Kapan Usia yang Tepat Anak Boleh Bermain Media Sosial
Mengapa harus ada batasan bermain media sosial, ya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Zaman sekarang, internet sudah merambah berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak sampai lansia bahkan sudah familier dengannya. Salah satu yang sudah sangat dekat dengan masyarakat ialah social media atau media sosial.
Medsos alias media sosial sendiri mampu memberikan kemudahan dalam berkomunikasi. Dengan sanak saudara yang jauh di lubuk mata pun Mama tetap bisa berbincang ria. Terlebih lagi di masa pandemi saat ini, benar-benar sangat membantu dalam menjalin tali silaturahim.
Hanya saja, terdapat sisi gelap dari media sosial yang cukup berbahaya terutama bagi anak di bawah umur. Konten-konten tersebut bisa memicu penyakit mental pada mereka. Oleh karena itu, ada batasan umur yang harus diperhatikan sebelum aktif bermain media sosial.
Nah, kali ini, Popmama.com telah merangkum informasi mengenai batasan umur serta dampak dari media sosial. Yuk disimak, Ma!
1. Di umur berapa sebaiknya anak diperbolehkan bermain media sosial?
Mungkin Mama bertanya, mengapa bermain media sosial harus ada batasan umurnya? Padahal, yang dilakukan si Anak hanyalah chatting, mengunggah foto, atau sekadar mencari teman. Akan tetapi, media sosial tidak sesempit itu ya, Ma.
Internet sendiri bisa bermanfaat atau malah membahayakan penggunanya. Terkadang, ada banyak konten negatif yang tak sengaja seliweran di timeline akun Facebook anak, seperti konten hoaks (berita palsu), pornografi, hate speech (ujaran kebencian), dan lainnya.
Anak mama bisa saja sudah mengerti bahwa hal tersebut tidak patut untuk dilihat pun ditiru. Namun, tidak semuanya begitu. Ada anak yang masih belum mengerti tentang tanggung jawab bermedia sosial sehingga ia mungkin akan ikut-ikutan berkomentar negatif tanpa tahu aksinya itu salah.
Itu sebabnya acuan batasan umur anak bermain media sosial belum ada. Soalnya, tingkat kedewasaan anak berbeda-beda. Di sinilah peran orangtua bermain penting dalam mengawasi aktivitas yang mereka lakukan.
Beberapa social media ada yang memberi batasan hingga 17 tahun. Di sisi lain, Facebook dan Twitter sudah memperbolehkan anak berusia 13 tahun untuk membuat akun.
2. RUU PDP: ‘Anak baru bisa bermain medsos saat sudah 17 tahun’
Indonesia juga ada mengatur masalah batasan umur ini lho, Ma. Dalam Rancangan Undang-Undang Data Pribadi (RUU PDP), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan usulan bahwa 17 tahun merupakan usia minimal anak untuk membuat akun media sosial.
Mekanisme batasan umur tersebut diadopsi dari Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi di Uni Eropa, yakni General Data Protection Regulation (GDPR). Jadi, dengan adanya undang-undang ini, ada mekanisme identifikasi yang harus dipenuhi melalui persetujuan orangtua saat anak yang belum cukup umur hendak membuat akun.
Aturan ini bukan semata-mata untuk memberatkan masyarakat. Bahkan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, menjelaskan bahwa pembatasan usia itu diharapkan bisa menjaga komunikasi antara orangtua dengan anak.
"Memang, ini akan menyulitkan. Tapi kalau tidak begitu, nanti terputus hubungan anak dengan orang tua karena anak membuat dunia sendiri, orang tua dunia sendiri," jelasnya.
3. Dampak negatif media sosial bagi anak
Sudah disinggung di poin pertama, yang perlu Mama pertimbangkan saat hendak mengizinkan anak bermain social media ialah tentang dampak buruknya. Memangnya, apa saja dampak yang akan ditemui oleh anak? Berikut beberapa di antaranya:
1. Kurang Tidur
Ketika anak sudah ketagihan, siang dan malam dirinya akan aktif bermain media sosial. Dirinya sampai rela begadang hanya untuk sekadar melihat postingan di beranda.
Tentu saja, ini bisa berakibat pada pola tidurnya. Ia akan mengantuk saat sekolah. Bukan hanya itu, dampak buruk lainnya seperti perubahan emosi, depresi, hingga obesitas juga menanti si Anak.
2. Menjadi Gelisah
Salah satu faktor pendorong anak gemar bermain media sosial ialah karena atensi yang didapat. Respon positif maupun likes pada unggahan foto atau tulisannya membuatnya merasa diperhatikan.
Alhasil, anak akan terus berusaha untuk membuat unggahan yang terbaik. Tidak jarang ini membuatnya gelisah dan stres.
Belum lagi apabila ternyata ada orang yang berkomentar negatif terhadap dirinya. Anak yang notabene belum dewasa secara psikis akan sangat terpengaruh oleh sebuah komentar saja. Tidak menutup kemungkinan baginya merasa cemas.
3. Cemburu dengan Orang Lain
Selain gelisah apakah fotonya akan mendapatkan ribuan likes, anak mama bisa tumbuh menjadi pribadi pencemburu karena medsos. Dirinya melihat suatu hal di orang lain yang tidak dimilikinya.
Ada dua kemungkinan yang terjadi pada anak. Pertama, ia akan merasa insecure (rasa tidak aman) dan kehilangan kepercayaan diri. Akhirnya, anak membenci dirinya sendiri karena tidak bisa terlihat sempurna seperti orang yang ia lihat.
Atau yang kedua, anak mama juga merasa insecure, namun ia merasa tersaingi. Alhasil, bisa saja ia meminta Mama untuk dibelikan baju mahal agar dapat tampil lebih hebat.
4. Interaksi secara Langsung Berkurang
Saat asyik bermain media sosial, anak bisa kelupaan dengan lingkungan sekitar. Komunikasi dengan orangtua pun bisa terabaikan karena terlalu sering berinteraksi lewat dunia virtual.
Akibatnya, tidak jarang ada anak yang menjadi ‘jauh’ walaupun satu rumah dengan orangtuanya.
5. Berpotensi Mengalami Cyber Bullying
Bukan hanya di dunia nyata, kasus bullying atau perundungan juga bisa dihadapi anak di dunia maya. Hujatan, pelecahan, dan hinaan yang ia terima bisa memengaruhi kestabilan emosinya. Anak rentan mengalami depresi, kecemasan, dan bahkan bisa nekat bunuh diri.
4. Dampak positif media sosial bagi anak
Media sosial tidak selamanya berdampak negatif pada anak. Jika dipergunakan secara baik dan bijak, anak mama akan mendapatkan sejumlah manfaat, misalnya:
1. Sebagai Alat Komunikasi dengan Keluarga
Pada hakikatnya, media sosial diciptakan untuk memungkinkan komunikasi tanpa memandang jarak. Dengan begitu, anak tetap bisa bertemu dengan sanak saudara lainnya hanya melalui layar handphone atau komputer saja.
2. Memperluas Jaringan Pertemanan
Bukan hanya sebagai alat komunikasi, anak mama juga bisa mendapatkan teman baru dari seluruh penjuru dunia lewat medsos. Akan tetapi, Mama tetap harus mengingatkannya untuk selalu selektif dalam memilih teman.
3. Mengasah Keterampilan Anak
Salah satu hal yang bisa dipelajari dari social media ialah keterampilan teknologi. Anak mama akan semakin cakap dalam mengoperasikan gadget dan berselancar melalui internet.
4. Mendorongnya untuk Mampu Mengekspresikan Diri
Membagikan foto dan menuliskan komentar di media sosial juga merupakan salah satu pembelajaran baginya untuk mengekspresikan diri.
Di samping itu, anak mama juga akan semakin terasah kemampuan sosialisasinya meskipun hanya secara virtual.
5. Bisa Menjadi Sarana untuk Mendapatkan Uang Jajan
Jangan salah ya, Ma, internet nyatanya bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah, lho. Kalau anak gemar membuat slime atau handal dalam membuat lettering art, bisa banget mempromosikannya lewat medsos.
Alhasil, selain mampu menambah uang jajan, merupkan sebuah kebanggaan baginya sudah mampu memulai bisnis di usia yang masih belia.
5. Kiat orangtua mengawasi anak bermain media sosial
Penjelasan dampak positif maupun negatif sebelumnya bisa Mama jadikan sebagai bahan pertimbangan apakah harus mengizinkan anak bermain media sosial atau tidak. Sekiranya kondisi memaksanya untuk membuat akun medsos, berikut beberapa kiat yang dapat Mama lakukan:
- Terlebih dahulu, informasikan kepada anak mengenai alasan pembatasan umur tersebut. Beritahu dirinya bahwa aturan tersebut mampu menjaganya dari berbagai macam konten negatif yang ada di internet.
- Beri batasan waktu bermain medsos ya, Ma. Jangan sampai si Anak sampai tak kenal waktu memainkannya. Mama bisa mengizinkannya untuk mengakses medsos selama 1–2 jam setelah belajar untuk refreshing.
- Selalu usahakan untuk menemani anak ketika membuka media sosial. Jika diakses lewat komputer, makan tempatkan komputer di tempat yang masih berada dalam pengawasan Mama.
- Ajarkan anak untuk selalu melaporkan segala jenis aktivitas yang ia lakukan di internet. Dengan ini, Mama bisa memberitahu hal-hal apa saja yang tak boleh dilakukan/dilihat ataupun untuk mencegah kasus bullying yang mungkin menimpa anak mama.
- Mama bisa membantu membuatkan akun yang aman untuk anak. Ada pengaturan yang secara khusus mampu memblokir konten-konten negatif atau dewasa.
- Terakhir, jadilah contoh yang baik untuk anak. Mama harus mampu menunjukkan sikap yang benar ketika bermain media sosial.
Dari artikel di atas, Mama sudah mengetahui bahwa tidak boleh memperkenalkan anak secara sembarangan dengan media sosial. Pikirannya yang belum berkembang secara sempurna sangat mungkin untuk menjerumuskannya ke sisi gelap internet.
Pastikan untuk selalu mengawasi segala jenis aktivitasnya, terutama di dunia maya. Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca Juga:
- Kenapa Bermain Media Sosial Bisa Membuat Orang Depresi?
- Coba Cek! Kenali 8 Tanda Kamu Kecanduan Media Sosial
- Cukup dengan 3 Alasan, Kenapa Harus Membatasi Penggunaan Media Sosial