TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Anak 12 Tahun Hancurkan Barang Rumah saat Ponselnya Diambil

Orangtua perlu tahu dan mengajarkan soal screen time dan tegas penggunaan ponsel

Youtube.com/Society HotSpot

Sebuah video beredar di akun Instagram @martapurapedia tentang seorang anak 12 tahun yang menghancurkan barang-barang di rumahnya karena ponsel miliknya diambil. Rupanya video itu sempat viral tahun 2022 lalu dan bukan terjadi di Indonesia.

Video yang sama juga diunggah akun Instagram @zola_hashatsi. Namun, video itu baru diunggah pada 30 Agustus 2024 lalu. Keterangan video itu menunjukkan

"Anak berusia 12 tahun menghancurkan rumah setelah ponselnya diambil oleh ibunya," jelas keterangan postingan tersebut.

Dari hal ini banyak hal yang bisa dipelajari orangtua untuk bisa mendidik anak agar punya batasan dan keterikatan terhadap barang. Tentu kebiasaan ini tidak bisa terbentuk dengan sendirinya tanpa repetisi dan ketegasan orangtua.

Berikut Popmama.com rangkum anak 12 tahun hancurkan barang rumah saat ponselnya diambil, mengejutkan!

1. Sudah viral sejak tahun 2022 lalu di luar negeri

Youtube.com/Society HotSpot

Sudah disinggung sebelumnya kalau video dengan durasi penuh kurang lebih 6 menit itu pertama diunggah pada 2022 lalu. Video Youtube dari Society HotSpot mengunggah ini di Youtube.

Keterangannya pun mirip dengan sebelumnya yang menjelaskan ada anak 12 tahun yang mengamuk dan menghancurkan barang-barang di rumahnya. Barang-barang itu berceceran dari kamar, ruang tamu hingga kamar mandi semuanya hancur berantakan.

2. Bagaimana orangtua punya ketegasan soal ponsel anak

Freepik/Freepik

Orangtua perlu menanamkan konsep dasar kepada anak bahwa penggunaan ponsel utamanya adalah untuk komunikasi dan edukasi. Hal ini berarti anak harus memahami bahwa ponsel bukan sekadar alat hiburan, tetapi juga sarana yang mendukung pembelajaran dan kebutuhan komunikasi yang bermanfaat.

Orangtua bisa menjelaskan secara jelas batasan penggunaan ponsel, seperti kapan dan bagaimana ponsel boleh digunakan, sehingga anak memiliki pemahaman yang sehat terhadap fungsi utama perangkat tersebut.

Selain itu, penting bagi orangtua untuk mengajarkan konsep kepemilikan ponsel dengan tegas tetapi bijaksana. Anak perlu memahami bahwa meskipun mereka diizinkan menggunakan ponsel, perangkat tersebut tetap menjadi milik orangtua.

Oleh karena itu, jika sewaktu-waktu orangtua meminta ponsel tersebut, anak harus menyerahkannya dengan sukarela tanpa merasa keberatan. Dengan pendekatan ini, anak diajarkan tanggung jawab sekaligus batasan yang jelas dalam menggunakan barang yang bukan sepenuhnya miliknya.

3. Bisakah anak memiliki anger issue karena ponsel?

Pexels/mohamed abdelghaffar

Penggunaan ponsel yang berlebihan pada anak dapat menyebabkan masalah emosi, termasuk peningkatan kemarahan atau tantrum. Sebuah studi yang diterbitkan dalam JAMA Pediatrics menunjukkan bahwa anak-anak yang kecanduan gadget lebih rentan mengalami tantrum dan depresi.

Dikutip dari CNA, dalam penelitian lain mengungkapkan bahwa paparan gadget lebih dari 20 menit meningkatkan risiko temper tantrum pada anak sebesar 66 persen.

Kecanduan gadget juga dikaitkan dengan peningkatan emosi negatif seperti kecemasan, kemarahan, dan stres pada anak-anak.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membatasi waktu penggunaan ponsel dan memastikan anak terlibat dalam aktivitas fisik serta interaksi sosial yang sehat untuk mencegah masalah emosi yang disebabkan oleh penggunaan gadget yang berlebihan.

4. Harus ada aturan pemakaian ponsel yang tegas dari orangtua

Pexels/Tim Gouw

Orangtua perlu menerapkan aturan yang tegas dan konsisten terkait penggunaan ponsel agar anak tidak mengalami kecanduan gadget. Aturan ini dapat mencakup pembatasan waktu penggunaan ponsel, seperti menetapkan durasi harian yang sesuai dengan usia anak dan memastikan waktu tersebut digunakan untuk aktivitas yang bermanfaat, seperti belajar atau komunikasi.

Selain itu, orangtua juga perlu menentukan waktu bebas gadget, seperti saat makan bersama keluarga atau menjelang waktu tidur, untuk membangun kebiasaan sehat dan mencegah ketergantungan.

Selain pembatasan waktu, orangtua juga harus mengawasi konten yang diakses anak melalui ponsel. Dengan mengarahkan anak pada aplikasi edukatif atau hiburan yang sesuai dengan usia, orangtua dapat memastikan penggunaan gadget lebih bermakna.

Tak kalah penting, orangtua perlu memberikan contoh dengan mengatur waktu penggunaan ponsel mereka sendiri. Anak akan lebih mudah mematuhi aturan jika melihat orangtua juga menerapkannya dengan konsisten. Dengan pendekatan ini, ponsel dapat menjadi alat yang bermanfaat tanpa mengganggu perkembangan anak.

5. Tips orangtua agar anak tidak punya kelekatan berlebih terhadap ponsel

Pexels/Andrea Piacquadio

Ketergantungan anak pada ponsel dapat mengganggu perkembangan sosial, emosional, dan kesehatannya. Oleh karena itu, orangtua perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mencegah anak memiliki kelekatan berlebih terhadap gadget ini. Berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan:

  • Tetapkan batasan waktu penggunaan, buat aturan jelas mengenai durasi harian penggunaan ponsel sesuai usia anak, misalnya maksimal 1-2 jam per hari.
  • Ciptakan waktu bebas gadget, misalnya saat makan bersama, di waktu belajar, atau menjelang tidur.
  • Dorong aktivitas alternatif yang menarik, seperti bermain di luar ruangan, membaca buku, menggambar, atau mengikuti kelas olahraga atau seni.
  • Berikan contoh yang baik, orangtua harus menjadi teladan dalam penggunaan ponsel dengan menunjukkan pola penggunaan yang sehat, seperti tidak memeriksa ponsel saat berbicara dengan anak atau saat bersama keluarga.
  • Gunakan ponsel untuk aktivitas bersama, misalnya kegiatan keluarga yang positif, seperti menonton video edukatif bersama, mencari resep untuk memasak bersama, atau memainkan permainan interaktif.
  • Berikan apresiasi atas kedisiplinan, berikan pujian atau hadiah kecil saat anak mampu mematuhi aturan penggunaan ponsel tujuannya agar mereka termotivasi untuk terus menjaga keseimbangan.

Dengan menerapkan tips-tips ini, orangtua dapat membantu anak mengembangkan hubungan yang sehat dengan ponsel dan mendorong mereka untuk lebih aktif dalam kehidupan nyata.

Itulah tadi anak 12 tahun hancurkan barang rumah saat ponselnya diambil. Semoga menjadi pembelajaran untuk orangtua ya.

Baca juga:

The Latest