Peran Indonesia dalam Melawan Kanker Serviks pada Anak
Kemenkes telah berhasil memberikan vaksinasi HPV sebesar 90% yang mana sejalan dengan target WHO
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia berpartisipasi dalam Global Cervical Cancer Elimination Forum yang diadakan pada tanggal 5-7 Maret 2024 di Cartagena de Indias, Kolombia. Mengusung tema "Advancing the Call to Action", forum ini bertujuan untuk menggalang dukungan pemerintah, donor, masyarakat sipil, dan para pemangku kepentingan global untuk memantapkan komitmen bersama dalam upaya percepatan eliminasi kanker serviks global.
Indonesia sebagai salah satu negara peserta aktif, kembali menekankan komitmennya dalam melawan kanker serviks dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran perwakilan dari Pemerintah yaitu Kementerian Kesehatan, Bappenas, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, dari organisasi masyarakat: Fatayat Nahdlatul Ulama dan dari BUMN: Biofarma.
Seperti apa peran Indonesia dalam melawan kanker serviks pada anak? Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya lebih lanjut.
1. Apa itu kanker serviks
Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada leher rahim, bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker serviks biasanya berkembang secara lambat dari lesi pra-kanker yang disebut displasia atau karsinoma in situ. Lesi ini seringkali dapat dideteksi dan diobati sebelum menjadi kanker invasif.
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus papiloma manusia (HPV), terutama tipe HPV tertentu, seperti HPV tipe 16 dan 18. Infeksi HPV adalah penyebab utama lesi pra-kanker dan kanker serviks.
Faktor risiko lainnya termasuk merokok, sistem kekebalan tubuh yang lemah, memiliki banyak pasangan seksual, mulai berhubungan seks pada usia muda, dan riwayat keluarga dengan kanker serviks.
Penyakit kanker serviks adalah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah namun rendahnya pemahaman masyarakat tentang pencegahan penyakit ini mengakibatkan angka kematian wanita karena kanker serviks masih tinggi di Indonesia.
Dengan kasus baru kanker mencapai 397,000 dan lebih dari 234,000 kematian setiap tahunnya di Indonesia, kanker serviks dan kanker payudara tampil sebagai penyakit kanker terbanyak pada wanita.
2. Kemenkes berhasil memberikan vaksinasi HPV untuk lebih dari 3 juta anak SD di Indonesia
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan rencana pengendalian kanker serviks di Indonesia akan melibatkan berbagai sektor dan seluruh lapisan masyarakat.
“Rencana Nasional Pengendalian Kanker Serviks Indonesia 2023-2030 telah dirancang dengan strategi komprehensif yang melibatkan lintas sektor, lintas program dan seluruh lapisan masyarakat untuk mempercepat pengendalian kanker serviks di Indonesia," kata Dr. Maxi dalam sambutannya.
Kementerian Kesehatan RI secara aktif mengejar target cakupan yang tinggi sejalan dengan target WHO yaitu 90% vaksinasi HPV, 70% skrining, dan 90% pengobatan dini pada mereka yang teridentifikasi. Dr. Maxi menyoroti pencapaian Kemenkes, yang telah berhasil meluncurkan program imunisasi HPV secara nasional untuk lebih dari 3 juta anak perempuan berusia 11-12 tahun sejak Agustus 2023, program ini pun telah berhasil mencapai 90% cakupan perlindungan.
Pada tahun 2024, Kemenkes akan memperluas program ini kepada anak perempuan putus sekolah dan anak perempuan berusia 15 tahun, ditambah dengan program tes gabungan DNA HPV dan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pengobatan kanker serviks.
3. Peran di sektor lain
Selain Kemenkes RI, Kementrian PPN/Bappenas, Kementrian Pendidikan, Riset, dan Teknologi, dan Kementrian Dalam Negeri juga turut mengambil peran untuk mengatasi kanker serviks di Indonesia. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, Drs. Amich Alhumami mengatakan.
“Kementerian PPN/Bappenas telah mengkoordinasikan dan memfasilitasi perencanaan serta penganggaran untuk pencegahan penyakit kanker, termasuk penyediaan vaksin HPV dan perluasan target cakupan. Kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan instansi terkait, seperti Kementerian Dalam Negeri, telah dilakukan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, dengan fokus pada peningkatan upaya promotif dan preventif.”
Koordinator Gerakan Sekolah Sehat Kemendikbudristek, Dr. Nia Nurhasanah juga mengatakan Kemendikbudristek berkolaborasi dengan Kemenkes untuk menjalankan program BIAS atau Bulan Imunisasi Anak Sekolah selama dua kali dalam setahun setiap Agustus dan November.
"Kami berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dua kali setahun setiap bulan Agustus dan November. BIAS imunisasi HPV ini menyasar siswi kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar dan yang tak kalah penting adalah terintegrasinya database imunisasi yang sudah diterima anak dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik)." katanya.
Itulah informasi seputar peran Indonesia dalam melawan kanker serviks pada anak. Global Cervical Cancer Forum 2024 diselenggarakan oleh organisasi sosial, kesehatan, dan keuangan internasional antara lain Bill & Melinda Gates Foundation, GAVI, Global Financing Facility, Pan American Health Organization (PAHO), UNICEF, United States Agency for International Development (USAID), Unitaid, World Bank, dan World Health Organization (WHO).
Forum ini didukung pula oleh pemerintah Kolombia, sebagai tuan rumah, dan pemerintah Spanyol. Semoga Indonesia bisa selalu ikut serta dalam forum tersebut di tahun-tahun kedepan dan terus bisa menunjukan komitmen dalam melawan kanker serviks khususnya pada anak.
Baca juga:
- Ciri-Ciri Kanker Hati pada Anak Sejak Dini
- Gejala Kanker Otak pada Anak yang Harus Orangtua Ketahui
- Imunisasi HPV untuk Mencegah Kanker Serviks pada Anak Perempuan