Ajari Anak Sejarah Gunung Merapi, Sudah Ribuan Tahun dan Alami Erupsi
Gunung Merapi sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan terbentuk dari berbagai tahapan erupsi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini, Gunung Merapi kembali meletus dan memuntahkan awan panas ke langit Pulau Jawa. Gunung Merapi sendiri merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia.
Terbaru, awan panas kembali terjadi di Gunung Merapi pada Selasa (19/1/2021). Awan panas guguran itu sejauh 1.800 meter ke arah hulu Kali Krasak dan Boyong.
Sebelum seaktif sekarang, ternyata sejarah gunung yang fenomenal ini sudah ada sejak 400 ribu tahun lalu. Pelajaran mengenai gunung-gunung yang ada di Indonesia juga sudah dikenalkan sejak anak SD. Oleh karenanya mengenalkan ke anak lebih dulu akan membantunya di sekolah.
Berikut Popmama.com rangkum sejarah Gunung Merapi yang bisa Mama ajarkan ke anak.
1. Umur Gunung Merapi diperkirakan sudah 400 ribu tahun
Penelitian P. Berthommier berjudul “Volcanological Study of Merapi (Central Java): Tephrostratigraphic and Chronology-Eruptive Products” tahun 1990 menyebut ada 4 fase terbentuknya Gunung Merapi yang dikenal saat ini.
Periodesasi gunung ini yaitu fase pra-Merapi, fase Merapi Tua atau Purba, fase Merapi Pertengahan, serta fase Merapi Baru.
Berthommier sudah memperkirakan jika fase pra-Merapi terjadi kurang lebih 400 ribu tahun lalu. Pada tahap awal belum ada Gunung Merapi yang bentuknya seperti saat ini. Namun, saat itu sudah ada gunung yang dikenal dengan nama Gunung Bibi.
Gunung ini kemudian hancur dan meledak pada saat itu.
Setelah Gunung Bibi hancur, lalu munculah gunung baru di sebelah baratnya pada sekitar 60 ribu tahun lalu. Gunung tersebut disebut sebagai fase Merapi Tua atau Purba.
Lava basaltik (endapan batuan dari pembekuan magma) gunung ini membentuk dua bukit yang kemudian dikenal sebagai Turgo dan Plawangan (terletak di Sleman, Yogyakarta).
2. Bentuk Gunung Merapi saat ini sudah ada sejak 2000 tahun lalu
Lanjut ke fase ketiga yaitu dinamakan Merapi Pertengahan terjadi sekitar 8 ribu tahun lalu. Lelehan lava dari Merapi pada tahap ini dikenal sebagai Bukit Batulawang dan Bukit Gajahmungkur di sisi utara dari puncak Gunung Merapi.
Sejak tahap ketiga, Merapi sudah aktif melelehkan lava dan mengeluarkan awan panas. Saat tahap ini sudah terjadi letusan eksplosif di mana saat itu erupsi Merapi masih jarang bertipe ini. Area kawah yang dikenal dengan nama Kawah Pasarbubar terbentuk pada periode ini.
Tahap terakhir yang disebutkan oleh Berthommier disebut sebagai fase Merapi Baru yang dimulai sejak 2 ribu tahun lalu. Adanya Kawah Pasarbubar yang terbentuk di periode ketiga kemudian membentuk kerucut di puncak Merapi. Namun, batuan dasar yang menyusun gunung ini diperkirakan masih berasal dari fase Merapi Tua.
3. Sejak tahun 1768, Gunung Merapi sudah meletus lebih dari 80 kali
Dikutip dari berbagai sumber, rupanya Gunung Merapi memang sudah aktif sejak ribuan tahun lalu. Sejak tahun 1768, tercatat sudah lebih dari 80 kali gunung ini meletus di berbagai fase hingga Merapi Baru.
Salah satu letusan terbesar yaitu terjadi pada abad ke-19 (letusan tahun 1768, 1822, 1849, 1872) dan periode abad ke-20 yaitu 1930-1931.
