Bukan Tanpa Alasan, Ini 10 Penyebab Anak Remaja Mudah Marah
Kenali penyebab umum yang sering terjadi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masa remaja sering dikaitkan dengan emosinya yang tidak stabil. Tak jarang pada usianya itu, anak akan lebih mudah marah tanpa alasan yang pasti. Istilah ini sering disebut, remaja masih labil dan sedang dalam masa pencarian jati diri menuju dewasa.
Ada banyak faktor yang menyebabkan emosi anak meningkat dan membuatnya marah tanpa alasan pasti, diantaranya faktor lingkungan dan pola asuh yang kurang baik. Itulah mengapa penting mendidik anak dengan disiplin sejak dini.
Meski emosi remaja belum stabil dan sering mengakibatkan ia mudah marah, sebagai orangtua tentunya Mama harus mengetahui penyebabnya. Dengan demikian, anak akan lebih tenang dan juga bisa menurunkan stres yang ia rasakan saat emosinya meluap.
Nah, agar Mama mengetahui apa yang anak rasakan ketika anak sedang marah, berikut Popmama.com merangkum beberapa penyebab anak remaja mudah marah berdasarkan hal-hal yang sering terjadi dalam kehidupan nyata.
1. Pubertas
Pubertas menjadi penyebab umum mengapa anak remaja cenderung mudah marah. Hal ini karena perubahan hormon dan perkembangan fisik yang dapat membuatnya labil secara emosi.
Perubahan ini sering kali tidak dimengerti anak dan membuatnya tidak nyaman dengan apa yang terjadi. Itulah mengapa anak menjadi sulit mengontrol emosinya.
Memasuki fase ini, hubungan anak dan orangtua biasanya ikut mengalami perubahan. Agar anak tidak salah memilih, tetap berikan perhatian yang sesuai dengan usianya ya, Ma.
Anak remaja lebih suka jika orangtua memposisikan diri sebagai teman, baik itu teman bercerita atau teman melakukan kegiatan sehari-hari.
Libatkan anak saat menyiapkan makan di rumah atau dengarkan secara seksama saat anak menceritakan bermacam hal tentang lingkungan pergaulannya.
Itu sangat penting untuk anak lho, Ma.
2. Kebingungan sosial
Dari usia dini hingga memasuki remaja, anak tentu akan segera memasuki lingkungan sosial baru ketika memasuki tahun ajaran baru di sekolah.
Pada tahap ini, ia mulai menyesuaikan diri dan akan merasakan perbedaan latar belakang serta cara bersosialisasi yang terbilang cukup sulit untuk ia lalui. Itulah mengapa anak sering merasa bingung dan emosinya menjadi terganggu.
3. Merasa ditindas
Merasa tak nyaman karena ditindas oleh orang lain juga bisa menjadi penyebab emosi anak meningkat. Sebenarnya tidak semua otoritas yang ia terima adalah suatu penindasan, ini menjadi pembelajaran baru dimana anak berusaha mandiri dan memandang otoritas sebagai penindasan baginya.
Baca juga:
4. Pola asuh yang tidak sesuai
Menerapkan pola asuh yang tepat terhadap mental anak tentu menjadi salah satu cara meminimalisir emosi anak saat remaja kelak. Sebab jika anak mendapat pola asuh yang tak sesuai, ini akan berujung pada rasa marah dan beban mentalnya.
Jika perlu, Mama atau Papa harus bisa menjadi orangtua sekaligus sahabat, teman, guru, atau suporter, sehingga anak dapat lebih terbuka kepada orangtua.
Ini juga menjadi satu hal penting dalam membentuk identitas remaja yang positif lho, Ma.
5. Tidak bebas atau terlalu dikekang
Masih terkait pola asuh yang tidak sesuai pada anak. Kebanyakan orangtua mendidikan anak dengan tingkat kedisiplinan berlebih, ini berakhir pada rasa tidak bebas karena terlalu dikekang.
Anak akan merasa apa yang menurutnya bahagia, selalu dilarang dan dikekang oleh orangtuanya.
Seperti hobi dan minat yang ia lakukan mungkin bersebrangan dengan keinginan orangtua, hal ini juga akan menjadi bumerang bagi anak kelak.
Salah satunya anak menjadi lebih pemarah karena rasa kecewa terhadap perlakuan orangtuanya.
6. Kurangnya perhatian orangtua
Penyebab lain yang membuat anak mudah marah adalah karena bentuk perhatian orangtua yang terlalu acuh padanya. Tidak mendapat perhatian yang cukup dari orangtua, anak usia remaja cenderung merasa dirinya tak diinginkan.
Anak merupakan amanah dan harta berharga yang harus diperhatikan dan diperlakukan selayaknya diri Mama sebagai orangtua. Inilah yang nantinya akan memengaruhi emosi anak saat memasuki remaja.
7. Kebutuhannya tak terpenuhi
Masih terkait penyebab sebelumnya yaitu terlalu mendapat kekangan, penyebab satu ini juga serupa, Ma. Anak remaja mudah marah biasanya karena keinginannya tak didukung oleh orangtua.
Sebaiknya sebagai orangtua Mama beri waktu untuk mendengar keluh kesah, keinginan, serta harapan anak demi masa depannya kelak.
8. Timbul perasaan cemas berlebih
Bahaya mental yang sering dialami anak remaja karena emosinya yang belum stabil adalah perasaan cemas berlebih yang ia rasakan. Perasaan cemas ini bisa menimbulkan emosinya meningkat dan mudah marah.
Rasa cemas memang timbul ketika terjadi suatu peringatan yang dirasanya cukup sulit atau berbahaya. Namun jika berlebihan, maka emosi anak menjadi tidak stabil dan membuatnya lebih mudah marah dalam hal apapun.
9. Rasa kecewa yang dipendam
Penyebab lainnya adalah rasa kecewa yang sudah lama ia pendam. Ini bisa karena rasa takut yang anak rasakan kepada orangtua, sehingga mereka memutuskan untuk memedam perasaan tersebut begitu dalam.
Misalnya saja perihal pendidikan dan keinginan yang tak diinginkan anak, justru harus dipaksakan oleh orangtua. Tentu itu dapat membuat psikologinya menjadi menderita dan menimbulkan marah yang berlebihan.
10. Depresi
Depresi menjadi pembicaraan serius yang harus diawasi sejak anak memasuki usia remaja. Sebab ketika anak merasa depresi, ini bisa menimbulkan emosinya tak stabil dan lebih mudah marah.
Mulai dari rasa sedih dan tertekan yang ia pendam, anak akan merasa putus asa dan merasa tidak ada kesenangan yang diberikan oleh orang sekitarnya, termasuk orangtuanya.
Itulah 10 penyebab anak remaja mudah marah. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi pembelajaran bagi orangtua dalam mendidik anak remaja menjadi panutan dan kebanggaan orangtua dan orang sekitarnya.
Baca juga:
- Anak Mudah Marah dan Sering Menentang, Waspadai Gangguan Perilaku Ini
- 5 Tanda Anak Pemarah yang Perlu Mendapat Perhatian Khusus
- Jangan Marah, Ma! Ini 8 Hal Jorok yang Pasti Dilakukan Anak-anak