Penggunaan baby walker pada bayi sering kali dimaksudkan untuk mempercepat proses belajar berjalan atau memberikan hiburan. Namun, alat ini dapat memberikan dampak jangka panjang yang terlihat ketika anak memasuki usia balita. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat terjadi:
Keterlambatan Perkembangan Motorik
Baby walker memberikan dukungan pada bayi sehingga mereka tidak perlu menggunakan otot tubuh bagian bawah secara optimal. Akibatnya, otot-otot yang diperlukan untuk berjalan, seperti otot paha, betis, dan panggul, tidak berkembang dengan baik.
Ketika anak mencapai usia balita, mereka mungkin menunjukkan tanda-tanda keterlambatan motorik, seperti berjalan yang kurang stabil atau kesulitan dalam aktivitas fisik yang melibatkan koordinasi, seperti melompat atau berlari.
Postur Tubuh yang Buruk
Karena posisi tubuh yang tidak alami saat menggunakan baby walker, beberapa anak dapat mengalami gangguan postur tubuh. Saat usia balita, ini mungkin terlihat sebagai punggung yang melengkung atau posisi kaki yang tidak sejajar, anak juga dapat berjalan dengan jinjit karena terbiasa mendorong baby walker menggunakan ujung jari kakinya.
Tidak Mandiri
Baby walker dianggap dapat membuat anak menjadi mandiri karena ia dibiarkan bergerak bebas sesuai keinginannya. Namun, alat ini justru membatasi kemampuannya untuk belajar menyeimbangkan tubuh secara alami. K
etika mencapai usia balita, anak mungkin menunjukkan ketergantungan pada dukungan eksternal, seperti sering memegang benda untuk menjaga keseimbangan saat berjalan. Hal ini dapat memperlambat kemampuan mereka untuk mandiri dalam bergerak.
Masalah Koordinasi Mata dan Kaki
Baby walker memungkinkan anak bergerak lebih cepat daripada kemampuan yang harusnya mereka pelajari dengan alami. Hal ini dapat mengganggu perkembangan alami koordinasi mata dan kaki. Ketika menjadi balita, mereka mungkin kesulitan dalam aktivitas yang membutuhkan keterampilan ini, seperti bermain bola, berlari, atau menangkap benda.
Kesulitan Memahami Ruang
Bayi yang sering menggunakan baby walker tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi ruang dengan merangkak atau berjalan secara mandiri. Ini dapat memengaruhi pemahaman mereka tentang lingkungan sekitar. Ketika menjadi balita, mereka mungkin kurang terampil dalam navigasi ruang, seperti naik turun tangga, berjalan di permukaan yang tidak rata, atau menjaga jarak dengan benda di sekitar.
Risiko Trauma Fisik
Cedera yang dialami saat menggunakan baby walker, seperti jatuh atau terbentur, dapat memberikan dampak jangka panjang. Pada usia balita, anak mungkin menunjukkan rasa takut berlebihan terhadap aktivitas tertentu, terutama jika mereka pernah mengalami kecelakaan serius saat menggunakan baby walker. Trauma ini dapat memengaruhi rasa percaya diri anak dalam menjelajahi lingkungan.