Mengenal Child Grooming pada Kasus Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron
Ketahui apa itu child grooming dan dampak berbahayanya pada perkembangan anak


Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belakangan ini, media sosial digemparkan dengan kasus yang melibatkan aktor dan aktris ternama, Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron, yang menjadi sorotan publik.
Banyak pemberitaan yang menyebutkan di mana Kim Soo Hyun telah memulai hubungan asmara dengan Kim Soo Hyun yang saat itu masih di bawah usia.
Meskipun detail kasusnya masih simpang siur, kasus ini mengingatkan orangtua pada pentingnya memahami bahaya child grooming dan dampaknya pada perkembangan anak.
Melansir dari berbagai sumber, berikut akan Popmama.com rangkumkan mengenai apa itu child grooming dan bagaimana bahayanya jika anak mengalami hal tersebut.
1. Keluarga Kim Sae Ron angkat bicara
Setelah beberapa minggu kepergian mendiang Kim Sae Ron, kanal YouTube Garosero Research Institute milik mantan reporter MBC, Kim Se-Ui, baru-baru ini mengunggah video yang memicu kontroversi di media sosial.
Video tersebut mengklaim bahwa Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron pernah menjalin hubungan asmara sejak 2015. Hal yang menjadi perdebatan netizen di media sosial adalah kala itu keduanya memiliki rentang usia yang terpaut jauh, yaitu Kim Sae Ron masih berusia 15 tahun, sementara Kim Soo Hyun sudah 27 tahun.
Klaim ini didasarkan pada pengakuan bibi Kim Sae Ron, yang mengungkapkan sejumlah detail tentang hubungan mereka. Banyak netizen pun dibuat marah dan kecewa lantaran aktor papan atas Korea Selatan itu dinilai telah melakukan child grooming selama bertahun-tahun pada mendian Kim Sae Ron.
2. Apa itu child grooming?
Kini tengah ramai dibicarakan, lanta apa itu child grooming?
Child grooming adalah tindakan manipulasi yang dilakukan oleh pelaku untuk membangun kepercayaan dengan anak, yang mana tujuan utamanya adalah eksploitasi seksual, emosional, atau finansial.
Pelaku seringkali menggunakan pendekatan yang terlihat "ramah" atau "peduli" untuk menarik perhatian anak, baik secara langsung maupun melalui media online.
Menurut National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), pelaku biasanya membangun hubungan dengan anak secara bertahap, mulai dari memberikan hadiah, perhatian khusus, kata-kata manis, hingga mengisolasi anak dari orangtua atau teman-temannya.
Setelah anak mulai "hanyut" dalam jebakan pelaku, barulah perlahan anak diperkenalkan perilaku atau konten yang tidak pantas, seolah-olah itu hal yang normal.
Media sosial dan platform online disebut menjadi sarana utama pelaku untuk mendekati anak.
Hal ini juga seperti yang diduga dilakukan oleh pemeran serial drama "Queen of Tears" tersebut pada mendiang Sae Ron, di mana media Korea baru-baru ini kembali merilis bukti lain berupa kumpulan foto mesra dan surat dari Soo Hyun untuk Sae Ron yang ditulis begitu manis.
Perlakuan khusus seperti ini yang membuat korban anak-anak akhirnya luluh hingga tanpa sadar dirinya mendapatkan child grooming dari orang dewasa dengan rentang usia yang begitu jauh darinya.
3. Dampak child grooming pada anak
Sebagai modus pelecehan pada anak yang disadari, child grooming sendiri memiliki dampak yang sangat serius pada perkembangan anak baik secara fisik, emosional, dan mental anak.
Korban grooming biasanya sering mengalami trauma psikologis yang berkepanjangan, seperti perasaan bersalah, malu, atau ketakutan untuk berbicara tentang apa yang dialami.
Mengutip dari American Psychological Association (APA), hal tersebut dapat memicu gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Selain itu, anak yang menjadi korban grooming juga berisiko mengalami gangguan perkembangan sosial dan emosional, seperti kesulitan membangun hubungan sehat di masa depan atau menjadi tertutup terhadap orang lain.
Nah, bahaya jika dibiarkan terus-menerus juga bisa memengaruhi prestasi akademis, karier, dan kehidupan pribadi anak. Tanpa penanganan yang tepat, korban grooming juga rentan terhadap eksploitasi berkelanjutan, baik secara seksual, emosional, maupun finansial.
4. Cara menghindari child grooming pada anak
Meski kasus child grooming yang diduga dilakukan Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron masih terus didalami dari bukti-bukti yang ada, isu ini tentu jadi peringatan bagi para orangtua betapa pentingnya memahami bahaya child grooming dan dampaknya yang serius pada perkembangan anak.
Sebagai bentuk pencegahan, berikut adalah cara yang bisa orangtua lakukan menurut National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC):
Bangun komunikasi terbuka dengan anak
Ajarkan anak untuk selalu terbuka dan jujur tentang aktivitas mereka, baik di dunia nyata maupun online. Pastikan mereka merasa nyaman bercerita tanpa takut dihakimi.
Edukasi tentang batasan yang sehat
Beri pemahaman pada anak tentang bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain, serta pentingnya menolak permintaan yang membuat mereka tidak nyaman.
Pantau aktivitas online anak
Pelaku grooming sering menggunakan media sosial atau game online untuk melakukan aksinya. Jadi, pastikan anak menggunakan platform yang aman dan batasi waktu screen time mereka ya, Ma.
Kenali lingkungan sekitar anak
Waspadai orang-orang yang sering memberikan perhatian berlebihan pada anak, baik secara langsung maupun online. Ajarkan pada mereka untuk tidak mudah percaya pada orang asing.
Ajarkan anak berkata "tidak"
Beri anak keberanian untuk menolak ajakan atau permintaan yang mencurigakan, serta biasakan pada mereka untuk melapor pada orangtua atau orang dewasa yang dipercaya.
Gunakan tools parental control
Di era teknologi saat ini, Mama bisa manfaatkan aplikasi atau fitur parental control untuk memantau aktivitas online anak dan memblokir konten atau interaksi yang tidak aman.
Semoga anak kita terhindari dari bahaya grooming yang dilakukan orang dewasa ya, Ma. Yuk, sama-sama lindungi anak kita dengan menerapkan beberapa pencegahan di atas.
Baca juga:
- 7 Fakta Keluarga Kim Soo Hyun, Punya Adik Tiri
- 6 Tanda Child Grooming yang Perlu Diwaspadai!
- Apa Itu Child Grooming dan Kenali Bahayanya bagi Anak