Anak Suka Menyimpan Barang Tak Terpakai, Waspada Hoarding Disorder
Yuk, ketahui apa itu hoarding disorder dan ciri-cirinya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika Mama atau anak mama memiliki hobi menyimpan barang tak terpakai, sampai membuat rumah atau kamar penuh dengan barang tersebut, waspada dengan hoarding disorder, Ma.
Mengapa perlu waspada, sebab seseorang yang terkena hoarding disorder akan terus menerus menimbun atau menyimpan barang-barang lama yang tak terpakai karena beranggapan bahwa barang tersebut nantinya akan berguna dikemudian hari, bersejarah, atau memiliki nilai sentimental.
Lantas sebenarnya apa itu hoarding disorder dan bagaimana mengetahui ciri-ciri dari penderitanya? Berikut Popmama.com telah merangkum dari berbagai sumber. Disimak baik-baik yuk, Ma!
Apa itu hoarding disorder?
Dalam beberapa situs menyebutkan, hoarding disorder adalah tindakan menimbun (hoard) barang-barang yang sebenarnya sudah tidak diperlukan, namun orang tersebut masih ingin menyimpannya.
Umumnya, keinginan untuk menyimpan barang-barang tersebut terbentuk karena rasa kecemasan dan ketakutan akan terjadi sesuatu yang buruk jika barang tersebut dibuang atau diberikan kepada orang lain.
Meski sepintas mirip dengan kolektor, tetapi hoarding disorder tidak bisa disebut sebagai kolektor ya, Ma. Sebab kolektor umumnya mengoleksi barang tertentu, seperti benda antik, musik album, buku, dan merawat serta menyimpannya dengan rapi.
Berbeda dengan hoarder atau sebutan untuk mereka penderita hoarding disorder, yang mana mereka akan menyimpan barang atau benda apapun dan menumpuknya secara sembarangan hingga memenuhi seisi rumah atau ruangan khusus.
Lalu, seperti apa ciri dari penderita hoarding disorder yang perlu Mama ketahui? Yuk, simak ciri-ciri hoarding disorder berikut ini.
1. Sulit dalam merapihkan barang serta membuat keputusan
Bagi mereka para hoarder, barang atau benda apapun kepunyaannya dianggap berharga dan mungkin saja akan digunakan dikemudian hari. Itulah yang membuat mereka akan merasa kesulitan dalam memilih barang mana yang perlu disimpan dan dibuang, sehingga berakhir mereka akan menyimpan semuanya.
2. Menyimpan barang yang dianggap tidak bernilai
Meski bagi mereka barang yang disimpan sangat berharga atau bernilai, namun bagi orang lain justru kebalikannya, Ma. Misalnya seperti menyimpan koran, majalah, boks karton bekas sepatu, pakaian, makanan, dan lain sebagainya.
Saat diperingati untuk membuang atau merapikan barang tersebut, mereka umumnya akan berkata bahwa barang-barang tersebut masih berharga dan bisa digunakan kembali dikemudian hari.
3. Sangat terikat dengan barang yang dimilikinya
Ketika Mama merasa barang yang disimpan anak sudah tidak layak disimpan, biasanya Mama akan meminta anak untuk membuangnya. Namun ketika anak mama merasa marah saat Mama meminta membuang atau merapikan barang tersebut, itu bisa jadi anak mama masuk ke dalam mereka penderita hoarding disorder, Ma.
Bahkan, hal sederhana seperti merapikan atau memindahkan tumpukan barang yang ia simpan saja terkadang akan membuatnya merasa marah, Ma. Jadi, perlu lebih waspada ya!
4. Memiliki hubungan yang buruk dengan orang sekitar
Saat seseorang memiliki hobi menimbun barang tak terpakai, umumnya orang sekitar mereka baik keluarga atau teman akan berusaha membantu membereskan barang yang menumpuk tersebut.
Namun siapa mengira jika niat membantu ini justru akan berakhir timbulkan masalah karena adanya keterikatan hoarder pada barang-barang yang disimpannya.
Ini juga akan membuat mereka memilih menyendiri dari lingkungan sekitar dan enggan menerima kunjungan tamu, lantaran mereka malu akan kondisi rumah atau kamarnya yang berantakan.
5. Memiliki kualitas hidup yang buruk
Ketika seseorang menumpuk banyak barang tak terpakai, tentu akan membuat rumah atau ruangan tersebut menjadi tidak fungsional. Bahkan, kegiatan ini tak jarang membuat orang menjadi tidak bebas bergerak karena rumah yang penuh dengan barang-barang.
Tak hanya itu, barang yang menumpuk ini juga sering kali sulit dibersihkan dan membuat higenitas rumah menjadi buruk. Jika sudah begini, bisa timbulkan masalah kesehatan bagi hoarder atau orang lain yang tinggal bersamanya.
Itu dia ciri-ciri hoarding disorder yang perlu Mama ketahui pada anak. Jika anak mama alami ciri-ciri di atas, maka penting bagi Mama sebagai orangtua untuk meminta bantuan dalam mengatasi masalah tersebut.
Jika sudah parah, umumnya penderita harus dibawa ke ahli kejiwaaan seperti psikolog atau psikiater agar dirinya bisa segera terbebas dari masalah mental ini. Sebab hoarding disorder juga disebut sebagai penyakit kejiawaan yang perlu diatasi, Ma.
Semoga informasinya bermanfaat dan bisa dicegah pada anak-anak mama sejak dini ya!
Baca Juga:
- Tips Merapikan Barang yang Menumpuk di Rumah
- 7 Cara Membiasakan Anak Merapikan Kamarnya Sejak Dini
- 8 Cara Membuat Anak Mau Membereskan Mainannya Sendiri