaja menjadi sangat bersemangat mencari likes hingga ketagihan melakukannya.
2. Ingin mendapatkan perhatian
Bukan hanya merasa senang lantaran banyak yang menyukai unggahannya, lewat media sosial juga, remaja mama seolah diperhatikan.
Seorang pakar media sosial, Fahmi Ismail, mengungkapkan bahwa atensi atau perhatian memanglah produk yang ditawarkan di berbagai jenis social media. Itu sebabnya di saat postingan remaja mama di-comment, di-like, dan di-share, dirinya bisa ketagihan karena seperti menjadi pusat perhatian.
Fenomena adiksi ini bahkan semakin lebih parah jika si Remaja tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya.
3. Nggak mau dibilang ketinggalan zaman
Sebuah pengakuan sangatlah penting bagi remaja. Hal ini karena dengan adanya pengakuan tersebut, remaja mama bisa menjadi lebih percaya diri dan mendapat kepuasan batin.
Dalam hal ini, remaja mama ingin selalu mengikuti tren yang ada di media sosial agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Apalagi, hal tersebut ia lakukan agar tetap dapat mengimbangi teman-temannya.
Bisa dikatakan, rasa takut dicap ketinggalan zaman itulah yang membuatnya terbelenggu oleh jeratan arus dunia maya.
4. Remaja dapat secara bebas mengekspresikan diri
Selain menyuguhkan ‘perhatian’ yang bisa sewaktu-waktu dituai, social media juga sangat kompeten menjadi wadah bagi remaja untuk kebutuhan ekplorasi dan ekspresi diri.
Vera Itabiliana, psikolog anak dan remaja, juga menjelaskan bahwa media sosial sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Media sosial itu memenuhi kriteria itu semua. Di media sosial, mereka bisa eksplorasi diri, menunjukkan diri sendiri ke orang-orang mereka bisa apa,” jelasnya.
Di samping itu, melalui medsos pula, remaja mama dapat menampilkan versi terbaik dari dirinya. Dalam hal itu, si Remaja bisa melakukan manipulasi sehingga ia terlihat sebagai figur yang baik dan sempurna di mata orang lain.
5. Bisa menjadi wadah untuk melakukan Roleplayer
Istilah roleplayer mungkin terdengar asing buat Mama. Nah, roleplayer (RP) merujuk kepada sebuah kegiatan di mana remaja berperan menjadi tokoh idola yang disukainya. Jadi, remaja mama nantinya akan membuat sebuah akun khusus dan berlagak seolah-olah menjadi idolanya.
Di akun tersebut, dirinya bisa melakukan fan service (layanan untuk fans/penggemar) untuk menyenangkan hati para penggemar idola yang ia perankan, mulai dari berbicara dengan penggemar ataupun mengunggah foto dengan pose tertentu sesuai permintaan fans.
Sebenarnya, banyak remaja yang melakukan kegiatan ini untuk mempromosikan dan memperkenalkan idolanya. Hanya saja, di saat dirinya mendapatkan kesenangan karena merasa diperhatikan, dikagumi, atau digemari, tidak menutup kemungkinan baginya untuk ketagihan bermain RP.
6. Ingin tahu kehidupan artis kesukaannya
Di usianya, remaja mama tengah gencar-gencarnya mencari sebuah figur yang dapat menjadi panutannya. Zaman sekarang, semakin mudah baginya untuk menemui sosok tersebut. Terlebih lagi karena semua orang, termasuk para kalangan selebritis, memiliki akun media sosial.
Tidak sampai melakukan roleplayer, si Remaja bermain medsos untuk sekadar melihat-lihat keseharian dari sang Idola. Tidak lupa juga baginya untuk meninggalkan komentar atau like pada postingan artis tersebut.
Dengan hanya melihat wajah idolanya saja, dirinya sudah mendapatkan kesenangan. Tidak heran kalau remaja mama tahan duduk di depan gadget sembari stalking akun medsos artis kesukaannya.
7. Dapat lebih mudah berinteraksi dengan teman dan orang lain
Buat remaja mama yang gemar bersosialisasi, pastinya sulit untuk berinteraksi dengan orang terutama di masa pandemi seperti sekarang. Namun, media sosial tidak punya batasan dan remaja bisa tetap berkomunikasi dengan teman-temannya lewat fitur chatting.
Tidak hanya itu saja, si Remaja juga bisa berjumpa dengan orang-orang baru di media sosial. Ada banyak aplikasi di internet yang menyuguhkan kemudahan untuk dapat langsung ngobrol dengan orang asing dari seluruh dunia.
Dengan berkomunikasi, remaja mama bisa mencurahkan isi hati dan menghindari perasaan sendiri yang kerap menghantui. Terlebih lagi, ketika lawan bicaranya ternyata cukup klop dengannya. Sudah pasti dia ingin main dan main lagi.
Bukan cuma faktor ketagihannya saja yang mengkhawatirkan, namun remaja mama sangat mungkin bertemu dengan orang tidak bertanggung jawab yang dapat membahayakan dirinya.
Tips Mengatasi Candu Media Sosial pada Anak
Ada beberapa hal yang bisa Mama lakukan supaya remaja mama tidak kecanduan berselancar di media sosial. Beberapa di antaranya:
- Jelaskan kepadanya bahwa ada banyak bahaya yang mengintai ketika bermain media sosial. Bukan bermaksud menakuti, tapi ingatkan bahwa banyak orang yang mengalami kasus bullying, depresi, bahkan penculikan lewat medsos. Dengan ini, si Remaja dapat lebih berhati-hati dan menjaga diri.
- Pastinya, Mama harus berani untuk memberikan batasan waktu bermain gawai. Sebagai contoh, si Remaja boleh memegang handphone selama kurang-lebih 1 jam setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
- Remaja mama wajib tahu mengenai pentingnya privasi. Mama harus memberitahu bahwa tidak semua hal bisa sembarangan ia bagikan di media sosial. Sebab, bisa saja foto yang ia unggah bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
- Jangan lupa pantau selalu akun medsos miliknya, mulai dari semua unggahan dan orang yang mengikuti akunnya. Namun, jangan sampai berlaku overprotective karena mampu membuat si Remaja merasa tidak nyaman dan akhirnya menutup diri.
- Dan yang paling penting, jadilah contoh yang baik baginya. Remaja akan tidak akan mau berhenti bermain medsos kalau Mama sendiri juga gak kenal waktu aktif di Instagram. Maka dari itu, Mama harus mulai memerhatikan waktu bermain medsos ataupun hal-hal yang diunggah supaya dapat menjadi panutannya.
Itulah pembahasan mengenai alasan remaja candu bermain media sosial. Maka itu Ma, ingatkan selalu para remaja agar mereka mampu menahan diri. Hal ini karena segala sesuatu yang berlebihan tidak akan memberikan manfaat, begitu juga dengan media sosial.
Baca Juga:
- Kapan Usia yang Tepat Anak Boleh Bermain Media Sosial
- Kecanduan Game Online, Dua Anak di Bawah Umur Curi Uang Kotak Amal
- Awas! Jangan Asal Unggah Sertifikat Vaksinasi Covid-19 di Media Sosial