Sejarah Terbentuknya PSSI, Pernah Dibekukan FIFA!
Yuk pelajari sejarah terbentuknya Persatuan Sepakbola Republik Indonesia
Intinya Sih...
- PSSI dibentuk pada 19 April 1930 di Yogyakarta oleh Soeratin Sosrosoegondo.
- Partisipasi Indonesia dalam Piala Dunia 1938 Prancis dan konflik dengan NIVU.
- PSSI berkembang pasca kepemimpinan Soeratin, termasuk pembekuan oleh FIFA pada 2015.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI adalah organisasi tertinggi yang menaungi seluruh kegiatan resmi pada olahraga sepakbola di Indonesia. PSSI bertanggung jawab dalam mengelola 3 kompetisi teratas di Indonesia yaitu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 serta mengelola Tim Nasional Indonesia mulai dari kelompok umur hingga ke level senior. PSSI juga memiliki peran lain seperti mengurus lisensi kepelatihan, wasit dan program pembinaan pemain muda.
Namun, tahun berapakah PSSI dibentuk dan seperti apa sejarah yang pernah dilaluinya? Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang sejarah terbentuknya PSSI. Simak informasinya di bawah ini.
1. Awal mula PSSI terbentuk
PSSI dibentuk pada 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih - benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda "Sizten en Lausada" yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu - satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari "Sizten en Lausada" ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda.
Kemudian, Soeratin menggelar pertemuan pribadi bersama segenap tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung demi tidak terendus oleh Belanda. Selanjutnya, terciptalah gagasan untuk membentuk organisasi yang menyatukan sepakbola di Indonesia. Beberapa tokoh pergerakan nasional yang terlibat antara lain Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain-lain.
Saat pertemuan kembali digelar pada 19 April 1930, resmi berdiri PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia). Nama PSSI ini kemudian diubah menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia dalam kongres PSSI di Solo 1950. Ir. Soeratin lalu diumumkan sebagai Ketua Umum PSSI yang pertama.
2. Berpartisipasi dalam Piala Dunia 1938
Sejarah didirikannya PSSI oleh Soeratin tak lepas dari keikutsertaan Indonesia dalam Piala Dunia 1938 Prancis. Keinginan untuk terlibat di perhelatan akbar sepak bola dunia ini menyisakan kontroversi, mengingat kala itu Indonesia masih menjadi negara jajahan Belanda. Republik Indonesia belum berdiri.
Indonesia berlaga di turnamen ini dengan nama Dutch East Indies (Hindia Belanda) setelah lolos dari babak kualifikasi tanpa harus bertanding. Kualifikasi Zona Asia hanya diwakili oleh Indonesia dan Jepang, nama terakhir mengundurkan diri karena sedang berada dalam situasi perang dengan Cina.
Meski begitu, pengiriman Tim Nasional Hindia Belanda pada Piala Dunia 1938 tersebut diwarnai dengan cekcok antara PSSI dan Nederlandsh Indische Voetbal Unie atau NIVU. Pasalnya, pada tahun 1937 PSSI dan NIVU telah membuat kesepakatan untuk melakukan pertandingan antara PSSI dan NIVU sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia 1938.
Akan tetapi, karena tak ingin kehilangan muka dan takut dengan jajaran pemain PSSI yang kuat. NIVU melanggar janji dan memberangkatkan tim bentukannya ke Piala Dunia 1938. Soeratin marah besar atas hal ini. PSSI lantas membatalkan secara sepihak perjanjian dengan NIVU saat Kongres PSSI di Solo pada 1938.
3. Perkembangan PSSI
Pasca kepemimpinan Soeratin, organisasi sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepakbola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan.
Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional telah tertinggal sangat jauh. Tidak hanya fokus pada timnas, PSSI juga ikut serta dalam mengurus tim daerah-daerah. Hal ini sesuai dengan harapan untuk mewujudkan sepakbola sebagai olahraga dari rakyat dan untuk rakyat.
Bahkan, terhitung sejak 1 November 1952, tepatnya saat congress FIFA di Helsinki, PSSI ditetapkan menjadi salah satu anggota FIFA. Di tahun 1953, PSSI mendaftarkan diri sebagai organisasi berbadan hukum ke Departemen Kehakiman.
4. Sempat dibekukan oleh FIFA
PSSI juga sempat memiliki catatan episode kelam karena terkena masalah besar yang membuat sepakbola Indonesia sangat terancam dan mengalami krisis besar, ketika FIFA memutuskan untuk membekukan PSSI pada tahun 2015. Keputusan ini memiliki dampak signifikan pada perkembangan sepak bola di Indonesia, mempengaruhi berbagai aspek mulai dari kompetisi domestik hingga partisipasi internasional.
Permasalahan sepak bola Indonesia pada tahun 2015 berawal dari konflik internal yang melibatkan PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Kemenpora, yang dipimpin oleh Imam Nahrawi saat itu, mengeluarkan surat keputusan yang membekukan aktivitas PSSI pada bulan April 2015. Konflik ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap pengelolaan sepak bola nasional oleh PSSI, termasuk isu-isu terkait transparansi dan profesionalisme.
Kemenpora kemudian membentuk Tim Transisi yang bertugas mengambil alih tugas-tugas PSSI, yang ditolak oleh PSSI sebagai intervensi pemerintah dalam urusan organisasi sepak bola yang seharusnya independen. FIFA, yang memiliki aturan ketat tentang non-intervensi pemerintah dalam asosiasi sepak bola nasional, akhirnya turun tangan.
