TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Korban Bully di Bekasi Sebelum Meninggal, “Aku Tunggu Mama di Surga"

Ucapan terakhir siswa SD di Bekasi yang meninggal karena kanker tulang usai dibully teman.

Pexels/Mikhail Nilov

Kisah tragis seorang siswa, F (12), dari SDN Jatimulya 09 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, menjadi perbincangan setelah mengalami bullying oleh teman-temannya di sekolah. Pada bulan Februari 2023, F mengalami peristiwa menyakitkan ketika kakinya disliding oleh seorang teman.

Hanya dalam tiga hari, F mulai merasakan sakit pada bagian kakinya. Meskipun telah menjalani berbagai upaya pengobatan medis, kondisi kesehatannya tidak kunjung membaik, dan malah semakin memburuk.

Berikut Popmama.com menjelaskan kejadian yang menimpa F meninggal karena kanker tulang usai dibully.

1. Puncak penderitaan F

Freepik/jcomp

Pada bulan Agustus 2023, ketika kaki F didiagnosis menderita kanker tulang stadium 4. Meskipun telah menjalani operasi amputasi pada bulan Oktober 2023, Dr. Melitta Setyarani, Sp.OT, spesialis ortopedi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, menegaskan bahwa kanker yang diderita F bukan disebabkan oleh insiden sliding tersebut.

"Di literatur, tidak ada yang menyebutkan sampai sekarang bahwa trauma, kejadian kayak jatuh, menyebabkan kanker," ucap Melitta saat ditemui di RS Kanker Dharmais. Kondisi kesehatan F terus menurun sejak operasi, dan dia mengalami kesulitan bernapas karena cairan di paru-parunya.

2. Pesan terakhir untuk Mama

Freepik

Sebelum menghembuskan napas terakhir pada Kamis, pukul 02.25 WIB, F sempat berpamitan kepada ibunya, Diana (40). "Ngomong juga ke mamanya, 'Mama, aku capek, Mama sayang aku ya selamanya. Aku capek, nanti aku tunggu Mama di surga saja ya'," ujar kuasa hukum keluarga F, Mila Ayu Dewata, saat ditemui usai pemakaman F di TPU Padurenan, Kota Bekasi, Kamis (7/12/2023).

 

3. Permintaan terakhir

Freepik/rawpixel.com

F meminta seluruh keluarganya berkumpul di momen detik-detik terakhir hidupnya. "Ternyata dia pengin kumpul sama adiknya, sama bapaknya, sama mamanya," ujar perwakilan keluarga F, Ningrum.

Saat-saat terakhir itu, F berhasil berkumpul dengan keluarganya, termasuk adik, ayah, dan ibunya. "Pada saat itulah mereka berempat. Mungkin itu harapan F, kumpul berempat," ujar Ningrum.

Meskipun orang tua F telah berpisah selama delapan tahun, F tinggal bersama ibu dan kakeknya. Jenazah F kemudian dikebumikan di TPU Padurenan, Kota Bekasi, pada pukul 13.00 WIB.

Dalam tragedi yang menimpa F, siswa yang menjadi korban bullying di SDN Jatimulya 09 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, orangtua dan guru diingatkan akan urgensi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari intimidasi. Kepergian F tidak hanya meninggalkan kesedihan bagi keluarganya, tetapi juga menjadi dorongan bagi semua orang untuk bekerja sama untuk melawan perilaku bullying yang dapat memiliki konsekuensi tragis.

Semoga peristiwa ini mendorong perhatian lebih besar pada kesejahteraan fisik dan mental siswa di sekolah dan mendorong semua orangtua dan para guru untuk bekerja sama membuat lingkungan belajar yang positif dan mendukung.

Baca juga: 

The Latest