Pada abad ke-20 frekuensi letusannya lebih sering. Erupsi yang terjadi hingga abad ke-19 dengan intensitas letusan yang relatif lebih besar. Diperkirakan letusan besar Gunung Merapi terjadi dalam kurun waktu ratusan tahun sekali.
Aktivitas Merapi pada abad ke-20 terjadi minimal 28 kali letusan, di mana letusan terbesar terjadi pada tahun 1931.
4. Gunung Merapi bisa kemungkinan meletus dahsyat ke depannya
Merapi yang meletus pada tahun 2010 lalu memang cukup besar intensitasnya. Namun, ternyata sebelumnya Gunung Merapi pernah meletus hebat pada ribuan tahun lalu. Ledakan-ledakan eksplosif dari fase pra-Merapi hingga membentuk Gunung Merapi Baru.
Penggambaran ledakan Gunung Merapi bahkan disebut 'memporak-porandakan Kerajaan Hindu di Jawa Tengah'.
Salah satu yang dicatat sejarah adalah tertimbunnya Candi Sambisari. Candi itu ditemukan pada tahun 1966 dan terletak 23 kilometer dari selatan Merapi. Peneliti menyebut Candi Sambisari sempat menghilang karena terpendam lahar dingin Merapi.
Bisa dibilang Candi Sambisari adalah saksi bisu dari keganasan gunung berapi aktif ini. Namun, tak hanya candi tersebut, diungkapkan peneliti banyak candi yang terkena imbas tapi kondisinya sudah hancur sehingga tak bisa lagi diselamatkan dan tak bisa kita lihat saat ini di sekitar Gunung Merapi dulu.
Ke depan beberapa ahli berpendapat bukan tidak mungkin jika nantinya Gunung Merapi bisa kembali meletus dahsyat dengan daya rusak yang luar biasa. Bahkan, ada yang memperkirakan jika ledakan itu bisa menyerupai ledakan Gunung Vesuvius yang terjadi pada 79 Masehi atau Gunung Krakatau pada 1883.
5. Tiap kali Gunung Merapi erupsi bisa mengubah geologi sekitarnya
Dampak kerusakan dari Gunung Merapi tak hanya bisa merusak lingkungan dalam beberapa waktu tertentu. Namun, letusan Gunung Merapi juga punya pengaruh untuk mengubah area sekitarnya.
Dikutip dari IDN Times, menurut catatan BPPTKG Yogyakarta pada erupsi Gunung Merapi pada 2010 terlihat kemunculan kawah baru di area gunung itu. Kawah tersebut punya lebar 423 meter, panjang 374 meter dan kedalaman 140 meter.
Menurut situs Volcano Discovery tercatat sebelumnya ada beberapa ledakan Gunung Merapi yang juga mengubah geologi. Pertama, letusan yang terjadi 1967 di mana sesaat sebelum meledak muncul sebuah kubah yang cukup besar.
Lalu pada 2001, ada kubah lava besar yang terbentuk di sana, lalu runtuh dan lavanya mengenai Sungai Bebeng dan Senowo.
Perubahan morfologi Gunung Merapi tercatat yang paling berubah terjadi pada periode 1822-1823 (kawah 600 meter), 1846-1848 (kawah 200 meter), 1849 (kawah 250-400 meter), 1865-1871 (kawah 250 meter), 1872-1873 (kawah 480-600 meter), 1930 dan 1961.
Sejarah Gunung Merapi yang panjang dan perubahan yang dilaluinya membuat gunung ini menjadi salah satu gunung api teraktif sekarang.
Erupsi hingga bumbungan awan panas ke langit saat ini masih dilaporkan terlihat. Dengan adanya tanda itu, kemungkinan masyarakat Indonesia masih bisa melihat erupsi lagi ke depannya dan perubahan yang terjadi Gunung Merapi akibat fenomena ini.
Baca juga:
- Yuk Kunjungi! 6 Daftar Tempat Wisata Bersejarah di Jakarta
- Mendikbud Nadiem Makarim: Pelajaran Sejarah Tak Dihapus dari Kurikulum
- Beri Tahu Anak, Ini 7 Fakta Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia