Pesan Dokter Obgyn untuk Orangtua yang Memiliki Anak Perempuan
Marak kasus Pelecehan atau hubungan seks bebas anak di bawah umur, waspada Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terkait maraknya kasus pelecehan seksual atau hubungan seks bebas yang terjadi pada anak di bawah umur, dr. Amira,SpOG, salah satu dokter obgyn atau dokter kandungan yang aktif berbagai edukasi di media sosial, membagikan pesan peringatannya untuk seluruh orangtua yang memiliki anak perempuan.
Dalam video TikTok pribadinya @dokteramiraobgyn yang sempat hilang dan viral beberapa waktu lalu, dr. Amira berbagi cerita seputar pasiennya yang menjadi kasus pelecehan seksual oleh orang yang dikenalnya dari media sosial.
Berangkat dari kasus tersebut, sang dokter kemudian mengimbau para orangtua agar senantiasa memerhatikan anak perempuannya agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan tersebut.
Melansir dari TikTok milik dr. Amira,SpOG, berikut Popmama.com rangkumkan pesan dokter obgyn untuk orangtua yang memiliki anak prempuan. Simak sampai akhir yuk, Ma!
1. Berangkat dari kasus pasiennya
Dalam video TikTok miliknya, dr. Amira memberikan edukasi kepada para orangtua yang ia latarbelakangi dari kasus salah satu pasiennya yang merupakan seorang remaja berusia 15 tahun.
Dikisahkan olehnya, pasien remaja perempuan itu datang bersama kedua orangtua dan polisi untuk menjalani visum karena diduga anak tersebut telah diperkosa.
dr. Amira menjelaskan bahwa saat melakukan visum, ditemukan hasil bahwa selaput darah sang anak alami kerobekan yang diduga sudah terjadi lebih dari satu bulan. Selain itu, ditemukan pula robekan baru di dinding dan dasar vagina sang anak.
Setelah mendapatkan hasil demikian, pihak dokter kemudian langsung melakukan wawancara ulang secara mendalam pada pasien tersebut. Pasien yang masih berusia remaja itu lantas mengakui dirinya diperkosa orang yang awalnya ia kenal dari media sosial.
"Kenalan di Facebook, kemudian diajak ke rumah kosong dan pada akhirnya dipaksa mau berhubungan seksual," cerita dr. Amira dalam salah satu video TikTok miliknya.
2. Bahaya hubungan seksual anak di bawah umur
Masih dari cerita sang pasien, dr. Amira menyebutkan bahwa pasiennya itu memang telah melakukan berbagai aktivitas seksual dengan pacar-pacaranya terdahulu, sejak dirinya masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Pernyataan pasiennya tersebut tentu saja membuat sang dokter terkejut. Pasalnya, di usia kelas 6 SD tidak seharusnya anak-anak melakukan berbagai aktivitas seksual yang justru bisa membahayakan mereka.
Dari pengakuan remaja perempuan tersebut, dr. Amira mengaku dirinya tidak heran jika melihat hasil pemeriksaan terdapat banyak robekan lama dan robekan baru.
3. Orangtua perlu tegas dan terus awasi anaknya
dr. Amira sebagai salah satu dokter kandungan yang aktif berbagi edukasi di media sosial itu menyebutkan, kejujuran atau keterbukaan seorang anak penting ditanamkan sejak dini dengan metode kedekatan antara orangtua dan anak.
"Jadi nggak salah kalau orangtua itu tegas, disiplin, bahkan keras. Tapi yang jelas untuk kebaikan anaknya," pesan dr. Amira kepada para pengikutnya di TikTok, terutama para orangtua.
Menurutnya, jika anak sudah mengalami hal seperti ini sejak usia dini, bukan hanya orangtua saja yang merasa terpukul, tetapi anak itu sendiri pun menjadi korban.
Disambungkan oleh dr. Amira, "Nantinya jika (anak) menemukan laki-laki yang pas tentunya imannya baik, mungkin dari segi keluarganya juga baik, anak perempuan ini pasti akan merasa terkucilkan karena merasa sedih dirinya dia sudah tidak perawan lagi."
Dari cerita yang dibagikan dr. Amira,SpOG dalam video TikTok miliknya yang kini viral, semoga dapat menjadi peringatan bagi para orangtua, khususnya yang memiliki anak perempuan agar senantiasa mengawasinya.
Jangan sampai anak menjadi korban pelecehan seksual dari orang sekitarnya baik yang ia kenal maupun tidak dikenal, jika tidak dalam suatu ikatan pernikahan. Oleh karena itu, dr. Amira berpesan agar para orangtua terus melakukan pendekatan pada anaknya agar anak tidak merasa terasingkan di rumah.
Ketika hubungan antara orangtua dan anak sangat baik, bukan tidak mungkin anak menjadi terbuka dan mau mendengarkan apa yang disarankan orangtua terkait kehidupannya.
Baca juga:
- Apa Itu Trauma Kekerasaan Seksual? Bisa Terjadi pada Remaja
- Kedua Remaja di Tobadak Alami Kekerasan Seksual oleh Ayah dan Paman
- Waspada, Predator Seksual Mengincar Anak Lewat Game Online