Diabetes Anak Bisa Dicegah. Ini Langkahnya!
Angka kejadian diabetes pada anak meningkat hingga 700 persen dalam 10 tahun ini. Waduh...
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gaya hidup masa kini ternyata membuat masa depan anak-anak rentan. Gaya hidup dengan pola makan tinggi gula, aktivitas fisik rendah, dan mitos-mitos seputar gizi dan makanan menambah daftar bahaya untuk anak-anak kita.
Mama menyadari hal ini tidak?
Salah satu bahaya yang mengancam anak-anak adalah penyakit diabetes. Penyakit yang sifatnya kronis ini, bisa menggerogoti tubuh sehat manusia dan membuatnya mengalami disfungsi. Diabetes tidak bisa diobati namun, bisa dicegah!
Dalam rangka peringatan Hari Diabetes Sedunia, 14 November, Popmama.com mengajak Mama mengerti apa itu diabetes dan bagaimana bisa melindungi anak mama dari ancamannya.
Fakta Diabetes pada Anak di Indonesia
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Kadar gula tinggi itu muncul karena glukosa yang menumpuk di dalam darah. Penumpukan itu terjadi karena glukosa tidak dapat diserap sel tubuh karena kurangnya hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas.
Ada 2 jenis diabetes yaitu tipe 1 dan 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh penderita mengalami autoimun sehingga sistem imun menghancurkan sel pankreas. Diabetes tipe 1 diduga diakibatkan oleh faktor genetik.
Diabetes tipe 2 terjadi karena sel-sel tubuh yang kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan oleh tubuh dengan semestinya. Kegagalan ini terjadi karena banyak faktor, di antaranya karena kebiasaan pola hidup yang salah.
Semua tipe diabetes dapat memicu timbulnya berbagai penyakit berbahaya lain seperti jantung, stroke, ginjal, hingga kematian.
Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat angka kejadian diabetes melitus (DM) pada anak usia 0 hingga 18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700 persen selama jangka waktu 10 tahun terakhir.
Anak-anak sebagian besar mengalami diabetes tipe 1. Tetapi belakangan, berbagai penelitian menemukan peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada usia anak dan remaja di beberapa waktu terakhir.
Dengan catatan IDAI ini, mengukuhkan kedudukan Indonesia sebagai negara ke-6 dengan penderita diabetes terbesar di dunia. Jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Bukan sebuah prestasi yang membanggakan, kan?
Faktor Risiko Diabetes pada Anak
Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang muncul karena gaya hidup yang salah. anak-anak yang sejak dini terbiasa menjalani gaya hidup berisiko, bisa saja mengalami diabetes tipe 2. Seperti apa gaya hidup bermasalah ini?
Kurang aktivitas fisik
Anak yang terbiasa menjalani aktivitas fisik rendah cenderung mengalami obesitas. Berat badan berlebih ini biasanya dengan mudah memicu datangnya diabetes tipe 2.
Pola makan yang salah
Makanan erat kaitannya dengan kesehatan tubuh manusia. Makanan anak masa kini, rata-rata tinggi kandungan gula yang bisa menganggu fungsi pankreas.
“Di masa pertumbuhan, anak masih membutuhkan asupan yang beragam, untuk memenuhi kebutuhan perkembangannya. Ketika menyiapkan menu makanan anak, biasakan untuk membagi piring makan dalam 3 bagian; 50 persen diisi dengan sayuran dan buah, 25 persen diisi dengan karbohidrat sedangkan 25 persen sisanya diisi dengan protein seperti daging atau telur,” jelas ahli gizi Emilia Achmadi MS., RD.
Makanan yang tinggi garam juga secara tidak langsung bisa memicu diabetes. gangguan fungsi pankreas bisa terjadi karena tekanan darah tinggi yang bisa disebabkan oleh makanan bergaram tinggi itu.
Mitos mengenai makanan yang salah
Sering dengar ungkapan, “Orang Indonesia belum makan nasi, ya belum makan”? Ungkapan ini menjadi salah satu penyebab pola makan tidak seimbang kebanyakan orang Indonesia. Karbohidrat dari nasi yang tinggi glukosa tidak terlalu baik jika dikonsumsi berlebihan. Emilia menyarankan agar sumber karbohidrat yang dimakan anak bervariasi. “Gandum, kentang, ubi, jagung, adalah alternatif karbohidrat selain nasi,” katanya saat ditemui di acara media workshop terbatas Beko Indonesia.
Mitos makan lainnya membuat asupan gizi tidak seimbang. Misalnya, mitos larangan makan buah setelah makan besar yang malah mengurangi kemungkinan asupan serat dan fruktosa, gula yang lebih mudah dicerna tubuh dibanding glukosa.
Gejala Diabetes pada Anak
Mama perlu curiga jika anak mengalami:
- Sering merasa haus,
- sering buang air kecil, terutama di malam hari,
- sering merasa sangat lapar,
- turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas,
- berkurangnya massa otot,
- terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi,
- lemas,
- pandangan kabur,
- luka yang sulit sembuh,
- sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Resep untuk Cegah Diabetes
Seperti diungkap di atas bahwa salah satu faktor risiko diabetes adalah pola makan yang salah. Emilia menjelaskan bahwa sebaiknya, Mama memiliki pengetahuan tentang aturan asupan gula selama anak melakukan aktivitasnya.
“Yang pertama, tubuh perlu asupan gula untuk menjadi energi menjalani aktivitas. Namun, sudah pasti sumber gula yang diasup haruslah yang baik. Gula dari buah segar atau kering alami, madu, susu segar tanpa perasa adalah sumber gula yang baik,” kata Emilia.
Semua bahan itu bisa diolah menjadi makanan yang menggugah selera. Misalnya, selain dimakan dalam bentuk buah potong, Mama bisa membuat smoothies atau juice segar dari buah-buahan dan sayuran.
“Sebelum beraktivitas, Mama bisa memberikan anak smoothies yang mengandung buah dan susu agar energi anak cukup. Setelah beraktivitas, mama bisa memberi jus sari buah agar anak bisa dengan segera mengembalikan kadar gula dalam darah ke angka normal setelah beraktivitas,” kata Emilia.
Membuat makanan sehat, menurut Arlisa Ardhiani, Marketing Manager Beko Indonesia, bisa lebih mudah dilakukan dengan alat bantu berkualitas.
“Membuat smoothies lebih sehat dengan memakai vacuum blender Beko sebab dengan teknologi vakumnya membuat smoothies tidak teroksidasi dan kandungan nutrisi dari buahnya terjaga dengan baik,” kata Arlisa.
Resep Smoothies Warna Warni
Emilia memberikan resep smoothies sehat. Mau coba? Berikut resepnya.
Bahan:
- 1 buah pisang matang yang dibekukan.
- 1 cup atau sesuai selera buah beri (bisa diganti buah lain).
- 1 cup susu segar.
- 2 sendok makan yoghurt kental.
Cara membuat:
- Campur semua bahan di dalam wadah vacuum blender dan biarkan lumat sempurna.
- Simpan di dalam wadah tertutup rapat sebelum diminum atau segera diminum setelah dibuat.
Mau coba kan hidup lebih sehat demi masa depan anak-anak? Yuk, mulai sekarang!
Baca juga: Gejala Diabetes pada Bayi