Pada tanggal 30 Mei 2015, FIFA resmi mengumumkan pembekuan PSSI. Alasan utama pembekuan ini adalah intervensi pemerintah Indonesia dalam urusan PSSI, yang dianggap melanggar statuta FIFA. Menurut FIFA, setiap asosiasi sepak bola nasional harus bebas dari campur tangan pihak ketiga, termasuk pemerintah. Keputusan Kemenpora yang membekukan PSSI dan membentuk Tim Transisi dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap prinsip ini.
Pembekuan PSSI oleh FIFA membawa dampak luas bagi sepak bola Indonesia. Beberapa dampak utama antara lain:
- Larangan berkompetisi di level internasional: Tim nasional Indonesia dan klub-klub Indonesia dilarang berpartisipasi dalam kompetisi internasional yang diakui FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Ini termasuk kualifikasi Piala Dunia, Piala Asia, dan turnamen antar klub seperti Liga Champions AFC.
- Terhentinya kompetisi domestik: Liga domestik Indonesia, termasuk Liga Super Indonesia (ISL), mengalami penundaan dan ketidakpastian. Banyak klub yang mengalami kesulitan finansial akibat hilangnya pendapatan dari kompetisi.
- Kerugian ekonomi: Pembekuan ini berdampak negatif pada ekonomi sepak bola Indonesia. Sponsor dan investor menarik diri, mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi klub-klub dan asosiasi sepak bola lokal.
- Kerugian bagi pemain dan pelatih: Banyak pemain dan pelatih kehilangan kesempatan untuk bersaing dan berkembang di level internasional. Beberapa pemain bahkan memilih untuk berkarir di luar negeri.
Setelah melalui berbagai upaya mediasi dan negosiasi, akhirnya pada 13 Mei 2016, FIFA mencabut pembekuan terhadap PSSI. Pencabutan ini dilakukan setelah pemerintah Indonesia dan PSSI mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan konflik dan memastikan tidak ada lagi intervensi pemerintah dalam urusan sepak bola nasional.
5. PSSI masa kini
PSSI saat ini diketuai oleh Erick Thohir yang menjabat sejak 16 Februari 2023. PSSI memiliki andil yang cukup besar atas torehan prestasi yang diraih oleh Tim Nasional Indonesia di kancah Internasional. Salah satunya adalah dengan menunjuk Shin Tae Yong sebagai pelatih pada 28 Desember 2019. Bersama Shin Tae Yong, Tim Nasional Indonesia telah berhasil menorehkan beberapa prestasi seperti:
Ranking FIFA yang Meningkat
Dikutip dari situs FIFA, STY mulai melatih timnas saat Indonesia menempati ranking 173 pada 19 Desember 2019. Ranking terendah bahkan dicapai pada September 2021, yakni 175. Namun sejak itu, ranking timnas senior terus naik. Pencapaian tertinggi dicapai pada Juli 2024 dengan peringkat 133.
Lolos Piala Asia U20 2020
Timnas U20 lolos ke Piala Asia U20 2023 usai tidak pernah kalah dalam babak kualifikasi. Sayangnya selama laga yang berlangsung pada Maret 2023 itu, timnas U20 gagal lolos dari babak grup karena hanya menempati posisi ketiga terbaik.
Lolos Piala Asia 2023, Pertama Kali Sejak 18 Tahun
Selanjutnya, timnas berhasil lolos dalam Piala Asia 2023 pada Januari-Februari 2024. Peristiwa ini juga mencetak sejarah karena terakhir kali terjadi 18 tahun lalu. Indonesia terakhir mengikuti Piala Asia pada 2007 saat jadi tuan rumah. Tak hanya itu, timnas juga berhasil mencatatkan sejarah untuk lolos ke babak 16 besar, meski harus mengakui kekalahan dari Australia.
Lolos Piala Asia U23 Pertama Kali dalam Sejarah
Sementara itu, timnas Indonesia U23 juga mencetak sejarah dengan berlaga pada kompetisi Piala Asia U23 2024 untuk pertama kali dalam sejarah dan berhasil meraih tempat ke empat pada kompetisi tersebut. Indonesia bahkan mampu memulangkan timnas Korea Selatan.
Prestasi ini nyaris membuat Indonesia lolos untuk kali pertama ke Olimpiade. Sayangnya, kesempatan itu pupus karena timnas gagal meraih kemenangan pada babak perebutan juara ketiga melawan Irak dan laga play-off melawan Guinea.
Lolos Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia
Timnas Indonesia sebentar lagi juga akan berjuang pada Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia babak ketiga pada 5 September 2024 - 10 Juni 2025 mendatang. Indonesia akan memulai babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 bertandang ke Arab Saudi pada 5 September, dengan laga kandang pertama menghadapi Australia lima hari kemudian.
Meski telah mencatatkan berbagai torehan prestasi pada level timnasnya, PSSI juga memiliki sederet 'PR' yang harus dilakukan seperti membuat kompetisi yang teratur dan mencakup segala aspek mulai dari pembinaan pemain, wasit-wasit berstandar FIFA, penyediaan perlengkapan teknologi terbaru seperti VAR, hingga pembenahan infrastruktur yang sesuai dengan standar FIFA di setiap daerah.
Itulah informasi tentang sejarah terbentuknya PSSI. Mari kita doakan semoga persepakbolaan Indonesia dapat semakin maju, karena sepakbola merupakan olahraga yang memiliki minat paling tinggi dan sangat dicintai di Indonesia.
Baca juga:
- Sejarah Real Madrid FC, Klub Sepakbola yang Banyak Disukai Anak
- Sejarah Liverpool FC, Klub Sepakbola yang Banyak Disukai Anak
- 5 Kisah Inspiratif Nadia Nadim, Pesepakbola Sukses Asal Afghanistan